Hari berganti hari hingga seohyun mulai sembuh. Namun ia harus berada di rumah sakit untuk memastikan semuanya, sebelum benar benar pulang. Malam harinya berita menghebohkan datang. Sebuah kasus pembunuhan sekali lagi membuat semua kaget. Kali ini begitu acak, di gang kosong dekat kota. Sebuah jasad ditemukan dengan darah yang berlumuran. Cuaca yang sehabis hujan dan masih gerimis membuat suasananya makin mencekam. Polisi sudah memasang pembatas agar tidak ada yang melewati tkp.
"Orang gila macam apa yang membunuh lagi." Kata chaewon.
"Aish.. bagaimana cara menangkap pelakunya? Semakin hari aku makin was was." Kata hyewon.
"Tidak bisa dibiarkan." Kata sakura.
Tiba tiba dari arah pintu masuk, wonyoung datang berlumuran darah. Rambut dan badannya basah. Mulutnya pun ada bercak bercak darah. Ia berjalan terhuyung huyung masuk ke dalam rumahnya. Semua kakak kakaknya kaget bukan kepalang. Sorot matanya malam itu berbeda. Sayu dan nampak linglung. Hingga akhirnya..
BRUKK!
Wonyoung jatuh pingsan tersungkur di lantai.
"WONYOUNG!!" Teriak chaeyeon.
"K-kenapa? Kenapa dia seperti ini?" Tanya eunbi.
"Dengan tubuh penuh darah? Apa dia habis berburu? Tapi kenapa malah pingsan?" Tanya yuri.
Mereka membawa wonyoung ke kamarnya dan mencoba membersihkan darah yang ada ditubuhnya.
"Aku akan mencari tahu darah siapa ini." Chaeyeon mengelap darah dibaju wonyoung dan menciumnya.
"Aku akan menemanimu." Ajak sakura.
Chaeyeon mengangguk pelan. Mereka keluar dari rumah dan mulai mencari keberadaan pemilik darah tersebut. Sedangkan yang lain berusaha membersihkan tubuh wony dan mengganti bajunya.
"Ughh.. bau darahnya. Benar benar membuatku ingin..." Kata hyewon. Yena langsung membungkam mulut hyewon dan menariknya keluar ruangan.
"Hah wony benar benar sangat aneh. Padahal dia baik baik saja sejak kemarin. Kenapa berita pembunuhan muncul disaat kau pulang dengan keadaan seperti ini?" Kata eunbi.
"Benar ini terlalu mencurigakan." Jawab nako.
"Mama seohyun jangan sampai tau akan hal ini." Kata hitomi.
"Iya, aku tidak ingin membuatnya sakit lagi." Kata yena.
...
Disisi lain, sakura dan chaeyeon terhenti."Apakah kita harus mengecek darah orang yang terbunuh diberita tadi?" Tanya chaeyeon.
"Iya sepertinya harus. Karena aku mencurigai ada sesuatu yang aneh." Jawab sakura.
"Baik." Chaeyeon dan sakura pun bergegas ke arah tkp. Namun karena banyaknya polisi berjaga disana, mereka jadi kesulitan mendekat.
"Aku akan melesat dan membawa sample darahnya." Kata sakura.
"Berbahaya. Karena sidik jarimu akan ada disana. Kita tidak boleh gegabah." Kata chaeyeon.
"Lalu?" Tanya sakura.
"Aku akan mencoba mendekat dan bertanya tanya. Kamu cium dan bandingkan kain ini dengan darah di sana." Kata chaeyeon.
"Mereka tidak akan mengenalimu kan?" Tanya sakura.
"Untung aku bawa penyamaran ini." Chaeyeon menunjukan wig dan kacamata.
"Sejak kapan kau mempersiapkan itu hey?" Heran sakura.
"Aku selalu prepare hal seperti ini. Btw kau harus memanggilku daddy ingat?" Tanya chaeyeon.
"Ish.. masih saja ingat. Iya iya daddy." Jawab sakura cuek.
"Hahahaha sangat seru mendengarnya." Jawab chaeyeon.
Mereka menjalankan rencana dan benar saja chaeyeon tidak ketahuan. Ia berbincang bincang sedikit dengan polisi disana seolah olah kebetulan lewat.
"Maaf pak polisi ini kenapa ya? Saya kaget kok ada rame rame." Tanya chaeyeon.
"Bapak tolong jangan kesini. Karena telah terjadi pembunuhan dan kami sedang mengamankan tkp." Kata polisi.
"Ah maaf, ya ampun kasian sekali. Bagaimana keadaan korbannya pak? Apakah masih bisa tertolong?" Tanya chaeyeon.
"Sayangnya tidak pak. Kami menemukannya sudah tidak bernyawa lagi." Jawab polisi.
"Turut berduka cita ya pak. Semangat pak dalam menjalankan tugas. Korbannya cewek atau cowok pak?" Tanya chaeyeon lagi.
"Cowok pak. Kasian mana masih muda." Jawab polisi.
Mereka malah mengobrol akrab layaknya tetangga yang sedang merumpi. Di sebelah gang, sakura merasa bingung dengan 'daddynya' ini.
"Benar benar aneh, bagaimana bisa dia akrab secepat itu." Sakura memicingkan matanya ke arah chaeyeon. Ia memberi tanda jika selesai mencari tahu.
Chaeyeon mengangguk pelan dan berpamitan pada polisi.
"Baik pak. Selamat bertugas ya pak. Semoga pelakunya cepat tertangkap." Kata chaeyeon.
"Terima kasih banyak pak. Hati hati dijalan ya." Jawab polisi.
Chaeyeon dan sakura melompat ke atas gedung.
"Disuruh mengalihkan pembicaraan bukan berarti merumpi ya." Kata sakura.
"Hahaha.. habisnya pak polisi ternyata seru juga." Kata chaeyeon.
"Cih.. benar benar deh." Jawab sakura.
"Jadi bagaimana tadi? Apa menemukan kesamaan?" Tanya chaeyeon.
"Persis. Tidak, memang itu satu darah." Kata sakura membuat chaeyeon terkejut.
"Hah?! Apa jangan jangan wony? Tapi tidak mungkin dia melakukan itu." Tanya chaeyeon seolah tidak percaya.
"Akupun tidak tahu. Tapi jelas sekali bau darah yang sama. Penciumanku tidak pernah salah." Jawab sakura.
"Kita kembali dulu dan ceritakan ini kepada kak eunbi." Kata chaeyeon.
"Okay."
Mereka pulang dengan membawa kabar yang akan mengejutkan semuanya.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya eunbi.
"Sama persis dengan darah di lokasi pembunuhan tadi." Jawab sakura.
"Setelah siuman kita harus mendengarkan penjelasan wonyoung." Kata hyewon.
"Wah kepalaku penuh dengan negatif thinking." Kata yena.
"Tapi tidak mungkin wonyoung melakukan itu kak." Kata minju.
"Iya benar. Dia tidak mungkin melukai orang lain." Saut yujin.
Tiba tiba di TV muncul berita.
BREAKING NEWS
Seorang wanita tertangkap kamera sedang menganiaya korban pembunuhan di gang kota.Semua yang melihat berita itu sontak kaget karena postur dan rambut sama persis dengan wonyoung.
"Apa?! Dia benar benar melakulannya?" Kata eunbi.
"Tunggu aku masih tidak yakin. Tapi ini terlalu jelas." Kata hyewon.
"Kita harus mendengarkan penjelasannya." Kata yujin.
"Aku setuju. Karena kita hanya melihat dari luar jadi tidak akan bisa menyimpulkan apa apa dengan kecurigaan saja." Kata chaewon.
Mereka kembali ke kamar wonyoung.
"Kau sudah siuman?" Tanya eunbi.
"Nee." Jawab wonyoung.
"Tadi kenapa kau bisa pingsan seperti itu? Ada darah disekujur tubuhmu." Tanya eunbi.
"Unnie aku takut. Aku benar benar takut." Kata wonyoung.
"Kenapa?" Tanya yang lain.
"Hiks hiks.. tidak." Wonyoung nampak bingung dan ketakutan.
Dari arah pintu ada yang mengetuk.
"Haloo?! Apa ada orang eh vampire dirumah?" Tanya jennie.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE SISTER [IZ*ONE]
FanfictionBagaimana bisa 12 anggota girl group adalah vampire? IZ*ONE selama ini menyembunyikan identitas mereka. mampukah mereka bertahan dan terus menyamar menjadi manusia?