Kedua kelopak mata memiliki bulu mata hitam-tebal itu mengerjap beberapa kali. Mendapati langit-langit ruangan yang cukup tinggi, tapi masih tidak sebanding dengan istana miliknya dikerajaan Hydra. Raja Garvin bangkit berdiri sembari memegangi kepala yang terasa sangat berat. Sudah sejak lama ia tidak merasakan seperti saat sekarang, tidak sadarkan diri. Seluruh tubuh diibaratkan terpisah menjadi beberapa bagian. Pikiran yang masih belum jernih, raja Garvin menghela napas. Aroma teh hangat yang terletak disisi samping tempat tidur jelas memasuki rongga penciuman, serta dua butir anggur yang masih segar melengkapi piring perak tersebut. Lilin-lilin menyala menghiasi sisi jendela bertirai panjang.
"Apa yang terjadi kepadaku? " tanyanya kepada diri sendiri. Sebelum menyadari ada hal yang aneh sejak tadi dalam pikiran, seperti mencari-cari keberadaan seseorang!.
"Rusy Amelie? "
Sontak sosok raja Garvin berdiri. Memperhatikan sekeliling tapi tidak mendapati seorang gadis yang dibawanya dari kerajaan Maurin. Disebabkan dalam perjalanan keduanya mengalami masalah, sampailah ditempat ia sekarang.
Raja Garvin melangkah mendekati pintu berukiran burung merak dengan bulu-bulunya yang berwarna sangat indah. Berniat mencari tahu apa yang sebenarnya ia alami saat tidak sadarkan diri. Kemana gadis itu pergi? Siapa yang membawa mereka? Dan siapa sosok wanita yang dilihatnya terakhir kali?. Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk meminta untuk segera diberikan jawaban. Satu langkah mendekati ambang pintu keluar, langkah berat berjumlah empat atau lima orang menuju kearahnya. Raja Garvin terdiam sejenak.
"Yang mulia!" ucap mereka bersamaan.
"Gerson? "
"Apa anda baik-baik saja, Yang mulia?" tanya Gerson memperhatikan Rajanya dengan sangat teliti. Tampak jelas raut wajah penuh kekhawatiran menyelimuti.
"Yang mulia apa----"
"Rusy Amelie? Dimana dia? " Raja Garvin memotong perkataan seorang gadis yang mencoba untuk mendekat kearahnya. Tetapi, ketika mendapatkan ucapan tersebut ia perlahan mundur kearah belakang, bersandar pada dinding dingin dengan mengenggam tangan kuat. Olivia, menunduk lesu tanpa berani mengangkat wajahnya lagi.
"Bagaimana kalian bisa ada disini. "
"Ketika kami bertiga berhasil kabur dari kerajaan Maurin. Kami mendapatkan surat dari seseorang yang memerintahkan untuk segera menemuimu, Yang mulia dan orang itu adal----"
"Yang mulia, anda sudah bangun, " ucap seorang wanita berjalan masuk kedalam ruangan, tidak sengaja memotong penjelasan dari sosok Gerson tadi.
Diikuti oleh wanita lain yang memancarkan aura seorang penyihir putih dari balik jubah panjangnya yang menjuntai bebas, menyapu lantai ubin mengkilat disana."Kau... "
"Nyonya Winnie, seorang wanita biasa dan ini adalah kakakku, penyihir putih. Malam itu, dihutan aku tidak sengaja menemukan kalian. Raja Hydra dan puteri Maurin. "
"Puteri Maurin?" Tatapan raja Garvin semakin menajam pada dua orang wanita didepan.
"Aku dan kakakku adalan bawahan ratu Leyna. Dan bagaimana kami bisa mengetahui identitas tuan puteri... pada saat kakakku bertemu dengannya dihutan dulu, " jelas nyonya Winnie dengan memasang senyuman ramah-tamahnya.
Penyihir putih yang dahulu pernah meramalkan sesuatu pada sesosok Rusy Amelie dihutan, rupanya saudara kandung dari nyonya Winnie. Keduanya menyembunyikan diri dari kerajaan Maurin, dimana pernah menjadi bawahan salah satu anggota keluarga kerajaan Maurin dahulu. Ratu Leyna Genever Maurin.
"Tuan puteri sedang beristirahat diruangan yang berbeda, kondisinya..."
"Ada apa," balas raja Garvin. Mulai menatap serius. Pikirannya mulai menduga-duga hal terburuk membuat tidak tenang sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Kingdom Of Maurin
FantasiaTanah Maurin yang subur, hijau dan terkenal akan kedamaiannya. Siapa sangka menyimpan banyak kedengkian,keserakahan,bahkan pengkhianatan didalam. Raja yang terkenal agung terbunuh akibat jebakan para petinggi sendiri disebuah peperangan. Bahkan, tep...