Derap langkah kaki kian mendekat. Tubuh seorang gadis berlumuran darah terduduk diam menatap sekeliling dengan air mata membasahi pipinya. Cairan bening yang berhasil membasahi pipi berubah jadi merah-darah. Kegelapan menyelimuti tempat yang jika diperhatikan lebih dekat akan mencerminkan pantulan diri sendiri, bakcermin besar yang melengkung.
"Kau sudah terjebak, " bisik suara pria paruh baya didekat telinga gadis itu. Suara parau dan serak. Terdengar lirih saat semakin menjauh, sontak gadis tadi menoleh kearah belakang.
Tidak ada yang didapat oleh manik mata biru safirnya. Hanya kegelapan bagaikan awan menggumpal mendekati dirinya. Teriakan dari kejauhan perlahan dekat seiring dengan langkah seseorang mengelilingi sekitar.
Rusy Amelie tersentak ditempat berdiri. Ia memasang kewaspadaan saat merasakan aura mencekam memenuhi seluruh sudut. Langit-langit berubah menjadi gelap gulita tanpa penerangan sedikitpun, tidak ada satu titik cahaya yang bisa ia dapatkan selain terangnya mata biru safir.
Diseberang sana tepat berhadapan langsung. Sesosok pria memiliki perawakan tinggi dua kali lipat dari manusia umumnya, berjalan sembari menampilkan senyuman mengerikan. Taring dikedua sisi tampak bertetesan darah hitam kental dengan sebuah pedang ditangan kanan, siap membelah tubuhnya.
"Rusy Amelie Maurin, kau akan mati! " geram sosok tersebut. Berlari kearah gadis yang berada tidak terlalu jauh didepan.
Sementara itu, Rusy Amelie lantas segera berlari kearah lain, berniat menghindari sosok yang akan membunuhnya dengan hanya satu tebasan serta mengoyak tubuh mengunakan taring panjang.
Tengah berlari kedepan sana, ia tanpa sadar tersandung sesuatu yang sangat keras. Sampai-sampai membuat luka dikakinya, darah merah segar membasahi lantai-cermin yang dijadikan tempat berpijak.
Sejenak tidak ada yang aneh. Tiba-tiba benda yang tidak sengaja ditabrak oleh dirinya, mengeluarkan suara parau dan berat.
"Nona kecil, kemana kau akan pergi, " ucapnya sambil tersenyum miring. Kedua bola mata menghitam sempurna. Sesuatu yang membuat dirinya tersandung adalah kepala sseorang. Rusy Amelie tersadar saat menyaksikan kepala itu, ternyata sosok mengejarnya sudah tidak ada dibelakang, melainkan kini diganti dengan kepala menyeramkan terpisah dari tubuh tepat berada didepan mata!
Srghh
Tubuhnya ditusuk oleh pedang panjang. Menembus sampai setengah badan pedang yang dilumuri darah miliknya. Perlahan-lahan manik mata biru safir tersebut melirik ke belakang dan benar saja dugaan Rusy. Pelaku yang menusuk adalah tubuh tanpa kepala.
Pedang panjang terbuat dari logam perak, dicabut secara paksa. Dan...
Deg
Kedua kelopak mata Rusy Amelie terbuka. Suara napas tidak beraturan jelas dalam keheningan malam.
Gemuruh membentak dari balik jendela yang ditutupi oleh tirai-baru-diganti. Cahaya lilin redup menemani, sesekali terdengar suara petir menyambar dilengkapi kilatan cahaya berwarna putih secara singkat, tampak seperti langit sedang berkedip.
Bangkit duduk ditepi tempat tidur, bersandar dengan menghela napas. Mencoba memahami apa yang telah terjadi kepada dirinya.
'Apa aku bermimpi buruk? ' tanya batin Rusy Amelie. Mendongak kelangit-langit yang berwarna kelabu dengan penerangan lilin putih yang redup.
Melirik kesebuah meja, yang di atasnya terdapat sepotong roti beserta teh hangat beraroma khas. Kedua manik mata gadis itu tidak sengaja menangkap sesuatu yang langsung membuatnya tersentak diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Kingdom Of Maurin
FantasyTanah Maurin yang subur, hijau dan terkenal akan kedamaiannya. Siapa sangka menyimpan banyak kedengkian,keserakahan,bahkan pengkhianatan didalam. Raja yang terkenal agung terbunuh akibat jebakan para petinggi sendiri disebuah peperangan. Bahkan, tep...