Jaehyun melangkahkan kakinya dengan perasaan gugup menuju ruang makan. Memperbaiki kembali penampilannya agar terlihat rapi dihadapan mertuanya-calon- dan mengatur rasa gugupnya yang melebihi gugup bertemu Kaisar. Ia membuka pintu besar itu dan berjalan menuju tempat duduk kosong disebelah kanan Chanyeol atau biasanya tempat Johnny.
"Selamat Pagi." Ucapnya seraya mendudukkan tubuhnya. Taeyong dan Baekhyun membalas senyum sedangkan Mark menyambutnya senang.
"Pagi." Ujar Chanyeol dan Johnny datar.
Jaehyun meneguk ludahnya dan mempersiapkan alat makannya, 'Sialan kenapa aura pria ini mencekam sekali.'
"Jaehyunie apa kau memiliki larangan makanan? Bilang saja agar dipersiapkan kepala koki." Ujar Baekhyun lembut.
Jaehyun menggeleng, "Tidak ada Baek."
"Panggil suamiku dengan benar. Bagaimana bisa Taeyong memiliki takdir seperti ini." Ujar Chanyeol sambil menyantap menu sarapannya.
"Saya tidak memiliki larangan apapun, Marcioness."
Taeyong merengut kesal dengan sikap dingin Ayahnya pada Jaehyun, bukannya sebelumnya mereka guru dan murid kenapa mereka seperti tidak ramah sama sekali. "Ayah jangan terlalu keras dengan Jaehyun!"
"Ingat kau berada dimana sekarang Taeyongie. Bukan hanya Ayah yang melihat adegan tidak senonoh itu, aku juga melihatnya. Bagaimana jika Mark terbangun dan melihat kalian berbuat seperti itu?" Ujar Johnny yang menghentikan makannya dan menatap Taeyong tajam.
Sedangkan pelaku kejadian itu terdiam. Baekhyun yang tidak mengetahui apa yang dimaksud Johnny mengerutkan dahi. "Apa yang terjadi semalam? Kenapa Papa tidak tahu?"
Johnny menghela nafas, "Mereka berdua berciuman dilorong depan kamar Taeyong dengan pintu terbuka, bagaimana jika Mark melihat tingkah laku mereka?"
Mata Baekhyun membola, "Apa kalian sudah melakukannya?" Bisik Baekhyun pada Taeyong. "A-apa maksud Papa! Yongie tidak paham!" Balasnya dengan pipi bersemu merah.
"Memang ada apa dengan berciuman? Mark juga sudah pernah melihat ketua panti berhubungan dengan wanita jahat." Ujar Mark polos yang sukses membuat satu ruangan terdiam.
"Apa maksud perkataanmu Mark?" Tanya Taeyong.
Mark mengangguk, "Mark pernah disuruh diam melihat ketua panti berhubungan dengan wanita jahat yang selalu menampar Mark. Mereka melakukan seperti ini..." Ujar Mark dengan memperagakan tangan menempel satu sama lain.
Taeyong yang melihat gerak gerik anaknya menahannya dan menyuruhnya untuk tidak melakukan ataupun menyebut kalimat tadi. Sedangkan empat pria lainnya tengah mengepalkan tangan mereka menahan tersulunya emosi.
"Ketua panti itu sudah kalian bereskan John?" Tanya Chanyeol.
"Sudah Ayah, sudah kami serahkan pada Ksatria Penjaga." Jawab Johnny.
"Batalkan, ambil kembali pria itu beserta wanita yang disebutkan Mark tadi. Katakan kasus ini akan diambil alih Keluarg Algeric sendiri."
"Tidak, katakan ini menjadi urusan Keluarga Algeric dan Dracvile John. Jika mereka menolak tunjukkan Pin Keluarga kami." Ucap Jaehyun datar.
Johnny mendesah, sepertinya pekerjaannya menambah sekarang. "Baiklah."
.
.
"Hati-hati diperjalanan Yongie, kabari Papa jika kau sudah sampai hm?" Ucap Baekhyun sambil memeluk Taeyong erat.
"Pasti Yongie kabari. Yongie juga pergi dengan teleportasi Sir Doyoung jadi tidak masalah."
"Teleportasi hanya boleh sampai kota Academy tetap waspada Taeyong. Jaga Taeyong dan Mark dengan benar Jaehyun." Ujar Chanyeol dengan nada posesif.
Johnny mendekati Taeyong lalu memeluknya, "Semoga kau lulus dengan hasil terbaik. Jangan paksakan dirimu diujian akhir nanti. Apapun hasil yang kau dapat nanti tidak masalah untuk kami, jadilah Taeyong Algeric kami." Ucapnya lalu mengusak rambut Taeyong.
"Baik kak!" Johnny tersenyum lalu melepaskan pelukannya dan berlutut didepan Mark. "Kau juga cepatlah tumbuh dan bertarung denganku. Jangan menyusahkan mereka apalagi berbuat nakal disana Mark. Jika mereka memperlakukanmu dengan buruk, pecahkan permata ini maka kami akan datang saat itu juga." Ucap Johnny sambil memasangkan kalung permata biru dileher Mark.
Jaehyun berdecih, "Dia anakku, tidak mungkin aku menyakitinya."
"Hanya berjaga-jaga. Kita tidak tahu akan terjadi apa kedepannya." Balas Johnny.
Mark tersenyum melihat hadiah yang diberi Johnny lalu mengangguk dengan cepat dan mencium pipi Johnny. "Terima kasih Paman! Mark akan cepat bertumbuh besar supaya bisa melindungi Bubu dan Kakek Cantik!" Ucap Bocah itu yang mengundang pekikkan gemas Taeyong dan Baekhyun.
Taeyong menggenggam tangan Mark lalu berjalan mendekati Doyoung. "Kami pergi, jaga kesehatan kalian Ayah, Papa dan Kakak." Ujar Taeyong dan melambaikan tangan mereka lalu dalam sekelip mata mereka menghilang dengan meninggalkan bekas asap.
Dalam beberapa detik mereka sudah tiba dikota yang berada di wilayah Academy. Doyoung langsung meminta izin untuk pergi dahulu karena memiliki urusan katanya. "Mark apa kau mual?" Tanya Taeyong.
Mark mengangguk, "Sedikit bubu tapi Mark bisa menahannya."
Jaehyun menggendong Mark lalu mengelus punggungnya. "Keluarkan saja jika kau memang tidak tahan."
Mark memeluk leher Jaehyun lalu membenamkan wajahnya dipotongan lehernya. "Mark baik-baik saja Daddy."
Taeyong menatapnya khawatir tapi ditenangkan oleh Jaehyun, dia mengatakan fokus saja dengan pembelajaran hari ini Mark dia yang akan mengurusnya. Mengangguk setuju mereka memutuskan untuk segera pergi ke Academy sebelum gerbang ditutup.
Setelah sampai mereka bertemu dengan Ten yang kebetulan berada disana lalu bertukar rasa rindu karena beberapa hari tidak bertemu. "Apa ini benar anakmu Tae?" Bisik Ten.
Taeyong mengangguk, "Akan kuceritakan dikamar nanti."
"Masuklah, sebentar lagi gerbang ditutup." Ujar Jaehyun.
Mark yang mendengarnya membalikkan badannya mengarahkan tangannya pada Taeyong tapi dilarang oleh Jaehyun. Taeyong tersenyum lalu memeluk tubuh Mark dan menciumnya. "Kita bertemu sebulan lagi ya? Jangan nakal dan mengganggu Daddy ketika bekerja ya Mark?"
"Mark sudah mendengarnya ribuan kali! Mark paham dan siap dilaksanakan!"
Taeyong terkekeh, "Bubu masuk dulu ya?" Mark mengangguk.
"Apa Daddy-nya tidak diberi sebuah ciuman juga?" Protes Jaehyun.
"A-apa maksudmu! Masih ada Mark disini Jae!" Ucap Taeyong dengan pipi bersemunya.
Jaehyun tersenyum miring, dia membalikkan tubuh Mark lalu mencium bibir Taeyong. "Belajarlah dengan baik dan jangan paksa dirimu. Kita bertemu sebulan lagi." Ucapnya.
Taeyong terdiam sejenak lalu menutup pipinya yang memerah dan berlari masuk ke Academy tanpa mengucapkan apapun. "Yak kenapa kau meninggalkanku!!" Teriak Ten yang langsung menyusul Taeyong.
Meninggalkan Jaehyun yang tersenyum geli dan Mark yang tertawa.
TBC
.
.
Double update spesial hari ultah saya wkwkwk, semoga kalian suka💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Fam'Or | Jaeyong ✔
Fanfic[SELESAI] Lee Taeyong yang sudah tidak tahan dengan pahitnya dunia dan hanya diperalat oleh keluarganya memutuskan untuk bunuh diri. Namun naas, dia malah terbangun didunia komik yang selama ini dia baca. "Keluarga harmonis? Jangan Konyol!" "Ayah, K...