"Pangeran Peter bahu... "
"Bahu? Ini terluka akibat serangan serigala. Bagaimana kau bisa tahu,nona Smith?" jawab Pangeran Peter sembari kebingungan karena luka dibahunya tertutup oleh baju yang dikenakan tapi dapat diketahui oleh seorang gadis.
'Serigala? Kenapa aura ini begitu gelap' gumam batin Rusy Amelie. Ia tampak tidak memperhatikan pertanyaan yang dituju untuknya melainkan hanya tetap fokus pada satu titik, taklain dari bahu pangeran Peter yang sedikit membuat kecurigaan.
Gadis itu berjalan samping jalan mencari rerumputan yang dianggap bisa dijadikannya perantara mengambil racun dari dalam luka pangeran. Sehelai daun yang terjatuh tepat di depan wajahnya diambil dengan segera. Terlebih dahulu ia meletakkan cahaya biru terang sebagai penangkal racun menyebar.
"Berbaliklah, " ucap Rusy memberikan sebuah perintah kepada putra mahkota yang tentu saja sangat kebingungan atas tingkahnya.
Rusy Amelie meletakkan sehelai daun tepat ditengah luka pangeran. Menarik paksa aura gelap diatas dengan mengunakan kekuatan jiwa elf. Beruntung racun tersebut tidak terlalu kuat sehingga bisa dibersihkan dengan sangat cepat dan tidak menimbulkan kecurigaan karena tidak dirasakan sakit.
"Apa yang kau lakukan,nona Smith?"tanya pangeran Peter kembali.
"Luka anda sudah sembuh, Yang mulia."
"Sembuh?Bagaimana bisa, luka ini terlalu dalam untuk dijahit dan tidak memungkinkan sembuh dalam waktu singkat? Kau.... "
"Rahasiakan lah," ucap Rusy menampilkan senyum tipisnya kearah pria yang tengah terpaku diam ditempatnya berdiri.
Gadis itu sudah berjalan lebih dulu didepan sana,melenggang diantara jalanan bebatuan. Cahaya matahari menyinarinya dari arah depan dan jika diperhatikan lagi dari belakang akan memapangkan bahwa ia sedang bercahaya dengan rambut ikal panjang tergerai,turut bertebangan mengikuti alunan angin melintas didalam ruang tidak terbatas.
"Kau sangat menarik, nona Smith.Tidak mengherankan Arlie selalu membicarakanmu kepada ku dan terus memandang mu dari kejauhan. "
"Yang mulia, apakah kematian puteri Daisy ada hubungannya dengan serigala yang memberimu luka?"
Manik mata Rusy terarah lurus memasuki relung terdalam dari mata Pangeran Peter disampingnya.Binar itu seakan-akan menunggu sebuah jawaban pasti yang bisa membuatnya yakin.
"Kau benar," jawab Pangeran Peter kemudian mengalihkan arah tatapannya kesembarang tempat mencoba menepis rasa sakitnya saat menyaksikan kejadian-itu.
'Hutan,pasti memberikan petunjuk. Raja Garvin Maanlicht tunggu saja aku akan membongkar semua kebusukanmu' gumam batin Rusy.
Keduanya terhanyut dalam pemikiran masing-masing hampir tidak menyadari seseorang yang menghampiri disana, tuan Lewin membungkuk memberikan salam penghormatan kepada putra mahkota bersamaan dengan kedua anaknya.
"Yang mulia,"
Pangeran Peter tersontak atas kesedihannya tadi beralih kesosok bangsawan Swart yang menyapanya disana.
"Tuan Lewin,apa anda mencari ayahku? "
Tuan Lewin menatap sinis kearah gadis yang berada disamping putra mahkota dengan bersikap acuh kepada dirinya sebagai bangsawan kelas atas-tidak tertandingi."Tidak Yang mulia, saya mencari anda untuk membicarakan suatu hal. "jelas tuan Lewin.
"Baiklah."
Seorang gadis berdiri berdampingan dengan tuan Lewin tampak tersenyum simpul kearah sosok pria dihadapannya takbukan dari pangeran Peter tadi. Alesya Swart anak bungsu dari keluarga Swart sedangkan disebelah kanannya adalah Dion Swart seorang anak sulung yang dikenal sebagai pria tidak berpendidikan karena sikapnya tidak menghargai yang lebih tua dan berlaku sewenang-wenang terhadap kalangan rendah. Lebih tepatnya sebagai pria yang suka meniduri banyak wanita dengan mengandalkan nama keluargannya untuk menarik para kupu-kupu malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Kingdom Of Maurin
FantasiaTanah Maurin yang subur, hijau dan terkenal akan kedamaiannya. Siapa sangka menyimpan banyak kedengkian,keserakahan,bahkan pengkhianatan didalam. Raja yang terkenal agung terbunuh akibat jebakan para petinggi sendiri disebuah peperangan. Bahkan, tep...