Taeyong berlari secepat yang dia bisa untuk menyusul Jaehyun dan Xiumin yang bertarung tidak kenal tempat. Cukup sulit untuk menemukan mereka karena kecepatan Magis dan Fisik yang mereka punya sampai akhirnya kakinya berhenti melangkah ketika Xiumin jatuh terlempar setelah tubuhnya terkena tendangan Jaehyun.
Taeyong mempercepat langkahnya, mengulurkan tangannya berusaha menggapai Jaehyun yang sedang diselumuti api kemarahan. Jaehyun menatap tajam Xiumin yang sedang berusaha menjauhinya, dia mengangkat pedangnya mengarahkannya pada Xiumin dengan bibirnya yang menyeringai.
"Hancurlah kau, Darkness sialan." Desis Jaehyun dan segera mengayunkan pedangnya.
"Tidak Jaehyun! Jangan kumohon..." Teriak Taeyong dan memeluk tubuh Jaehyun sangat erat yang berhasil menghentikan gerakan Jaehyun.
Jaehyun menggeram, "Sialan apa kau tahu apa yang sedang kau lakukan Permaisuri?"
"Ya, aku sadar sepenuhnya. Kembalikan Jaehyunku..."
"Tidak akan pernah. Anak itu terlalu lemah dan tidak bisa melindungimu. Bukankah lebih baik aku saja yang memiliki tubuh ini dan melindungimu?"
Taeyong menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya, "Aku tidak suka jika tangan itu harus membunuh apalagi untuk diriku!"
Jaehyun mendesis, "Bukankah anak ini juga selalu membunuh? Sadarlah Permaisuri bahkan anak ini lebih kotor daripada sampah!"
"Omong kosong! Berhenti menghina takdirku dan kembalikan Jaehyunku!"
Mereka terlalu sibuk dengan perdebatan mereka sampai tidak menyadari Xiumin yang sudah menyembuhkan lukanya dan bersiap menyerang mereka. Pria itu merangkak berjalan ke belakang mereka yang tengah lengah mempeributkan hal yang tidak penting.
Xiumin mengulurkan tangannya, sebuah bola asap hitam berkumpul ditelapak tangannya. Menggerakkan tangannya ke tubuh Taeyong yang tidak dilindungi apapun. "Kalian bodoh sekali, ingatlah bahwa ini masih ditengah medan perang." Ucapnya dan melepaskan bola hitam itu.
"Cupula deluz!" Ucap Taeyong dan mereka bertiga masuk dalam kubah cahaya yang muncul dari ruang hampa. Bola hitam itu langsung menguap hilang, tentu saja kubah ini sudah dicampur dengan Elixir si penetral Darkness.
"Aku tidak ingin kehilangan kalian berdua, tidak masalah jika setelah ini umurku akan berkurang karena itu lebih baik daripada penyesalan tak berujung." Taeyong tersenyum dan menyentuh bahu Jaehyun dan Xiumin yang tidak bisa bergerak.
"Cadena deluz..." Gumamnya dan rantai keluar dari telapak tangannya melilit tubuh Jaehyun dan Xiumin. Mereka berteriak karena rantai itu menembus inti Mana mereka dan terasa seperti diremas kencang.
Tubuh Xiumin perlahan melemas dan terjatuh lalu Jaehyun, Matanya kembali menjadi merah pekat juga taringnya hilang. Tubuhnya perlahan jatuh dan berlutut didepan Taeyong dengan kepala yang menunduk. Taeyong melepas Magis Lightnya dan menyamakan tingginya dengan Jaehyun.
Dia memeluk tubuh itu dan menumpahkan air matanya, "Jaehyunie? Bangun, kembalilah padaku..." lirihnya ditengah isakan tangisnya.
"JAEHYUN KEMBALILAH ATAU AKU TIDAK AKAN MAU MENEMUIMU LAGI!!" Taeyong berteriak.
"Ah kurasa gendang telingaku sudah rusak..."
"Eung? Jaehyun?" Taeyong segera melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Jaehyun yang sedang tersenyum jahil padanya. Taeyong mendengus dan menjauhkan tangannya, "Berhentilah menjahiliku!! Apa kau tahu seberapa khawatirnya aku?!"
Jaehyun terkekeh, "Maafkan aku sayang, aku kembali. Terima kasih Yongie..." Jaehyun menarik tengkuk Taeyong menempelkan bibir mereka. Hanya sebuah kecupan hangat sebagai ungkapan kasih sayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam'Or | Jaeyong ✔
Fanfiction[SELESAI] Lee Taeyong yang sudah tidak tahan dengan pahitnya dunia dan hanya diperalat oleh keluarganya memutuskan untuk bunuh diri. Namun naas, dia malah terbangun didunia komik yang selama ini dia baca. "Keluarga harmonis? Jangan Konyol!" "Ayah, K...