"Kau? "
"Rusy Amelie Maurin," ucapnya dengan nada dingin tersirat. Sedikit ancaman dirasakan jelas oleh beberapa orang yang ada.
Sejenak senyap dan sunyi mengelilingi tubuh mereka yang ada dalam ruangan. Tidak ada sepatah katapun yang didapat, ketua pembunuh-memiliki-bekas-luka bagian dada memiringkan wajah sembari menampilkan senyuman merekah. Ia tampak tertarik terhadap sosok gadis itu.
"Puteri Maurin yang hilang. Baiklah, aku mengerti ambisimu merebut kembali kerajaan yang merupakan memang milikmu sejak awal, tapi untuk mempercayai sebagai pemimpin pembunuhan kali ini, ku rasa sedikit perasaan ragu. Ada satu syarat yang aku inginkan," kata pria tersebut. Melipat kedua tangan dengan menampilkan wajah angkuh.
"Syarat? " balas Rusy, kini kedua manik matanya memperhatikan setiap gerak-gerik lawan bicara.
"Buktikan jika kau layak," tantang sang tuan pemilik perkumpulan pembunuh bayaran itu sambil meraih kapak berukuran tidak biasa dari balik tumpukan koin emas.
Seringai menyeramkan terbit dikedua sudut bibir gadis bernama Rusy Amelie. Ia merentangkan tangan memutar-mutar persendian untuk merenggangkan tubuh. Mengambil posisi bertarung yang menurutnya sangat menguntungkan, dua telapak tangan bertapak pada lantai-kayu. Akar-akar berduri muncul kepermukaan dengan menembus paksa setiap lapisan lantai tersebut, sehingga mengakibatkan hancurnya sebagian tempat berpijak, ujung akar yang runcing tepat mengarah pada lawan di depan sana. Rusy Amelie mengangat satu alis dengan mengusap cahaya biru terang disepanjang akar-menjalar memenuhi sebagian tempat sampai menembus langit-langit.
Tujuh pria pembunuh yang sengaja memperhatikan pertarungan di samping ruangan, meneguk susah ludah saliva beberapa kali mengerjap mata, saat menyaksikan kekuatan sejati dari keturunan kerajaan Maurin yang sudah dianggap lenyap berpuluh-puluh tahun lalu. Sementara itu, pria yang memiliki senjata berukuran dua kali lebih besar pada umumnya, berdiri tenang dengan sekuat tenaga membanting kapak kearah lawan. Kapak terbentur menghantam tiang-tiang yang berdiri kokoh, menopang langit-langit ruangan. Tanpa diduga menghancurkan tempat tersebut, hingga membuat semua orang yang ada dengan gesit menghindari setiap serpihan bangunan-kayu.
Berlari dengan sangat cepat, saat ini Rusy Amelie sudah berdiri tepat diarah belakang lawan. Memukulnya mengunakan kepalan tangan yang tentu saja diikuti oleh serangan akar-akar menjalar yang terus mengikuti tuannya. Kibasan kapak terlampau tajam tampak sangat mampu menembus pertahanan akar-akar milik Rusy yang mana membentuk sebuah tameng. Serta pukulan yang dilayangkan ditahan kuat oleh telapak tangan tuan pembunuh yang memutar arah pukulan tadi kemudian melemparkan lawan kesembarang arah.
Sorot mata tajam Rusy Amelie membidik sempurna, mendarat dari lemparan dengan mulus berkat bantuan para akar-akar yang mengurangi kecepatan lawan.
Tanpa menunggu aba-aba dan hanya berselang beberapa detik setelah pertarungan pertama terjadi, tuan pembunuh melompat tinggi menuju gadis itu dengan tersenyum sinis menyerang secara dekat, memukul setiap bagian rentan bagi lawan.
Setiap pukulan yang dilayangkan berhasil ditahan oleh akar-akar milik Rusy Amelie, meskipun hancur berkeping-keping lalu berganti dengan akar lain yang akan tumbuh secepat kedipan mata.
Langkah mundur dari sosok Rusy Amelie diiringi oleh langkah tuan pembunuh dengan sangat cepat yang mana semakin mempersempit daerah serangan miliknya. Sampai tersandar pada dinding, beruntung gadis itu masih sempat menghindar dari pukulan terakhir yang bisa dianggap sangat mematikan bagi lawan.
"Ini pertama kalinya aku melihat tuan bertarung dengan serius," ucap salah seorang pria yang turut menyaksikan pertarungan sengit tersebut.
Bagian inti tempat perkumpulan pembunuh hancur akibat pertarungan yang dilakukan beberapa saat lalu. Sekelompok pembunuh dari berbagai tingkatan seketika terdiam mendongak memperhatikan dua orang yang ada diarah lain saling bertarung satu antarlain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Kingdom Of Maurin
FantasiaTanah Maurin yang subur, hijau dan terkenal akan kedamaiannya. Siapa sangka menyimpan banyak kedengkian,keserakahan,bahkan pengkhianatan didalam. Raja yang terkenal agung terbunuh akibat jebakan para petinggi sendiri disebuah peperangan. Bahkan, tep...