Harum aroma tumisan Ibu dari tiga anak itu menyeruak sampai ke masing-masing kamar anaknya dan yang pertama kali keluar dari persembunyiannya adalah si sulung.
"Masak apa Bu?" tanya Clairy dengan handuk yang masih mengalung di leher.
Clairy memang suka mandi menjelang petang atau kalau bisa ia akan mandi setelah semua kegiatannya selesai. Alasannya, supaya bisa langsung skincare-an.
"Ca sayur kesukaan kamu. Mumpung kamu pulang." jawab Ibu dengan masih asik memasak.
Clairy turut membantu menggoreng lauk kesukaan keluarganya, apa lagi kalau bukan tempe goreng. Sembari sibuk dengan kegiatan masing-masing, Clairy bercerita banyak hal salah satunya mengenai keluarga Juan.
"Kamu nyaman, Kak?" tanya Ibu.
Clairy mengangguk. Tanpa perlu ia jelaskan, ia sangat bahagia dapat diterima di keluarga Juan. Terutama pada Ayah. Tak dipungkiri Clairy rindu dengan sosok ayah dalam hidupnya. Sudah sepuluh tahun, sudah lupa bagaimana rasanya.
Banyak hal yang Clairy dapatkan dari ayah Juan. Kasih sayangnya, nasehat baiknya, serta hangatnya keluarga cemara yang Juan miliki.
"Ibu ikut seneng dengernya, kamu bisa ketemu sama keluarga yang bisa nerima kita apa adanya. Yang gak menuntut kesempurnaan."
"Oh iya, kata Bunda, kapan-kapan mau ajak Ibu jalan.."
"Malu ah, Ibu kan bukan orang kaya.."
Clairy tersenyum tipis mendengar perkataan sang ibu. Terlahir dari keluarga yang tidak sempurna kadang menjadikan kita tidak percaya diri terhadap dunia. Ada ketakutan dan prasangka-prasangka yang sebenarnya hanya dikhawatirkan diri kita sendiri. Dunia tidak seperti itu, hanya kita yang terlalu sibuk memberi batasan pada setiap hal. Yang sederajat akan bersanding, yang tak sederajat akan terbanting.
"Ibu tahu gak apa yang Ayah Juan bilang ke Clairy?"
"Apa Kak?"
"Kata Ayah, Ibu itu hebat bisa membesarkan tiga orang anak sendirian. Keluarga Juan juga merintis segalanya dari bawah. Ayah Juan pernah ditahan karena tuduhan dari keluarganya sendiri. Bunda juga pernah bekerja di pabrik karena harus membiayai anak-anaknya ketika Ayah sedang ditahan. Bu, yang kita lihat saat ini kan hasilnya saja. Tapi perjuangan mereka yang luar biasa itu yang bisa bikin Clairy semakin bersyukur bisa dipertemukan dengan keluarga Juan. Keluarganya sangat mengerti arti perjuangan."
Ibu mengangguk, seharusnya apa yang dikatakan Clairy dapat membuang ketidakpercayaan diri ibunya.
•turnintoastangers•
Semalam, setelah acara makan malam bersama di meja sederhana milik ibunya Clairy meminta izin untuk main bersama keluarga Juan dan setelah mengantongi izin dari Ibu, disinilah Clairy berada di dalam mobil bersama Juan, Ayah, Bunda, dan Hazza.
"Berarti besok kalau lamaran gak bisa nih datang pakai fortuner, gangnya mepet gini Kak." kata Ayah di kursi belakang.
"Bisa Yah, emang mepet banget tapi. Atau COD-an aja di depan gapura, ya kan Clair?"
Clairy menanggapi hanya dengan kekehan, ia bingymung harus menjawab apa. Ini terlalu jauh.
"Kak Clairy duduk belakang dong, bareng Hazza." kali ini penumpang paling belakang—Hazza adik Juan ikut bersuara.
"Enak aja, Kak Clairy harus jagain Kak Juan. Kalau Kak Juan ngantuk gimana?" protes Juan.
"Ya tinggal dijambak sama Bunda." balas Hazza tak mau kalah.
Mereka memulai perjalanan dari pukul 03.00 dini hari, alasannya karena ingin menyaksikan matahari terbit di salah satu bukit yang masih berada di provinsi mereka.
"Kamu masih ngantuk? Tidur lagi aja." kata Juan mengelus rambut Clairy.
Clairy mengangguk. Semalam ia bercengkrama dengan ibu dan kedua adiknya hingga larut.
Perlahan mata Clairy tertutup, ritme napas mulai teratur menandakan perempuan di sampingnya benar-benar tertidur.
Ketika lampu merah, Juan jadikan kesempatan tersebut untuk melepas jaketnya dan ia gunakan sebagai pengganti selimut di tubuh Clairy yang wajahnya damai ketika tidur.
"Bun, cantik banget calon mantunya." bisik Juan pada Bunda.
Juan ini tipe orang yang tidak malu menunjukkan kasih sayangnya kepada oranglain bahkan dihadapan kedua orangtuanya. Jika harus bucin, ia akan bucin dengan ugal-ugalan.
Meski belum terlelap sempurna, sayup-sayup terdengar dari telinga Clairy bahwa Juan membisikkan sesuatu seperti kalimat "Love you,".
KAMU SEDANG MEMBACA
turn into a strangers. (END)
ЧиклитApakah akan berbeda jika "kita" di antara aku dan kamu tidak pernah ada? Di sinilah aku, untuk mengingatkanmu tentang bagaimana kita menjadi orang asing. Would it really make a difference if we didn't exist? Here I am, to remind you how we turn into...