22-Who's the real princess

1.7K 203 1
                                    

"Perintahkan kepada semua prajurit mencari keberadaan puteri Daisy!"titah raja Espen dengan lantang.

Sebagian besar kelompok prajurit secara bergantian meninggalkan istana menuju dimana puteri Daisy telah dinyatakan hilang.

Malam itu menjadi malam yang menyakitkan bagi raja Espen dan ratu Diana. Bukan hanya puteri mereka hilang tetapi poin menuju kemenangan menjadi suram.Rencana semula tersusun kini tidak bisa dikendalikan lagi. Sepanjang penantian menunggu hasil penyelidikan para bawahannya raja Espen tampak murung disinggasana terletak dalam kegelapan, tidak ada setitik cahaya atau lilin-lilin penerangan.

"Yang mulia? " tanya pelan ratu Diana sembari berjalan mendekat selangkah demi selangkah membiarkan gaun panjangnya terjuntai bebas.

"Bagaimana? Apa Daisy ditemukan? "

"T-tidak Yang mulia,"

"Daisy yang malang. Dia mungkin akan mendapatkan kesulitan nanti karena sudah gagal menjalankan perintah, "gumam raja Espen.









***

Seorang pria lengkap dengan baju jirah menaiki kuda melesat memasuki kediaman Count. Terburu-buru menghampiri tuan Darby yang ternyata tengah berkumpul dimeja makan bersama dengan anak angkatnya,Rusy Amelie.

"Salam tuan Count, " ucap pria tersebut.

'Utusan istana? Apa yang terjadi ditengah malam seperti ini?'

"Ada apa? "tanya singkat tuan Darby tanpa berbasa-basi.

"Yang mulia memerintahkan kepada semua pejabat untuk ke istana."

"Sekarang? "tanya gadis bernama Rusy itu penuh kebingungan,tidak habis pikir dengan situasi kerajaan yang hampir terlalu sibuk sampai memberikan perintah berkumpul pada tengah malam.

Tanpa berbicara tidak perlu membuat waktu terbuang sia-sia.Sontak tuan Darby berdiri lalu meninggalkan ruang makan tersebut diikuti oleh utusan istana yang ternyata mengikuti diarah belakang. Rusy Amelie masih menatap punggung dua sosok pria yang berjalan menjauh,ia menyipitkan mata kemudian bangkit berdiri menghampiri tuan Darby didepan sana.

"Tuan Darby kau punya dua pilihan sekarang.Membawaku ikut ke istana atau aku akan menyilanap sendiri,"ucap pelan gadis itu.

Tatapan dingin dari tuan Count mengisyaratkan keseriusannya terhadap hal yang terjadi. Dirinya tidak ingin melakukan suatu yang bisa menambah pikiran dan ada akhirnya dengan terpaksa menyetujui pilihan membawa anak angkatnya kedalam istana.

Masing-masing orang menaiki kuda mereka menuju istana Maurin memacu kecepatan membelah udara malam melewati pepohonan rimbun dijalan setapak sampai memasuki halaman luas.Berhenti sebentar sembari menunggu terbukanya gerbang istana yang terbuat dari besi berukiran lebih mirip akar pohon menjalar disebuah pagar. Ukuran besar nantinggi menjadi satu penghalang bagi kedua pengawal disana untuk membukanya.

Suara pagar terbuka seperti besi berdecit menyadarkan lamunan seorang gadis yang mengenakan mantel dan tangan memegang tali pengendali kuda itu menatap langsung kedalam istana utama.

Memasuki aula pertemuan yang dilakukan di istana tengah tampak terdapat beberapa bangsawan yang sudah berkumpul.

"Tuan Darby anda akhirnya tiba, "ucap seorang Viscount taklain dari orang bawahan tuan Darby memiliki jabatan setingkat lebih rendah. Tidak hanya ada bangsawan dengan gelar saja disana seseorang dari kediaman Swart turut andil dalam pertemuan.

Lewin Swart menatap datar kearah orang yang baru saja memasuki ruangan,taklain dari Rusy Amelie dan tuan Darby disana.

Sementara itu sosok Rusy tadi mengalihkan pandangan kearah pria yang duduk bersantai tanpa memiliki raut wajah tertentu, raja Garvin Maanlicht turut melontarkan senyum tipis kearahnya saat memgetahui gadis tersebut memperhatikan diam-diam.

"Puteri Daisy menghilang dalam perjalanan,tidak ada tanda-tanda keberadaannya," jelas salah seorang penasehat kerajaan kepada semua orang.

Sebagian orang yang berkumpul tercengang sekaligus diam mematung ditempat. Rusy Amelie sontak memalingkan wajah serta menyipitkan kedua mata kearah raja Garvin. Entah mengapa ada sesuatu yang menjadikan dirinya tidak tenang.

"Seperti yang kalian ketahui raja Garvin berada didalam istana ketika puteri menghilang, tuduhan tetap berlaku tapi tidak ada bukti bahwa ia adalah pelaku. "

"Bagaimana jika raja Garvin mengirim bawahannya untuk membunuh puteri diperjalanan! Menghindari pernikahan bukankah menjadi kemungkinan terbesar!" ucap lantang tuan Lewin Swart.

Diarah lain raja Garvin justru tertawa pelan, tetapi masih dapat didengar jelas oleh semua orang disana.

"Mengapa anda tertawa, Yang mulia?"tanya penasehat kerajaan yang memiliki tampilan layaknya seorang pria berumur cukup tua,karena hanya sebagian rambutnya yang sudah mulai memutih dan kerutan di bagian wajah menjelaskan bahwa dirinya akan segera memasuki usia senja.

"Apakah aku sebodoh itu, tuan Swart." ucap raja Garvin menekan perkataan yang sedikit menyimpan perasaan sinis terhadap lawan bicara.

"Bagaimana jika menyaksikan tempat kejadian secara langsung,bukankah lebih mudah menilai situasi?" terang tuan Darby.

"Saran yang bagus tuan Count. Aku akan memerintahkan... "

"Yang mulia,saya bersedia untuk pergi ketempat kejadian. Berharap mendapatkan titah sebagai persetujuan," potong pangeran Peter selaku putra mahkota. Ia menunduk dengan mengepalkan tangan kuat disisi samping tubuh. Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa dirasakannya ketika mendengar adik bungsunya telah menghilang tanpa jejak.

"Baiklah aku perintahkan kau pergi pangeran Peter, " balas sang raja Espen. Berhasil menggambarkan perasaan bahagia sejenak bagi Peter dalam hatinya.

Tuan Darby, Lewin Swart,penasehat kerajaan serta Viscount dipimpin oleh pangeran Peter memacu kuda mereka menuju tempat kejadian malam itu juga, tidak ada penundaan perintah dari pangeran Peter yang terlampau khawatir melebihi dari sekedar seorang kakak.

"Apa tidak sedikit berlebihan,"gumam Rusy membenak memperhatikan balik punggung pangeran Peter jauh meninggalkan istana bersama dengan yang lainnya.

"Apa kau tahu mengapa hanya puteri Daisy yang mewarisi rambut perak milik ratu Diana, ibunya? " ucap seorang pria diarah belakang sembari berjalan mendekat menuju depan tepat disisi gadis itu.Tatapannya bebas kedepan melampau'i batas-batas penghalang secara sadar memejamkan mata menikmati desiran angin melalui jubah bangsawannya yang terkena terpaan,helaian daun berjatuhan dan gemercik air disebuah kolam buatan.

Diantara samar-samar pencahayaan malam hari,rahang tegap milik raja Garvin begitu memikat dengan tajam sorot matanya melirik sekilas gadis tersebut disamping dirinya berdiri.














~~•~~


Siapakah sebenarnya puteri Daisy? Penasaran,next part ya🤗

The Great Kingdom Of Maurin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang