***
Singkat cerita, Jiyong tidak punya pilihan lain selain menyetujui perintah atasannya. Ia akan mengerjakan Campus Rapper seperti bagaimana seharusnya, bedanya ia tidak lagi bekerja dengan asistennya, Kim Bobby. Bobby dijadikan sutradara untuk acara Jiyong sebelumnya, pria itu diminta mengambil alih acara yang Jiyong tinggalkan.
Kini, dua sutradara dipekerjakan untuk menyelesaikan Campus Rapper. Jiyong sebagai sutradara pertama dan Lisa sebagai sutradara kedua. Keberadaan Lisa di sana memang hanya untuk mengawasi Jiyong agar final episode yang ditayangkan, tidak terlalu berlebihan, namun itu tidak berarti Lisa bisa bersantai. Gadis itu justru bak seserahan, yang dikorbankan untuk menenangkan sang iblis.
"Whoa... Jadi kau bekerja sama dengan Jiyong oppa?" komentar Jennie, yang baru mendengar detail cerita itu setelah ia tiba di rumah, dua hari setelah pertengkaran Lisa dan Jiyong di lobby. "Kau yakin akan baik-baik saja? Kau hanya akan jadi sasaran kemarahannya," katanya.
"Mau bagaimana lagi? Aku harus berkorban untuk staff-staffku," hela Lisa, yang tengah menyesap cokelat hangat buatan Jennie. "Aku tidak bisa membiarkan mereka jadi pengangguran karenaku. Lagi pula, kalau Jiyong oppa marah, aku juga bisa marah," jawabnya, pasrah.
"Tapi, mana gaun yang kau inginkan kemarin? Sudah kau berikan pada Jiyong oppa?" tanya Jennie, yang tidak lagi bisa berkata-kata, tidak bisa menanggapi cerita Lisa sebelumnya.
"Sudah, kemarin lusa," angguk Lisa.
"Pada siapa dia akan memberikan baju itu? Kekasihnya?" tebak Jennie dan Lisa mengangkat bahunya. "Kau benar-benar aneh, coba pikir... gadis mana yang akan tahan bekerja dengan mantan kekasihnya yang ternyata gila? Ditambah gadis itu membelikan hadiah mahal untuk pacar baru mantan kekasihnya. Selain dirimu, kurasa tidak ada lagi gadis aneh seperti itu," katanya.
"Aku juga merasa begitu," heran Lisa. "Kenapa aku membelikannya Celine asli? Padahal yang aku ambil darinya itu Celine palsu? Menurutmu, dia sengaja membeli Celine palsu untuk kekasihnya atau dia tertipu toko online?" katanya, memulai gosip yang biasa dibicarakan para wanita. Membicarakan ini dan itu, menebak ini dan itu, mengarang cerita dengan menyatukan puzzle-puzzle yang mereka pikir benar.
"Kalau membayangkan gajinya, aku rasa dia tertipu?" ragu Jennie. "Kau dengan gajimu saja bisa membeli Celine asli, aku yakin dia juga mampu. Pelit sekali kalau uangnya banyak tapi dia sengaja membeli yang palsu? Iya kan?"
"Setahuku dia tidak sekaya itu," cerita Lisa, seolah tengah membicarakan sebuah misi penting tentang keberlangsungan hidup manusia. "Dia punya seorang adik, adik tiri yang sedang sakit. Dulu aku sempat salah paham, karena aku pikir dia berselingkuh denganku dengan adik tirinya itu."
"Ahh? Wanita yang mencium Jiyong oppa di depanmu?" ingat Jennie dan Lisa menganggukan kepalanya.
"Katanya saat itu dia hanya berpura-pura menyukai Jiyong oppa agar ibunya tidak jadi menikah dengan ayah Jiyong oppa. Dia tidak tahu Jiyong oppa punya kekasih, dan baru tahu kalau aku kekasihnya setelah ayah Jiyong oppa memberitahunya. Saat Jiyong oppa pergi wamil," cerita Lisa. "Kalau saat itu Jiyong oppa menjelaskan situasinya, mungkin kami tidak akan putus? Kami sangat kekanakan waktu itu, iya kan?" katanya, meledek dirinya sendiri.
"Aku rasa kalian tetap akan putus, apapun penjelasnnya. Kau tidak akan mempercayai ceritanya... Itu bahkan bukan drama, siapa yang percaya soal adik tiri? Meskipun percaya, kau akan terus was-was... Bagaimana kalau dia menyukai adik tirinya? Cepat atau lambat, kalian akan putus."
"Ah begitu? Kalau begitu, putus saat itu adalah keputusan tepat. Aku juga tidak menyesalinya," angguk Lisa yang kemudian terkekeh. "Bayangkan kalau sekarang aku berkencan dengannya, dengan situasi yang seperti ini, love and war, pasti menakutkan," kekeh Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traffic Light
FanfictionAku sudah menentukan tujuanku, tetapi sesuatu menghentikanku, padahal jalanku masih panjang. Di atas jalan yang terlihat seperti piano, ada banyak benda bundar, bergerak dan berhenti mengikuti rambu, tapi mereka bukan urusanku. Jeda tiga detik di an...