Angin tipis melewati setiap inci tubuh kedua orang tersebut. Kuku tajam siap membelah perut gadis bernama Rusy Amelie tampak semakin mendekat diarah belakangnya.
Brrghh
Pukulan cepat-tepat mengenai wajah pria penyihir tadi. Ia lantas mundur beberapa langkah kebelakang sembari menatap sinis. Pukulan Rusy rupanya tidak berdampak begitu besar pada lawan, tidak ada tanda-tanda kesakitan bahkan senyuman sinis terlontarkan untuknya didepan sana sekelompok penyihir hitam mengelilingi, keluar dari dalam kabut hitam-tebal itu dengan kesiapan mereka menyerang lagi.
"Kau akan mati hari ini, nona. "
Beberapa penyihir terbang kearah Rusy yang berdiri ditengah mereka berada. Cahaya hitam semakin gelap ketika disaksikan langsung oleh manik mata biru safir gadis itu.
Pertarungan mereka tidak berjalan dengan lancar sebuah pedang terbang mendarat diantara celah Rusy dan para penyihir. Pedang yang tidak diketahui siapa pemiliknya, hanya terasa aura Hydra begitu kuat disekitar. Beberapa saat berlalu dua orang pria memakai pakaian layaknya manusia biasa berlapis jirah melompat menghalangi para penyihir.
"Bangsa Hydra? " gumam Rusy sembari menatap arah punggung dua pria dihadapannya saat ini.
"Nona, pergilah dari sini. Kami akan melindungi mu dan ingat jangan pernah berhenti teruskan langkahmu, " pinta salah seorang pria.
"Kenapa kalian membantuku? Siapa yang menyuruh kalian?."
Sebuah pertanyaan yang sangat ingin diketahui Rusy jawabannya. Karena sangat kebetulan dua orang prajurit bangsa Hydra berada didunia luar atau dirinya sedang masuk kedalam perangkap selanjutnya.
"Kami adalah prajurit khusus raja Garvin,"balas mereka singkat sebelum melesat bertarung melawan para penyihir yang sudah tampak sangat kesal karena rencana awalnya sangat menyakinkan telah dirusak oleh kekuatan yang selalu ditakuti bangsa mereka selama berabad-abad tahun berada dibawah tekanan Hydra.
"Pria itu lagi? " tanya heran Rusy. Mengerutkan dahinya dan memilih untuk segera pergi darisana. Berlari dalam perasaan tanda tanya besar atas apa yang sudah terjadi. Entah itu para penyihir selalu memburu hidupnya atau dua prajurit khusus raja Garvin yang tidak tahu kenapa mau melindunginya.
***
Diruangan dengan pencahayaan seadanya seorang pria memegang segelas anggur penuh. Memejamkan mata sambil menopang kepalanya mengunakan salah satu tangan. Suara pintu besar terbuka tidak berhasil membuat pria tersebut membuka kedua kelopak matanya yang sudah tenggelam dalam kenyamanan tersendiri.
"Yang mulia, saya sudah menemukan informasi nona Smith. "
Bawahannya menunduk hormat kepada pria dihadapan.
"Benarkah, " balasnya,sedikit ragu tersirat.
"Nona Smith, diangkat jadi anak setelah kejadian kerajaan Maurin terdahulu. Tuan Darby mengaku menemukan anaknya disalah satu tempat penampungan anak terlantar. Mengenai latar belakang nona Smith sangat minim, tidak ada penjelasan khusus tentang ayah dan ibunya, tetapi ada yang aneh----"
"Yang mulia, ada manusia yang masuk kedalam kerajaan Hydra! " pengawal istana mengatakan hal tersebut dengan lantang dari balik pintu masuk, sontak memotong penjelasan dari Gerson tadi.
Raja Garvin membuka kedua kelopak matanya menampilkan sorot tajam menusuk kegelapan, tangannya mengenggam kuat gelas yang berisi anggur-manis. "Manusia? " tanyanya kembali.
Jubah panjang sosok pria itu menyusuri setiap lorong gelap diikuti bawahannya, Gerson. menuju tempat dimana sudah ditemukannya seorang manusia yang tidak tahu bagaimana bisa memasuki kerajaan Hydra.
Seorang gadis berdiri menghadap kearah banyak rakyat Hydra yang juga menatapnya sangat sinis, seolah-olah tidak sabar untuk mencemooh.
"Bagaimana aku bisa sampai ditempat ini? Orang-orangnya terlihat sedikit berbeda, langit-langit nya begitu suram hanya sekelebat sinar yang masuk. " Rusy Amelie kebingungan, memperhatikan keadaan sekitar. Seingatnya tadi hanya berlari menuju hutan lebat tanpa memperhatikan jalan Rusy tersandung sebuah batu berukuran cukup besar dan ketika bangkit berdiri. Ia sudah masuk kedalam tempat aneh tidak dikenali ini.
Ternyata dia lah manusia yang dimaksud tadi, seorang manusia sangat tabu memasuki kerajaan Hydra karena dianggap sebagai noda bagi ras murni mereka.
Diantara segerombolan orang yang sedang mengerumuninya, terdapat sosok pria hanya dengan kedatangannya saja mampu membuat semua orang tertunduk hormat. Ia adalah penguasa yang sangat agung bagi rakyat Hydra, raja Garvin Maanlicht.
"Yang mulia," ucap mereka secara bersamaan sekaligus menundukkan pandangan.
"Nona Smith? " kata raja Garvin dengan pelan. Salah satu alis terangkat karena tidak menyangka bahwa gadis itu bisa memasuki kerajaan Hydra.
'Bagaimana dia bisa masuk? Apa ada seseorang yang membantu? Tidak, tidak mungkin. Keturunan bangsa Hydra? ,tapi...sedikit tidak masuk akal' gumam batin raja Garvin. Tatapan taklepas dari gadis didepannya yang juga merasa bingung tidak berhenti sejak kejadian ia bertemu para pembunuh.
"Aku akan membawanya keistanaku."
"T-tapi Yang mulia----"
"Apa kau tidak mendengar perkataan Yang mulia," tegas Gerson memicingkan matanya kearah prajurit meragukan tindakan rajanya.
Berjalan diantara kerumunan orang disana, tentu saja Rusy mendapatkan banyak kemarahan dari tatapan tidak mengenakan tersebut. Sampai berjalan dilorong istana yang sangat tidak mencerminkan bahwa tempat itu sebuah istana, gelap dan berdebu disetiap sudut. Terlantar kata yang pas untuk mendiskripsikan semuanya.
"Kemana kau membawaku! " seru Rusy berhenti melangkahkan kaki. Membuat raja Garvin tepat berada selangkah didepannya.
Tidak ada jawaban yang didapat. Raja Garvin berbalik menatap dengan tatapan dingin semakin mendekatkan jarak antar mereka. Senyuman tipis tergambar jelas disudut bibir raja Garvin saat menyaksikan tubuh gadis dihadapannya saat ini perlahan mundur kebelakang karena takut akan bersentuhan dengannya.
Raja Garvin merentangkan salah satu tangan kesamping membuat dinding bangunan menjadi hancur berkeping-keping hanya dengan kekuatan Hydra miliknya. Energi Hydra yang besar dan sangat sulit dilakukan bagi orang biasa.
"Rusy Amelie Maurin," ucap pelan raja Garvin dengan suara berat ditelinga Rusy yang kini tercengang diam. Usaha menutupi jati diri selama ini berakhir sia-sia siapa dirinya bisa diketahui raja Garvin dengan sangat mudah,kenapa?bagaimana? Pertanyaan yang langsung muncul dikepala gadis itu.
"Kenapa kau sangat gugup. Aku hanya bercanda," tambah raja Garvin tertawa lepas mendapati rasa takut dalam binar matanya muncul. Ia lantas memutar tubuh membelakangi sosok gadis yang kini terpaku.
~~•~~
See you next part ^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Kingdom Of Maurin
FantasyTanah Maurin yang subur, hijau dan terkenal akan kedamaiannya. Siapa sangka menyimpan banyak kedengkian,keserakahan,bahkan pengkhianatan didalam. Raja yang terkenal agung terbunuh akibat jebakan para petinggi sendiri disebuah peperangan. Bahkan, tep...