"Aku menyukai unnie." -hyewon.
Sudah lebih dari sebulan hyewon hanya diam dan tidak berbicara sepatah katapun. Ia masih belum bisa menerima dirinya yang sekarang.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?" Tanya eunbi duduk di sampingnya.
"..." hyewon hanya diam dengan muka pokernya.
"Kenapa kau repot repot menanyakannya kak. Jika kau punya vampire yang bisa membaca pikiran." Kata sakura.
"Ya! Benar juga wkwk." Kata eunbi.
"HEI!! JANGAN BERCANDA." Kata sakura tiba tiba berteriak dan mendorong hyewon.
"Kenapa? Apa yang dipikirkannya." Kata eunbi.
"Dia memikirkan bagaimana dia akan makan? Sialan hahaha kupikir dia memikirkan bagaimana dia hidup selanjutnya." Kata sakura.
"Tentu hidup itu harus tentang makanan." Kata hyewon.
"SIALAN! ngakak kan jadinya." Kata eunbi.
"Parah sih ini." Kata sakura.
"Mian mian. Aku sudah menerimanya seminggu yang lalu. Cukup waktu lama juga. Tapi gara gara kalian aku tidak bisa makan enak sekarang." Kata hyewon.
"HAHAHA KAU BERCANDA." Kata eunbi bermuka serius tapi dengan tertawa.
"Kak, jangan marah kak." Kata sakura memalingkan wajahnya.
"Ha-ha-ha sepertinya kau benar sakura. Kita harus membunuhnya lagi." Kata eunbi.
"Sungguh sungguh maafkan aku." Kata hyewon.
"Baiklah bukankah ini waktunya perkenalan? Kami tidak tau namamu." Kata sakura.
"Tunggu aku masih kesal dengannya." Kata eunbi.
"Ehehe namaku kang hyewon. Hidup sebatang kara, dulu mempunyai keluarga, tapi mereka membuangku dan adik laki lakiku. Tapi sekarang kami terpisah." Kata hyewon.
"Woah.. perjalanan hidupmu sama sadisnya dengan kami." Kata eunbi.
"Kau sengaja ya kak membuatku menggigitnya." Kata sakura.
"Kalo aku tau dia hanya perduli dengan makanan. Kubiarkan saja dia mati kelaparan." Kata eunbi memicingkan matanya.
"Jadi kalian menyesal telah menghidupkanku?" Tanya hyewon.
"Ani, hanya saja kami kesal." Kata sakura.
"Mian." Jawab hyewon singkat.
"Baiklah peraturan dasar yang harus kau patuhi. Sakura jelaskan." Kata eunbi.
"Berburu seminggu sekali dihutan untuk persediaan darah. Tidak bisa keluar siang. Kau bisa terbakar. Jangan keluar tanpa seizin kami. Itu berbahaya. Jangan sembarangan menggigit orang." Kata sakura.
"Lalu? Apa aku boleh meminum darah sepuasnya?" Tanya hyewon.
Eunbi menggeleng
"Semua sudah terjatah. Setiap orang mendapat satu kantong darah. Jangan lebih." Kata eunbi.
"Kalian tidak seru." Kata hyewon.
"Wah benar benar yang diperdulikannya adalah soal makanan." Kata eunbi.
"Kupikir karena efek traumanya dulu menjadi manusia yang sangat minim makanan. Makannya dia jadi seperti ini." Kata sakura.
"Kupikir juga begitu." Kata eunbi.
.
.
.
.
Keesokan harinya."Ini membosankan." Dengan muka pokernya ia diam tak bergerak (lagi).
"Bukannya kau sudah cukup diam selama sebulan?" Kata sakura.
"Aku ingin keluar, tapi ini masih siang." Kata hyewon.
Sakura menyeringai.
"Cobalah keluar." Kata sakura santai.
"Boleh?" Tanya hyewon.
"Tentu. Kenapa tidak?" Tanya sakura.
"..." hyewon tidak menjawab.
"Kenapa? Tidak jadi?" Tanya sakura.
"Kau mengerjaiku." Jawab hyewon.
"HAHAHA kenapa kau bisa tau?" Tanya sakura.
"Menarik." Kata eunbi yang tiba tiba datang.
"Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres disini." Kata sakura.
"Apa kekuatanmu?" Tanya sakura.
"Membaca pikiran?" Tanya hyewon.
"Bagaimana bisa?" Tanya sakura.
"Itu karena virus yang kita hasilkan sama. Jadi kemampuannya juga akan sama dengan kita." Kata eunbi.
"Apa jika aku menggigit 100 orang. 100 orang itu akan menjadi sama sepertiku? Bisa membaca pikiran?" Tanya sakura.
"Tidak begitu. Kekuatan vampire hanya dimiliki oleh vampire kuat. Virus mereka sangat kuat. Begitulah. Itu juga tergantung tubuh yang mendapatkan virusnya. Presentasenya 3 : 100." Kata eunbi.
"Wow.. bukankah itu hebat. Jika aku menggigit 100 orang. Hanya 3 terbaik yang dapat kekuatanku. Sedangkan aku baru menggigit satu orang dan kau sudah mendapatkannya." Kata sakura.
"Itu artinya aku hebat." Jawab hyewon.
.
.
.
Bersambung...vampire jjang^^
KAMU SEDANG MEMBACA
VAMPIRE SISTER [IZ*ONE]
FanfictionBagaimana bisa 12 anggota girl group adalah vampire? IZ*ONE selama ini menyembunyikan identitas mereka. mampukah mereka bertahan dan terus menyamar menjadi manusia?