Dibalik pintu ruangan tanpa pencahayaan,jendela terkunci oleh dua papan penghalang, tempat itu dipenuhi oleh barang-barang rusak berserakan lembaran buku usang menjadi penghias lantai. Rusy berdiri menahan pintu agar tidak terbuka mengunakan punggungnya, ia sedikit merasakan sesak tetapi berusaha tetap bertahan.
Kedua manik matanya berubah menjadi biru safir! Entah apa yang sudah terjadi kepada gadis itu.
"Sial apa yang dilakukan Garvin kepadaku, apakah hanya jebakan?" Salah satu tangannya meraba-raba sekitar mengakibatkan debu berterbangan dan sebagian menempel ditelapak tangan. Rusy memegang erat dinding sekuat dia bisa.Perubahan yang terjadi padanya tidak normal! Tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Nona! Apa kau didalam? " Edgar mengetuk-ngetuk pintu.Raut wajahnya semakin memancarkan kekhawatiran.
'Edgar? Tidak tidak, dia tidak boleh melihat manik mataku'
Didalam kebimbangan melanda Rusy memejamkan mata hanya bisa berharap manik matanya kembali berubah seperti semula. Situasinya akan bertambah rumit jika sosok Edgar mengetahui identitasnya sebagai puteri Maurin. Berpikir keras gadis itu menemukan cara yang dianggap mungkin akan berhasil jika dilakukan dengan keraguan dalam hati Rusy mengambil sepotong kayu didapat dari serpihan kursi terbengkalai disana.Ia mencoba untuk membuat dirinya pingsan karena Rusy sendiri tidak tahu cara mengendalikan kekuatan mata biru safir tersebut.
"Ini mungkin akan menyakitkan,"gumamnya.
Brrghhhh
Rusy Amelie memukul bagian pundak dengan tenaga cukup keras.
Pingsan?
Tidak!
"Kenapa tidak terasa sakit bahkan sedikitpun?."
***
"Yang mulia,apa anda baik-baik saja."
Raja Garvin kembali berdiri setelah merasakan rasa sakit dipundak.Dirinya seakan-akan dipukul kuat oleh seseorang.
"Aku baik-baik saja."
Raja Garvin memasang raut wajah keheranan kemudian mencoba merenggangkan otot-otot.
***
Setelah mencoba percobaan pingsan manik mata biru safir Rusy Amelie berubah kembali menjadi seperti semula, hitam legam.Sontak ia bangkit berdiri merapikan gaun yang berantakan dan menarik napas pelan sebelum membuka pintu menemui Edgar dibaliknya.
Pintu terbuka tampak seorang pria siap dengan ancang-ancangnya berniat ingin mendobrak pintu secara paksa.
"Edgar?" tanya Rusy lebih dulu ketika menyaksikan posisi tubuh Edgar hampir tersungkur kelantai sebab tidak kuat menahan keseimbangan.
"Nona syukurlah kau tidak..."
"Kembali kejamuan ada yang ingin ku tanyakan pada Raja Garvin,sialan."
"Hah? Apa yang kau maksud? "tanya Edgar berjalan lebih cepat untuk menyamakan langkah dengan gadis taklain dari Rusy yang sudah lebih dulu meninggalkannya dibelakang.
Diperjalanan menuju tempat jamuan.Rusy berhenti sejenak menatap Edgar yang kebingungan atas perubahan singkat dari sikap gadis itu.
Tangan kanan Rusy mencubit lalu memutar kuat perut pria disampingnya, dengan susah payah menahan teriakan keras dari rasa sakit. "Apa ini menyakitkan? "tanya Rusy.Raut wajahnya bahkan tampak tidak merasa bersalah atas apa yang sudah ia lakukan pada sosok Edgar.
"N-nona i-ini s-s-sangat saki-it,"ucap Edgar terbata-bata, menekan kuat giginya sebelum tangan Rusy terlepas sepenuhnya.
"Cobalah lakukan hal yang sama kepadaku, "pinta Rusy Amelie.Sungguh permintaan sangat aneh untuk Edgar sebagai seorang pria menyakiti wanita,tentu saja itu tidak mungkin akan ia lakukan terutama kepada gadis yang sudah dianggap adik sendiri. Tidak biasanya permintaan keluar dari mulut Rusy kepada Edgar jika diingat lagi hampir tidak pernah dilakukannya, tapi saat ini permintaan pertama kali sejak mereka bersama tapi sebuah permintaan tidak biasa!.Apakah saat Edgar bepergian kepala gadis ini terbentur sampai membuat celah dalam otak, gumam batin Edgar.Karena dirinya hampir tidak bisa mempercayai hal apa yang telah ditangkap oleh sepasang telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Kingdom Of Maurin
FantasyTanah Maurin yang subur, hijau dan terkenal akan kedamaiannya. Siapa sangka menyimpan banyak kedengkian,keserakahan,bahkan pengkhianatan didalam. Raja yang terkenal agung terbunuh akibat jebakan para petinggi sendiri disebuah peperangan. Bahkan, tep...