kenapa? emosi?

125 18 2
                                    

Pandangan Reno kini bertubrukan dengan milik Juan, mendominasi suasana yang seharusnya ceria menjadi sedikit suram. Juan melangkah beberapa meter ke arah kami dan dengan tiba-tiba menarik tanganku.

"Thanks Ren udah anter Clairy." kata Juan dingin.

Reno yang hapal bagaimana sifat Juan menanggapi dengan lebih santai, ia tersenyum padaku kemudian pada Juan bergantian.

"Sure, kalau gitu gue masuk dulu." balas Reno kemudian sedikit menepuk pundakku sebelum meninggalkan kami.

Begitu tubuh Reno telah menjauh dari pandanganku, aku menatap Juan tak percaya.

Apa yang terjadi pada bocah satu ini?

Kenapa aneh sekali?

Tapi penampilannya ganteng banget, eh.

Aku mencoba menarik tanganku darinya dan sekali coba langsung berhasil.

"Apaan deh Ju? Lu mah, gue jadi gak enak sama Reno. Mana belum sempet bilang makasih." 

Laki-laki dengan jaket kulit itu tampak tak memperdulikan protesku, ia justru menautkan jemarinya dengan milikku dan mengajakku masuk ke lokasi pesta reuni akbar kami. Di sana sudah ada beberapa teman yang sudah berkumpul dan duduk di kursi yang telah disediakan.

"Widih, MC kita udah dateng nih!" seru Amanda dengan ceria ke arah kami.

Hari ini Amanda mendapatkan tugas mulia untuk menjadi tukang foto, itulah mengapa kini ia sedang membidikkan lensa kameranya ke arah kami.

"Nah kalau begini kan ada bahan buat ghibah. Silakan siap-siap dulu Kak, mic aman kan Ju?" tanya Amanda dibalas raut tak terduga dari Juan.

Ya, lelaki itu ternyata lupa. Salahku juga tadi sebelum berangkat tidak mengingatkannya lagi. 

"Gue sama Clairy ambil dulu"

"Mana keburu, Ju?!" Amanda menaikkan suaranya.

"Gak lama, ngebut gue." katanya meyakinkan Amanda.

Belum sempat Amanda mengiyakan permintaan Juan, ada suara lain terdengar.

"Lo ambil sendiri aja bisa, kan? Gue butuh bantuan Clairy nih,"

Aku, Juan, dan Amanda sontak mengarahkan pandangan kami kepada pemilik suara yang tak lain adalah Mahen.

Lelaki itu kini merangkul bahuku tanpa dosa, berada di tengah-tengah antara aku dan Juan.

Juan yang mendengar jelas ucapan Mahen hanya mengangguk tanpa berucap sepatah katapun. Ia langsung pergi meninggalkan kami.

"Butuh bantuan apa?" tanyaku pada Mahen.

"Nggak ada. Sono lu jauh-jauh dari gue!" Mahen mendorong tubuhku pelan agar menjauh darinya.

"Lah bocah!" 

BONUS

/Juan jadi MC/

/Juan jadi MC/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
turn into a strangers. (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang