Chapter 22

2.2K 254 4
                                    

Tok! Tok!

"Kalian bangun! Kita sudah sampai!" Taeyong mengerjapkan matanya dan mengumpulkan nyawanya. Melihat keluar dan pemandangan miris tersaji. Mereka turun satu persatu dari kereta dan menginjakkan kaki mereka diatas tanah yang sangat kering. Ini seperti gurun yang dijadikan perkemahan. Banyak gelandangan yang membangun tenda seadanya dengan sisa sisa kain yang mereka jahit dan kardus sebagai alas mereka. Dan mereka hanya makan sisa roti dari toko roti yang sudah berjamur.

Dahulu Distrik 12 adalah daerah kekuasaan Keluarganya dan Distrik ini sangat terkenal dengan pertanian mereka yang sangat subur namun karena kesuburan itu membuat salah satu Baron yang tinggal di daerah itu meminta agar Distrik 12 menjadi wilayah kekuasaannya. Tentu saja itu ditentang Chanyeol setelah melihat latar belakang Baron yang suka berjudi dan bermain wanita. Namun entah bujukan apa yang diberikan Baron pada warga distrik yang membuat mereka melakukan pemberontakan dan akhirnya Chanyeol melepas Distrik itu.

Dua bulan pertama Distrik masih seperti biasanya namun setelahnya perekonomian disana mulai hancur, tidak adanya transaksi disana karena para pembeli selama ini mayoritas para pengikut Chanyeol. Semenjak Chanyeol melepas daerah itu mereka juga ikut lepas dari perekonomian disana dan itu adalah awal kehancuran Distrik 12. Mereka yang mencela Chanyeol dan mengatakan bahwa dia adalah pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan melakukan penggelapan dana justru merekalah yang terkena ucapan manis Baron yang tidak memperdulikan wilayah dan memakai dana desa untuk berjudi yang menyebabkan dirinya terlilit hutang.

Baron yang kabur untuk menghindar dari para penagih hutang dan daerah tanpa penguasa dan pemutusan aliran sungai dari wilayah Duchy membuat wilayah ini hancur.

'Andai Ayah bisa mengambil kembali wilayah ini, pasti mereka tidak akan menjadi seperti ini.' Gumam Taeyong.

"Segera pergi ke Camp dan bereskan barang-barang kalian. 15 menit lagi berkumpul di lapangan!" Perintah Xiumin yang mendapat makian Taeyong dan Ten. Gila pikir mereka, jarak tempat kereta dan Camp saja sudah memakan 12 menit apalagi berberes!

Mereka semua lari secepat yang mereka bisa bahkan ada yang menggunakan kekuatan Magis untuk mempercepat. Mereka sampai di tenda mereka dan langsung mengganti pakaian mereka menjadi baju berlapis zirah dan segera berkumpul ke tengah lapangan.

"Saya tidak akan berbasa-basi, segera berkumpul dikelompok yang sudah saya bagi. Dan laksanakan tugas kalian segera. Lakukan!" Titah Xiumin dan semua murid berkumpul di depan papan pengumuman.

"Apa maksudnya ini? Kenapa kita hanya berdua Taeyong dan mereka semua berenam?! Apa Guru sudah gila?" Racau Ten dan mengusak rambutnya frustasi, sangat aneh. Taeyong memang kuat tapi tidak dengan bagian inti yang harus mereka bereskan, itu markas utama musuh!

"Ini terlalu aneh, Guru Xiumin memang galak tapi tidak mungkin setega ini..." gumam Taeyong.

"Tidak! Dia memang kejam ini adalah sifat aslinya pasti! Lihat saja saat kembali ke Academy aku akan melayangkan surat keluhan untuknya!" Ucap Ten dan mendapat pukulan Taeyong.

Taeyong menarik Ten menjauh dari Camp dan memastikan tidak ada yang mendekatinya. "Diam dan dengarkan. Dia bukanlah Guru Xiumin aku sangat yakin." Ujar Taeyong.

"Darimana kau mendapat keyakinan yang besar itu? Sangat jelas kalau itu si kejam Xiumin!"

"Aku yakin karena aku merasakan aura yang berbeda, dan dia terkejut saat aku meminta melanjutkan latihan melatih Elixirku 3 hari yang lalu. Padahal kami sudah berlatih 2 kali."

"Mungkin saja dia lupa waktu itu? Guru Xiumin juga harus mengurus nilai para siswa Taeyong."

"Tapi dia terus mengintrogasiku tentang Elixir padahal awalnya dia sangat tidak perduli alasanku dan hanya melatih sesuai permintaanku. Dan yang paling jelas adalah,

Fam'Or | Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang