Chapter 29

2.1K 263 9
                                    

Kini hanya Taeyong, Chaeyeon dan Mark saja yang tinggal di Taman, karena Sehun dan Limji harus mengusut masalah perbudakan yang dimaksud Mark. Walaupun tadi mereka sempat beradu argumen karena Sehun bersikeras ingin mengerjakannya sendiri dan Limji menjaganya namun Taeyong tolak karena pasti akan memakan waktu yang lama dan melanggar perjanjian dengan Chanyeol, juga ini daerah kekuasaan mereka jadi aman untuk Taeyong.

"Hey Mark berapa usiamu sekarang?" Tanya Chaeyeon berusaha mendekatkan diri dengan bocah itu, karena sangat terlihat bahwa dia sedang ketakutan dengan mereka. Sedangkan Taeyong sedang membuat lapisan pelindung untuk mereka sebagai pengamanan ganda untuk mereka.

"8 tahun nyonya..." Jawab Mark dengan wajah menunduk tidak berani menatap mereka.

"8? Tapi tubuhmu terlalu kecil, apa kau makan dengan baik?"

"Mark akan makan kalau Mark berhasil menjual satu mainan ini."

"Kalau tidak ada yang membeli bagaimana?" Kali ini Taeyong yang bertanya.

Mark menatap mereka takut dan memainkan jarinya gelisah, "Ma-mark tidak mendapat makan dan dipukuli ketua panti..." Jawaban Mark sontak membuat darah Taeyong mendidih. Daerah kekuasan Algeric adalah daerah yang damai dan makmur tanpa perbudakan ataupun penjualan ilegal, tapi kenapa mereka bisa lolos dari pengawasan mereka?

"Kalau begitu, apa Mark ingat rumah Mark sebelumnya?" Tanya Taeyong dan mengelus lembut kepala Mark supaya anak itu sedikit mengurangi rasa takutnya.

Mark mengangguk pelan, "Mark dulu tinggal disebuah tenda kecil yang hanya dilapisi kardus untuk tidur. Ayah dan ibu meninggal dalam perang dan sejak umur 5 Mark sudah tinggal sendiri lalu 6 bulan lalu dibawa paksa oleh ketua panti untuk tinggal disini..."

6 bulan berarti panti itu masih baru dibangun, pantas saja luput dari pengelihatan mereka. Taeyong menoleh pada Chaeyeon dan berbisik untuk membeli sedikit roti untuk Mark makan dan wanita itu segera pergi untuk membelinya.

"Apa ada anak lain selain dirimu disana Mark?"

"Eung! Namun mereka masih dibawah Mark dan Mark sering menggantikan mereka dihukum. Mark tidak suka melihat adik-adik dipukul maka Mark yang menggantikannya..."

Oh dewa anak ini sama seperti Taeyong Algeric yang asli, Taeyong bisa merasakan hatinya berdenyut mendengar untaian kata yang diucapkan anak ini. Dengan tubuh kurusnya dia rela memberi tubuhnya untuk menggantikan para adiknya. Taeyong menelisik tubuh Mark, benar seperti yang Chaeyeon katakan tubuhnya terlalu kecil untuk anak laki-laki berusia 8. Bekas luka lama dan baru tercetak jelas dari leher, kaki dan tangan mungilnya, jangan lupakan bekas lebam yang masih terlihat. Bagaimana bisa tubuh sekecil ini menanggung semuanya.

"Tuan ini rotinya." Chaeyeon segera memberikan roti yang dia beli dari toko terdekat, Taeyong mengambilnya dan membelah roti itu menjadi potongan yang lebih kecil lalu memberikannya pada Mark. "Makanlah Mark."

"Tidak Tuan! Mark akan makan nanti...tolong jangan berikan manusia kotor ini berkatmu Tuan..." Ucap Mark dan malah bersujud meminta ampun yang tentu saja membuat Taeyong panik, dia meletakkan roti dikursi dan mengangkat tubuh Mark lalu menggendongnya. Tubuhnya sangat ringan, bahkan jika dibandingkan dengan pedang Ayahnya tubuh Mark masih lebih ringan.

"Apa yang kau maksud dengan manusia kotor? Manusia kotor adalah spesies manusia yang melakukan hal menjijikkan, sebagai contoh ketua panti asuhanmu." Dan Ibu Suri.

"Jadi jangan pernah menyebut dirimu sebagai manusia kotor Mark kau paham? Karena akan kupastikan kau segera mendapat nama berkat dan keluarga." Ucap Taeyong dengan senyum hangatnya yang berhasil membuat Mark menangis dan memeluk lehernya erat. Membenamkan wajahnya dipotongan leher Taeyong dan berulang kali menggumamkan kata terima kasih dan maaf.

Fam'Or | Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang