50-Fierce battle

1.4K 181 4
                                    

Pertarungan sengit antara raja Garvin dan tuan Darby. Berlangsung dalam kegelapan dengan kondisi bangunan istana setengah hancur, terkecuali singgasana yang masih berdiri tegak ditempatnya berdiri. Para penyihir menyerang bawahan raja Garvin mengunakan kekuatan penuh, sihir-sihir mematikan mereka layangkan. Meski berada dibawah tekanan aura pembunuh Hydra. Namun, tidak memadamkan semangat mereka untuk mencabik-cabik tubuh lawan.

Sementara diarah depan, sosok pria paruh baya bersama dengan dua manusia setengah serigala berdiri menghalangi raja Garvin yang saa ini sedang menggendong seorang gadis tidak sadarkan diri.

Perlahan raja Garvin meletakkan tubuh lemah dari Rusy Amelie diantara reruntuhan bangunan. Berjalan mendekat kearah lawan dengan tetap memasang tatapan tajamnya. Dua sayap yang sejak tadi dibentangkan, sampai memenuhi sebagian ruangan. Saat ini dibiarkan mengecil kemudian kembali masuk kedalam tubuh. Raja Garvin mengeluarkan cahaya aneh dari telapak tangan, berwarna hitam-lekat. Menyala-nyala layaknya api yang akan melahap semua hal. Semakin langkah mendekat kearah lawan maka semakin besar pula bentuk api-hitam, membuat tangan raja Garvin tampak seperti akan dilahap sepenuhnya.

Tidak ada tanda-tanda rasa takut dari tuan Darby. Sebaliknya ia tertawa keras sebelum menyiapkan diri untuk menyerang. Mengerahkan dua manusia serigala terlebih dahulu, bertujuan mengecoh lawan.

Sontak dua manusia serigala itu menyerang tanpa keraguan dengan mengunakan kuku-kuku runcing mereka, mencoba berusaha mengenai tubuh raja Garvin. Namun, pria tersebut berhasil menghindar sesekali menyerang manusia serigala dengan memukul kuat dada mereka yang bisa dikatakan daerah rentan bagi lawan. Kepalan tangan berbalur api-hitam mengenai tubuh manusia serigala sampai-sampai cahayanya menembus tubuh mereka, terhempas kearah belakang, terbentur beberapa bagian bangunan yang semula sudah hancur sejak awal.

Disisi lain tuan Darby menggerakan bagian bangunan berukuran besar melesat kearah raja Garvin. Tentu saja hal tersebut bukanlah gangguan yang merepotkan bagi seorang raja Garvin hanya mengunakan tangan kirinya untuk menahan hantaman, bangunan itu hancur menjadi bagian terkecil. Akan tetapi, tuan Darby sudah mempunyai rencana lain. Seiring bangunan tersebut dilayangkan mengunakan sihir pengendali. Dirinya sudah berada selangkah dibelakang raja Garvin, bersiap menendang lawan dengan kekuatan penuh.

Satu detik berlalu...

Brrghh..

Keduanya saling beradu pukulan, raja Garvin menahan tendangan kuat tersebut dengan tangan kosong. Lirikan sinis diantara dua orang  terlihat sangat dingin dan menusuk, berselang beberapa waktu berlalu keduanya saling bertukar tempat dengan mendarat tepat disisi samping  ruangan.

Semilir angin berhembus perlahan menyapu tempat mereka berdiri.

"Baiklah aku tidak akan bermain-main lagi, tuan Darby. Mari selesaikan semuanya dengan cepat, " gumam raja Garvin dalam keheningan.

Sayap yang pertama kali dimasukan  kedalam tubuh. Kini membentang dengan leluasa. Jubah yang terpajang diantara dua bahunya dilepaskan kesembarang arah, melepaskan dua sarung tangan bercorak hitam. Pupil mata mengecil dengan iris yang semakin putih terang. Merenggangkan otot-otot leher sembari berjalan mendekat kearah depan, tepat dimana tuan Darby berada.

Langkah raja Garvin semakin cepat tampak semakin tidak terlihat lagi pergerakannya, hanya tersisa bayangan yang melesat keberbagai arah tanpa tujuan yang bisa disangka.

Brgghh...

Tubuh tuan Darby dihantam kuat diantara reruntuhan bangunan istana. Tidak berhenti, raja Garvin kembali melayangkan serangan menghantam seluruh letak organ yang dianggap dapat mematikan lawan dengan cepat. Suara tulang-tulang patah seiring waktu dapat didengar dengan sangat jelas oleh semua orang. Tuan Darby tidak dapat berkutik, ia terjatuh kasar dilumuran darah berwarna hitam legam miliknya. Seluruh tubuh tampak hancur tidak berbentuk.

The Great Kingdom Of Maurin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang