Chapter 16

2.6K 303 8
                                    

! Cerita ini hanya fiksi dan mengandung unsur sesama jenis !

Jaehyun menatap serius gulungan kertas yang diberikan Taeil. Mengusak rambutnya kasar menahan emosinya yang siap meledak, tidak habis pikir dengan tindakan Ibu Suri negeri ini. “Apa kau serius Taeil? Ini sangat tidak masuk akal!!” Teriak Jaehyun.

“Dinginkan pikiranmu Jaehyun!” Ucap Doyoung.

Taeil mendekati Jaehyun dan menarik salah satu kertas diatas meja, “Ini aku sendiri yang mendengarnya, dan rencana ini juga yang harus segera kita selesaikan.”

“Tidak, aku sedang mengurus hal yang lebih penting lagi. Doyoung, lakukan penyelidikan dengan Taeil. Panggil Johnny jika kalian kekurangan orang.” Titah Jaehyun dan dibalas anggukan oleh Doyoung sedangkan Taeil menatapnya heran.

“Apa ada yang lebih genting daripada ini?” Tanya Taeil.

“Ya, takdirku sedang diincar saudaramu. Dan besok juga hari pertama dia menginjakkan kaki di academy. Doyoung, Ten sudah kau tugaskan disana?” Ucap Jaehyun.

“Sudah Tuan, dan saya juga menempatkannya satu kelas dan level dengan Taeyong.”

“Ah! Anak bungsu keluarga Algeric itu jodohmu? Sangat tidak terduga, bukankah kalian selalu bertengkar?” Ujar Taeil.

“Aku pernah mendengar kutipan, Cinta itu tidak membutuhkan alasan. Bukan begitu?” Ucap Jaehyun sambil memandang Taeil yang sedang tertawa geli.

“Grand Duke kita sedang kasmaran sepertinya.”

...

Kediaman Algeric tengah ricuh, Johnny sedang mengatur prajurit yang akan mengawal perjalanan Taeyong nanti, Chanyeol yang sedang menangisi anaknya yang akan berpisah dengannya, dan Baekhyun yang sedang menenangkan Chanyeol yang memaksa ingin mengikuti Taeyong.

Taeyong yang melihatnya menghela nafas lelah, Ayahnya ini terlalu overprotektif. “Ayah hentikan! Yongie hanya 3 bulan di Academy!”

“Tidak Yongie, Ayah akan menemanimu. Ayah kenal salah satu petinggi disana, jadi Ayah bisa mengi-“

“AYAH YONGIE SUDAH BESAR!!” Chanyeol terdiam mendengar ucapan anaknya. Besar? Tidak, anaknya masih berusia 6 tahun.

Baekhyun yang tahu isi otak suaminya pun menarik kuat pipi Chanyeol. “Dengar tidak baik kau bersikap berlebihan seperti ini Richard!!”

Dibelakang mereka Kun sedang berlari ke arah mereka. “Tuan, Tuan Jaehyun sudah datang.” Ujar Kun yang mendapat tatapan bingung dari ketiga pemilik rumah.

“Untuk apa bocah itu datang kesini? Apa dia tidak sabar menerima ujiannya?” Ucap Chanyeol.

“Saya yang akan mengawal Taeyong sampai ke Academy, Tuan Marquess.” Ucap Jaehyun dengan berjalan angkuh mendekati mereka dan tangannya langsung memeluk pinggul Taeyong.

“Tidak akan kuizinkan.” Ucap Chanyeol. Jaehyun melirik Baekhyun dan memberi kode untuk menjauhi Chanyeol, Baekhyun tersenyum dan menarik Chanyeol menjauhi mereka dengan susah payah karena postur tubuhnya saja sudah kalah.

“Kalau begitu ayo kita berangkat atau kau akan telat.” Ujar Jaehyun dan Taeyong mengangguk setuju, mereka berjalan ke kereta kuda yang sebelumnya disiapkan oleh Lay.

Dia membawa beberapa barang seperti pakaian santai dan buku-buku pemberian Suho, dan membawa Kun sebagai pelayan pribadinya. Selama berjalan tangan Jaehyun tidak lepas dari pinggulnya yang sedikit membuat Taeyong tidak nyaman.

“Tuan Jaehyun, tolong tangan Anda lepaskan...”

“Panggil tunanganmu dengan benar Yongie, Jaehyun.”

“Eum ya maksudku Jaehyun lepaskan tangan Anda”

“Tidak Baby.” Jaehyun membiarkan Taeyong memasuki kereta dahulu lalu ia duduk dihadapannya. Kyuhyun sebagai ketua pengawal berada didepan bersama dengan Kun. Ketika semua persiapan selesai keretapun berjalan meninggalkan kediamannya. Sebenarnya ia masih ingin berpamitan dengan Johnny, namun pekerjaan membuat Johnny meninggalkannya dahulu.

“Bersiaplah, ketika kau turun dari kereta ini maka statusmu sebagai Tunangan Grand Duke dimulai.” Ujar Jaehyun.

Taeyong mengangguk kecil, matanya menatap kota yang berada dibawah kekuasaan sang Ayah dengan sendu. “Aku mengerti.”

“Tidurlah, perjalanan ini akan memakan waktu cukup lama.” Taeyong menuruti ucapan Jaehyun dan menutup matanya, lalu menenangkan isi pikirannya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan seperti yang Papa dan Jaehyun katakan. Disana dia juga memiliki Ten sebagai teman dan mungkin akan bertambah nantinya.

Tidak terasa Taeyong memasuki dunia mimpi, gerakan kereta yang tidak stabil membuat kepala anak itu kadang terhantuk dinding kereta. Jaehyun yang melihat posisi tidak nyaman Taeyong segera berpindah duduk disebelah Taeyong. Menarik pelan kepala anak itu dan menidurkannya dibahu bidangnya.

Menjauhkan rambut halus yang menutupi mata indah yang sedang terpejam itu lalu mengelus pipinya yang chubby. Semua yang ada didiri Taeyong adalah kesempurnaan. Perpaduan wajah orang tuanya yang visualnya tidak main-main turun ke Taeyong. Bahkan Jaehyun bertaruh, secantik dan semenawan apapun Dewi Etienne yang dikisahkan dikitab akan kalah dengan Taeyong.

Dia mencium hidung bangir itu lalu mengalihkan perhatiannya dengan membaca beberapa dokumen yang dibawanya. Daripada waktu terbuang sia-sia lebih baik dia mencicil pekerjaannya yang tertunda, terutama tentang rencana busuk Ibu Suri Tiffany.

Setelah menempuh 5 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di Academy itu. Bangunannya masih terlihat bersih dan tidak seperti kastil yang sudah berumur. Banyak juga siswa-siswa yang berdatangan untuk belajar disemester baru ini.

Taeyong sudah bangun dari tidurnya 30 menit lalu, kini dia sedang menahan gugup yang tiba-tiba melingkupinya. Menggigit kuku mungilnya adalah kebiasannya ketika sedang gugup dan takut. Jaehyun menyanggal tangan Taeyong dan menggantikannya dengan sebuah kecupan manis.

“Jangan khawatir aku tidak akan mengamuk. Tenangkan pikiranmu sayang, tidak ada yang perlu ditakuti.”

“Aku khawatir akan dimusuhi mereka atau dirundung...”

“Hanya orang yang tidak sayang nyawa yang akan melakukannya, ingat ini. Kau adalah bangsawan tertinggi disini, mereka semua akan menunduk padamu makanya jangan takuti hal bodoh itu.”

Taeyong mengangguk dan berusaha memotivasi dirinya, ini adalah perang solo pertamanya. Dia harus mampu melewati ini agar kedepannya akan mudah. Pintu kereta mereka diketuk dan Kun mengatakan ini adalah saatnya mereka turun.

“Ayo.” Jaehyun menggenggam tangan Taeyong dan turun lebih dahulu disusul dengan Taeyong. Semua perhatian langsung menuju ke arah Taeyong. Tentunya putra seorang Marquess sedang berada disini dan juga kehadiran Grand Duke yang baru.

Desas-desus bermunculan tentang hubungan apa yang sedang mereka jalin, karena tangan mereka tidak terlepas sama sekali.

“Belajarlah dengan giat, 3 bulan lagi aku kembali dan melihat sudah berkembang sampai mana kau. Dan saat itu juga aku akan melamarmu dengan resmi sayang...”Ucap Jaehyun seraya mencium pucuk tangan Taeyong dan itu mengundang teriakan wanita yang berada disana.

“Mereka bertunangan?!”

TBC

Hai guys maaf banget ya pendek, wp webnya eror kgk bisa dibuka terus anabul aku lagi sakit huhu, jdi maaf ya kalau tiba tiba aku gak update. Makasih banyak yang sudah mendukung cerita ini! I love you❤️❤️

-jw1709

Fam'Or | Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang