Happy reading 🌹
***
Kicauan burung mulai terdengar, fajar telah sirna dan kini menandakan hari telah pagi, cahaya matahari memaksa masuk ke dalam celah-celah gorden, membuat seorang gadis yang semalam pingsan tersadar.
Dia mulai membuka retinanya, melihat sekeliling ruangan yang asing baginya, dan saat ia mengedarkan pandangannya dia melihat charlisa, Bella dan juga Nayla tertidur pulas sambil duduk.
"Aw, Aw"ringis Kathrine karena beberapa goresan di tubuhnya mulai nyeri. Membuat charlisa terbangun dari tidur singkat nya dan sedikit berlari ke arah dekat ranjang Kathrine.
"Lo kenapa Rin?"tanya nya dengan antusias.
"Ha..gue gak apa-apa sa"ucap Kathrine dengan suara nya yang sedikit serak.
"Beneran Lo gak papa, itu tadi nyeri goresannya atau ada bagian tubuh Lo yang lagi sakit?"tanya charlisa lagi sambil memegang pelan pergelangan tangan Kathrine.
Melihat kecemasan yang terbentuk dari wajah cantik charlisa, membuat Kathrine membelai tangan nya dengan lembut.
"Udah, gak usah segitunya kok, gue baik-baik aja"jelas Kathrine.
"Lo serius ni? Apa mau gue panggilin dokter?"ucap charlisa dengan masih paniknya.
"Udah sa, tenangin diri Lo, gue baik-baik aja oke"kata Kathrine dengan seulas senyum manis yang tersebut dari wajahnya.
"Yaudah, tapi nanti kalau ada apa-apa langsung bilang ke gue ya"
Jawab Kathrine singkat "iya sa"
"Gue ke toilet dulu ya"pinta charlisa.
Kathrine membalasnya dengan sebuah anggukan kecil nan tersenyum hambar. Sepertinya Kathrine kembali mengingat 2 pria yang menolong nya semalam, bagaimana keadaan mereka sekarang, apa mereka baik-baik saja?
Di ruang yang berbeda Renald terbaring lemah, begitu membuka matanya, nafasnya terengah-engah, seperti orang yang habis terbangun dari sebuah mimpi buruk.
Sesaat kemudian dia melihat sekeliling dan menyadari jika sekarang ia tengah berada di rumah sakit.
Tidak ada kecemasan sama sekali dari raut wajah Anggota inti Geuvats, tampaknya mereka biasa saja, mereka tahu jika paketu mereka sedang sekarat di dalam ruang IGD sana, dan besok harus melakukan operasi, tapi apa pedulinya mereka, hanya Afgan dan Rio yang menangis tersedu-sedu.
Hanya anggota inti Geuvats yang berada di rumah sakit, sedangkan anak-anak lainnya tengah berada di basecamp. Atau tepatnya sedang membersihkan basecamp yang entah sudah berapa Minggu tidak huni.
Galih dan reline juga sedang berada di rumah sakit, kondisi jantung reline sudah kembali normal dan kini sedang berada di ruangan Ravael. Sepertinya hari ini hari kesadaran bagi mereka berdua, keduanya memandang wajah tampan Ravael yang kini seputih tisu, bibirnya begitu pucat, dan tanpa sadar tetesan air mata lolos begitu saja dari wajah galih.
Kemudian reline berjalan mendekat ke arah ranjang, sampainya, ia melihat lama putranya yang kini terbaring tidak berdaya.
Menyesal?
Ya itu yang sekarang ini yang mereka rasakan, mereka menyesal telah membiarkannya pergi dari rumah, mereka juga menyesal telah mendidiknya dengan sangat keras, hingga putra mereka tidak pernah merasakan kehangatan keluarga.Tapi....
Tak ada gunanya lagi, peristiwa itu telah terjadi, memang penyesalan itu akan datang pada saat akhir dan di hampiri oleh kata kecewa."Sayang, maafin mama hiks, mama adalah mama yang bodoh hiks,tidak bisa mendidik mu dengan hiks baik, maafin mama Ravael hiks,ma-mama salah"gumam nya tak kuasa menahan tangis nya, lalu mengusap rambut Ravael dengan penuh sayang dan sesekali mencium puncak kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal is sweet ||On Going||
Teen Fiction‼️ Budayakan follow terlebih dulu sebelum membaca dan jangan lupa tinggalkan 🌟 di sana‼️ ___(be mine? 'BERAWAL DARI KEMATIAN MAMANYA... DAN PENEROR MISTERIUS?'..... "Heh kalau jalan liat-liat!"Kathrine bangkit dan menatap segerombolan cowok itu kes...