12

421 90 4
                                    

***

Casting yang Jiyong maksud ternyata bukan memilih juri, namun memasangkan beberapa musisi itu untuk membuat tiga tim yang masing-masingnya beranggotakan dua orang. Ia akan memakai konsep yang sama seperti Show Me The Money, dimana tiap tim juri akan menjadi mentor untuk peserta acara ini. Konsep yang sebelumnya tidak pernah ada di Campus Rapper.

"Kenapa oppa merekrut Kim Namjoon lagi?" heran Lisa, sebab pria itu adalah alasannya bergabungnya ia dalam Campus Rapper. Karena perselisihan diantara Jiyong dengan Kim Namjoon, Lisa harus bekerja di sana.

"Memang kenapa?" santai Jiyong, masih di ruang meeting, masih duduk di meja dan masih memperhatikan Lisa yang berdiri di depannya.

"Kau bermasalah dengannya," kata Lisa, tidak menemukan kata-kata yang lebih sopan.

"Karena itu aku merekrutnya."

"Huh?!"

"Acara tidak menyenangkan kalau semua karakternya protagonis," tenang pria itu, masih memperhatikan Lisa yang kelihatan kurang nyaman. "Lagi pula bukan aku yang akan menemuinya," susulnya.

"Lalu siapa? Aku?!"

"Tentu saja. Siapa lagi? Kau hanya akan duduk manis sementara semua orang bekerja keras, tidak 'kan?"

"Whoa- whoa! Oppa benar-benar seserius ini saat memanfaatkan orang lain?!" Lisa tidak bisa menyembunyikan perasaannya, keterkejutannya. "Bagaimana kalau aku menolak?" tanyanya, setengah mengancam. Siapa tahu dengan ancamannya, Jiyong akan sedikit melunak. Siapa tahu, pria itu akan sedikit mengurangi kegilaannya.

"Aku akan mengeluarkanmu dari tim," pria itu masih terdengar sangat tenang. "Kau mengajakku ke sini hanya untuk membicarakan Kim Namjoon?" tanyanya, yang kemudian mencibir kalau topik itu bisa dibicarakan di mana pun. Mereka bisa membicarakan itu di ruangannya tadi, tidak perlu bersembunyi sampai ke ruang meeting.

Lisa menghela nafasnya. Gadis itu lantas membuka berkas yang ia bawa kemudian berdiri di sebelah Jiyong, meletakan beberapa lembar dari berkasnya di atas meja. "Daripada Kim Namjoon, bukankan dia lebih berkualifikasi untuk jadi juri?" tanya gadis itu, menunjukan data seorang musisi lainnya.

"Memang," Jiyong menyetujuinya. "Lalu?" tanyanya kemudian.

"Kenapa kita tidak bekerja dengannya saja?"

"Dia tidak akan membawa banyak penonton, kau benar-benar tidak tahu caranya menaikan rating rupanya," jawab Jiyong.

"Ah... Rating? Kalau begitu bagaimana dengan Min Yoongi? Mereka dari grup yang sama," balas Lisa. "Dia akan membawa penonton, berkualifikasi, pendiam dan tidak punya masalah apapun denganmu, bukankah dia lebih baik?"

"Apa menurutmu penonton yang ingin aku cari dari Kim Namjoon adalah penggemarnya?" Jiyong balas bertanya, namun Lisa belum menjawabnya. Jawabannya pasti iya, Jiyong hanya ingin terlihat pintar— nilai Lisa. "Acara tidak menyenangkan tanpa antagonis. Min Yoongi bagus, tapi dia terlalu pendiam. Apa dia akan menyindir tim lain? Apa dia akan mengejek tim lain? Aku butuh penderita star syndrome untuk membuat acara ini menarik," tegas Sutradara Kwon.

Lisa tidak bisa berkata-kata, namun kekhawatiran tergambar jelas di raut wajahnya. Ia khawatir Jiyong akan bertengkar dengan Kim Namjoon lagi. Pria itu mungkin akan dipukul lagi, dan yang lebih buruknya Jiyong bisa saja dituntut. "Kekhawatiranmu tidak akan terjadi," kata Jiyong, lepas ia membaca raut wajah lawan bicaranya. "Aku tidak pernah memaksanya untuk ikut acara ini. Dia pun belum menandatangani kontraknya, semuanya begitu. Aku memberi mereka tawaran dan mereka bisa datang sore ini kalau tertarik. Kalau dia datang, berarti dia siap dengan semua yang akan terjadi, tanpa paksaan," tenang pria itu.

Traffic Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang