25-Kingdom of Hydra

1.8K 200 1
                                    

Berita kematian puteri Daisy menjadi topik pembicaraan utama disetiap sudut kerajaan. Tidak sedikit yang menyebarkan rumor bahwa sosok raja Garvin lah dalang dibalik semuanya. Membunuh gadis malang dengan cara kejam menjadikan raja Garvin sasaran empuk setiap tatapan sinis setiap orang.

Keputusan raja Espen untuk memberikan ijin kepada penguasa Hydra itu taklain dari Garvin Maanlicht untuk kembali kedalam kerajaannya bukan tanpa alasan.Melainkan untuk menghindari konflik antar dua kerajaan tersebut yang bisa aja menyebabkan perang karena kesalahpahaman.

Tepat dihari yang cerah dibawah terik nya matahari siang.Kereta kuda raja Garvin telah berada digerbang istana. Para bangsawan yang sejak awal sudah diistana sebelum puteri Daisy ditemukan memutuskan untuk kembali ke kediaman masing-masing, mengingat banyak urusan yang harus dikerjakan.

Raja Espen mengantar tamu kehormatannya menuju gerbang istana dengan sebuah senyuman paksa tampak jelas diraut wajahnya yang lesu.

"Semoga perjalananmu menyenangkan raja Garvin,"ucap raja Espen sembari berjalan berdampingan dengan pria tersebut.

Tidak ada jawaban yang memuaskan dari raja Garvin.Dirinya hanya tersenyum sinis kemudian menatap satu-persatu orang-orang yang ada disana,mengantarkan pergi ucap mereka tetapi mungkin lebih tepat menyudutkannya atas kematian puteri.

Seorang gadis menatap taklepas kearah raja Garvin dengan sorot mata tajamnya sejak acara pemakaman puteri Daisy dilakukan sampai sekarang.Rusy Amelie menghela napas kasar ketika mengetahui raja Garvin diberikan izin untuk bisa kembali kedalam kerajaan Hydra. Menurutnya kerajaan Maurin berhak menuntut siapa saja tidak memandang gelar siapa orang itu dan bagaimana asal-usulnya.Namun,semuanya harus ditepis karena perang antar kedua kerajaan harus dihindari sebisa mungkin.Perang besar akan menyebabkan rakyat menderita serta kekuatan dari pihak musuh tidak tanggung-tanggung mereka mempunyai kemampuan berperang sangat hebat dan menguasai udara secara mendominasi oleh kekuatan raja Garvin sendiri.

'Tidak kusangka dia begitu kejam bahkan pada gadis tidak bersalah' sesal batin Rusy karena sudah mengira bahwa raja Garvin adalah orang yang berbeda pada saat mengantarkan pulang dengan kepakan sayap mengagumkan, tapi semuanya sudah menjadi jelas tidak ada kebaikan sedikitpun didalam dirinya.

Berjalan menuju kereta kuda,raja Garvin memasang raut wajah dingin lalu tanpa keraguan melepaskan kuda yang tadinya terikat oleh tali khusus penarik kereta. Ia mengusap lembut salah satu kuda kemudian menaikinya dengan gagah-berani.Hal yang dilakukan sosok pria itu tampak mampu menyihir setiap mata gadis-gadis penuh rasa takjub. Para pelayan wanita tersipu malu mengenggam kuat sapu tangan mereka dengan sesekali melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, mereka seakan-akan lupa bahwa sosok yang dikagumi adalah  tersangka memungkinkan seorang pembunuh tuan puteri. Akan tetapi, ketampanan dari seorang Garvin tetap bisa mengalahkan kebencian para gadis yang sudah terpesona begitu dalam.

'Cih membosankan,aku juga bisa melakukannya tapi disayangkan aku seorang wanita jika menjadi pria mungkin akan lebih mengagumkan darinya' ketus batin Rusy. Ia berjalan meninggalkan halaman istana yang sudah sepi. Menatap langit bebas dan melangkahkan kaki tanpa menghiraukan apa yang terdapat didepannya.




Brrghhh...

Gadis itu tersandung sebuah batu berukuran sedang membuatnya mencium tanah beraroma khas.

"Aku berharap tidak ada yang menyaksikannya,walaupun tidak terasa sakit tapi akan membekas rasa malu, " gumam Rusy bangkit berdiri secara perlahan memperhatikan keadaan sekitar. "Huh, bagu... " Rusy Amelie mengangkat salah satu alisnya ketika seorang pria mematung beberapa langkah dihadapan dengan kondisi mulut sedikit terbuka.

"P-putra mahkota? " ucap gadis itu.

"Nona Smith,kau...baik-baik saja?" tanya pangeran Peter sembari berusaha untuk bersikap tenang meski sebenarnya ingin sekali tertawa atas apa yang sudah terjadi tepat didepan mata tadi terlebih lagi untuk menjaga perasaan gadis tersebut.

"Tidak, tidak apa-apa Yang mulia," balas Rusy. Mengalihkan pandangannya sembari menahan rasa malu tidak terbendung, ingin sekali dirinya memaki-maki batu yang menyebabkan dirinya terjatuh tadi.

"Apa kau mencari tuan Darby,nona Smith. Aku bisa mengantarmu,"ucap pangeran Peter menawarkan diri untuk mengantar sosok Rusy Amelie menemukan ayah angkatnya, untuk meminta segera kembali ke dalam kediaman seperti apa yang sudah mereka bicarakan saat dalam upacara pemakaman puteri Daisy berlangsung.





***

Jauh didalam rimbun hutan. Dua orang pria memacu kuda menerbos jalan setapak yang dihiasi pepohonan besar disekelilingnya. Suasana sangat hening hanya dengan suara kicau burung mengiring serta seekor tupai melompat mengambil biji kenari yang berserakan kemudian berlarian ketika tahu ada suara kuda yang melesat meninggalkan jejak dijalanan sempit.

Salah seorang pria memakai jubah berwarna hitam tampak menghentikan laju kuda miliknya. Raja Garvin menyipitkan pandangan kearah belakang sembari memperhatikan telapak tangannya yang terasa perih.

"Apakah ada sesuatu yang tertinggal, Yang mulia?"tanya Gerson bawahan dari raja Garvin,ah lebih tepatnya seorang tangan kanan kepercayaan.

"Gadis itu pasti berulah lagi.Aku belum menemukan cara untuk mengatasi rasa sakit ini dan aku juga tidak bisa terus menolongnya ketika berada dikerajaan Hydra. Gerson perintahkan kepada dua prajurit khusus untuk melindungi nona Smith,"

Mendapati perintah tersebut tentu saja membuat Gerson terdiam sejenak berusaha mencerna perkataan dengan baik,karena takut salah mendengarkan hal yang baru saja didapat oleh sepasang telinganya.Selama ini tidak ada seorangpun yang bisa menarik perhatian seorang raja Garvin terkenal acuh terhadap setiap gadis yang berusaha mendapatkan hatinya dengan berbagai usaha,tetapi sekarang dirinya bahkan secara khusus meminta pengawal untuk melindungi seorang gadis dari kerajaan musuh. Ada apa sebenarnya?

"Dan ingat, jangan biarkan dia terluka sedikitpun. Itu karena aku bisa merasakan rasa sakitnya, kau mengerti Gerson. "

Gerson tercengang. Ia bahkan tidak menduga seorang pria dingin,tidak memperdulikan perasaan emosional bisa berkata demikian.

"Apa anda yakin, Yang mulia?."

"Apa maksudmu, Gerson. Kau menganggap perkataan raja sebuah omong kosong?"

"B-baik Yang mulia. Saya akan mengirim dua prajurit terlatih untuk melindungi calon ratu kami, "ucap Gerson dengan nada sedikit mengejek cukup pelan tapi bisa ditangkap jelas oleh sosok raja Garvin yang sontak melontarkan tatapan tajamnya.

"Kau tidak mengerti, "balas raja Garvin. Memacu kuda berniat melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan bawahannya yang tertinggal jauh di arah belakang.






***


Disepanjang perjalanan melewati halaman utama istana. Pangeran Peter dan Rusy Amelie tidak berbincang sedikitpun sekedar menanyakan keadaan masing-masing juga tidak ada antar keduanya. Suasana yang canggung membuat Rusy Amelie tidak nyaman semakin lama. Sampai gadis bernama Rusy itu mendapati suatu yang tidak biasa dari bahu pangeran Peter.

Cahaya hitam dengan aura mengerikan memenuhi setiap bagian bahunya.

"Pangeran Peter bahu...."











~~•~~

See you next part ^_^

The Great Kingdom Of Maurin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang