21-Princess departure

1.8K 217 0
                                    

Tampilan ruangan yang terbakar habis oleh api dari kekuatan miliknya mengakibatkan sebagian besar berubah menjadi reruntuhan bangunan dengan sebagian dinding kamar hancur menyisakan serpihan terkecil berhamburan. Bahkan asap dari api itu masih memenuhi serta gantungan kristal yang tadi tampak berkilau kini hanya menyisakan kepingan-kepingan dilantai rusak. Tirai yang semula terpasang rapi dan indah berakhir tragis sebagian kain habis lenyap menyisakan noda darah penyihir hitam yang berwarna hitam pekat-sedikit berlendir.

Masih tersandar disudut ruangan Rusy mengatur napas secara berurutan. Dibalik pintu sampingnya berada suara langkah kaki berlari tampak tergesa-gesa membuka paksa pintu kamar.

Tuan Darby memperhatikan semua yang sudah terjadi lalu beralih menatap sosok gadis yang hampir kehabisan tenaganya.

"Apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja," tanyanya dengan kekhawatiran sembari memegang kuat bahu gadis itu.

"Minumlah ramuan ini, "perintah tuan Darby, mengulurkan botol kaca berukuran kecil dari balik bajunya.

Rusy tahu jelas bahwa ramuan tuan Darby adalah obat pengendali kekuatan sekaligus mengembalikan manik mata hitam legamnya. Kekuatan yang tidak dapat ia kuasai selama ini. Segera mengambil botol tersebut meminumnya tanpa tersisa setetes pun.

Suara langkah kaki terdengar untuk yang kedua kalinya. Pria dengan raut wajah kekhawatiran berlebih menghampiri Rusy yang sedang bersama tuan Darby disana.

"Siapa yang melakukannya! " seru Edgar. Kedua matanya menatap tajam ditambah ketegasan secara bersamaan.Ia bangkit berdiri memperhatikan satu persatu barang-barang yang hancur sesekali mengusap pelan mencium aroma pembunuh yang jika saja tersisa ditempat kejadian.

"Mereka penyihir hitam,"tukas Rusy.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa dikerajaan kita ada penyihir! "sangkal Edgar. Berjalan menghampiri gadis tersebut dengan tatapan taklepas.

"Itu mungkin saja," ucap tuan Darby membelah keduanya.

"Mereka mencoba membunuhku karna aku mengetahui rencana rahasia. Membunuh raja Garvin,"

Sontak dua orang yang taklain dari tuan Darby dan Edgar mengalihkan pandangan pada satu titik sama yaitu sosok Rusy Amelie dengan tampilan wajah datar. Bukan tanpa alasan keduanya mengeluarkan sikap tersebut karena rencana pembunuhan atas raja kerajaan lain adalah suatu hal yang sangat sangat besar terutama menyangkut kerajaan besar nankuat seperti kerajaan Hydra.

"Apa kau yakin? "tanya Edgar,dahinya berkerut semakim dalam.

Tidak ada jawaban diberikan oleh Rusy kepada Edgar yang tampak sangat mengharapkan sebuah pernyataan membuat yakin atas hal sudah didengarnya tadi. Sementara itu tuan Darby bangkit berdiri mengetuk pelan tongkat andalan dengan tatapan menyipit kearah kobaran api masih menghiasi ruangan.

"Baiklah,kita tidak perlu membahas hal ini lain kali. Jangan biarkan orang luar mengetahuinya.Kau beristirahatlah aku akan meminta Marie membersihkan kamar atas untuk ditinggali sebelum perbaikan selesai, " jelas tuan Darby sebelum memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.

"Apa aku sudah membuat masalah untukmu?" tanya Rusy berusaha bangkit dengan susah payah walaupun dipapah Edgar lebih dulu.

"Tidak. Tidurlah lebih cepat, "tambah tuan Darby setelah ia benar-benar membuka pintu dan berjalan kembali keruangan kerja miliknya.

Entah apa yang ada didalam pikiran gadis bernama Rusy Amelie itu.Ia berlari mengikuti langkah tuan Darby meskipun sosok pria paruh baya tersebut sudah meninggalkannya terlalu jauh. Selangkah berjalan salah satu kaki Rusy tidak sengaja menginjak sebuah liontin yang menarik perhatiannya.

The Great Kingdom Of Maurin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang