8-Out of control

2.8K 265 0
                                    

Ketukan tongkat menghantam lantai ubin sehingga menimbulkan suara keras, menghentikan sejenak perbincangan yang memenuhi ruangan tersebut. Diiringi oleh dua orang pengawal disisi kiri dan kanan Raja Espen duduk dengan tatapan tajamnya diatas singgasana kebanggaan. Teriknya matahari begitu menyengat, mencoba menerobos paksa jendela kaca berlapis tirai tebal tersebut. Ditambah dengan penemuan yang sangat mengejutkan bagi seluruh kerajaan dimana pembunuhan keluara bangsawa kelas atas, tuan Daron Morcant adalah sosok yang sangat berpengaruh besar di kerajaan Maurin, lantas siapakah pelaku yang begitu berani menantang kekuasaan Maurin yang agung?.

Deretan bangsawan berkumpul serta berjejer rapi-teratur dihadapan pemimpin mereka. Istana tengah menjadi yang terbesar diantara Istana lainnya sekaligus tempat melakukan pertemuan penting dan pengadilan Kerajaan, disinilah peraturan dan hukum kerajaan Maurin dibentuk. Jumlah Istana kerajaan Maurin sendiri ada empat, pertama Istana utama tempat para bangsawan akan beristirahat termasuk melalukan berbagai acara seperti pesta dansa. Istana kiri tempat tinggal seorang Ratu bersama dengan puteri dan pangerannya tapi tidak termasuk putera mahkota, penerus takhta akan tinggal di Istana kanan bersama Raja dan terakhir adalah Istana tengah, sesuai dengan namanya tengah berarti berada diantara kiri dan kanan dibelakang Istana utama yang terletak didepan semua Istana.

"Bagaimana penyelidikan pembunuhan Duke apakah ada kemajuan?" Raja Espen berkata dengan memandangi satu persatu para bawahan, mengharapkan sebuah jawaban yang memuaskan pastinya.

"T-tidak ada Yang mulia, " jawab oleh seorang pria paruh baya.

"Benarkah tuan Glenn, " Arah tatapan Raja Espen semakin menyipit kearah sosok bangsawan Viscount yaitu Glenn Berman,sosok pria yang berada dibawah naungan kekuasaan tuan Darby sebagai pejabat Count.

"Saya yakin pelaku adalah orang yang sangat terampil Yang mulia, "ucap tuan Darby mencoba menenangkan sang Raja.

"Yang mulia, kenapa kita tidak mengintrogasi pelayan itu." Kali ini sosok putera mahkota berkata dengan menunduk kepada ayahnya,pangeran Peter mengambil langkah agar bisa dipuji oleh orang-orang disana termasuk pula Raja Espen.

"Aku sudah memerintahkan pangeran  Arlie untuk mengintrogasinya,"balas Raja Espen sembari menatap kearah anak keduanya itu.

"Yang mulia, pelayan itu mengatakan dengan terbata-bata bahwa dia bertemu dengan seorang gadis memakai jubah hitam dan penutup wajah. Pelayan itu sempat menusuknya mengunakan pisau, tepat mengenai perut sebelah kirinya."

"Yang mulia kita bisa mencarinya melalui luka itu! " Bangsawan lain berkata dengan sangat antusias sampai tidak menyadari bahwa raut wajah Raja Espen tidak begitu senang mendengarnya.

"Apa kau pikir diseluruh kerajaan hanya gadis itu yang memiliki bekas luka? "

Sontak bangsawan tadi terdiam seketika, menutup rapat-rapat mulutnya tanpa berniat mengajukan saran lagi.

"Periksa seluruh keamanan kerajaan!.Jika diperlukan lakukan pemeriksaan gadis-gadis yang terluka saat ini!."

"Baik,.Yang mulia,"ucap mereka secara bersamaan dengan meletakkan tangan kanan didada kiri lalu menundukkan pandangan.





***

"Nona, tuan mungkin tidak akan makan malam hari ini, Raja memerintahkannya untuk segera ke istana tadi pagi, " jelas Marie. Seorang wanita setengah baya, kepala pelayan mansion sekaligus pengasuh bagi sosok gadis bernama Rusy Amelie.

The Great Kingdom Of Maurin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang