***
Lisa masih memandangi handphone yang tadi Jiyong berikan. Sebuah foto memenuhi layarnya, foto dari tangan yang memegang berkas berisi hasil casting dan meeting mereka kemarin. Ternyata, ada dua foto yang diunggah. Foto yang Lisa pandangi sekarang adalah foto pertamanya. Dalam foto itu ada sebaris tulisan— tugas pertamaku dihari pertama magang : fotocopy. Dengan emoticon menangis di bagian akhir kalimatnya.
Baru setelah beberapa jam kemudian, anak magang tadi mengunggah foto lainnya. Kali ini foto kertas yang diperbesar, di atasnya jelas tertulis— Tim 1 R.Tee & Toil; Tim 2 Ravi & One; Tim 3 Kim Namjoon & Lee Chanhyuk. Syuting I 14 February; II 19 February. Dalam gambar itu rencana mereka terpampang nyata, tidak ditutupi sama sekali. Bahkan cenderung diperjelas.
"Kalian berdua ikut aku," kata Lisa yang kemudian mengembalikan handphone itu pada Jiyong. Ia bawa Donghyun juga Hanbin keluar dari kandang singa itu, mengajak keduanya ke ruang editor yang biasanya ia pakai.
Begitu mereka bertiga masuk ke dalam, Lisa menutup pintunya. Ia kunci pintu itu dari dalam kemudian menatap satu persatu asisten sutradara di depannya. "Maafkan aku, harusnya aku mengawasi kalian," kata Lisa, sengaja berdiri di depan pintu agar tidak seorang pun mengintip mereka lewat kaca di pintu itu. "Maaf karena begitu saja melimpah anak magang pada kalian," susulnya.
"Aku minta maaf Sutradara Jung," Hanbin berkata begitu, sama seperti yang Donghyun gumamkan.
"Sudahlah, semuanya sudah terjadi," pasrah Lisa. "Kalian juga sudah dimarahi Sutradara Kwon. Hari ini bekerja lah dari sini dulu, sebisa mungkin hindari Sutradara Kwon," katanya. Lantas ia buka pintu ruang editor di belakang punggungnya. "Katakan aku sudah memarahi kalian, oke? Dimana anak magang itu?" tanyanya yang kemudian meninggalkan ruang editor itu dan pergi menghampiri si anak magang yang ada di ruang meeting.
Ada tiga wanita dan seorang pria di ruang meeting. Kim Jisoo salah satu wanitanya, sedang tiga orang lainnya adalah anak-anak magang yang hari ini datang. Jisoo ada di sana karena perintah Sandara— "temani mereka di ruang meeting, mereka pasti takut" begitu yang Sandara katakan. Namun pada praktiknya, Kim Jisoo sama kesalnya dengan yang lainnya. Alih-alih menghibur anak-anak magang itu, Jisoo justru membuat mereka semakin stress dengan tatapan sinisnya, juga dengan gerak kasarnya ketika mengetik dan membalik kertas. Dengan sangat jelas, Jisoo menunjukan perasaannya di sana.
"Hai," sapa Lisa, yang kemudian duduk di sebelah Jisoo. Ia menepuk bahu Jisoo, mengusapnya sebentar, baru setelah itu ia tatap tiga orang di depannya. "Aku Lalisa Jung, sutradara pendamping untuk Campus Rapper, maaf karena terlambat memperkenalkan diri," sapanya, kali ini pada si anak-anak magang.
"Siapa nama kalian?" tanya Lisa kemudian, gadis itu tersenyum. Sama sekali tidak terlihat kesal.
Secara singkat, tiga anak magang itu memperkenalkan diri. Jang Wonyoung, Ahn Yujin dan Kang Minhee. Ketiganya kuliah ditempat yang sama, diangkatan yang sama juga. Jang Wonyoung yang mengunggah foto-foto tadi, namun itu tidak berarti Ahn Yujin dan Kang Minhee tidak bersalah. Ahn Yujin dan Kang Minhee pun mengunggah beberapa gambar hari ini. Ahn Yujin merekam video dengan Donghyun dan Jisoo sedang berbincang sebagai latar belakangnya. Gadis itu berbisik dalam videonya— "para senior sedang membicarakan Campus Rapper, aku jadi gugup!" katanya. Sedang Kang Minhee, dia melakukan siaran langsung di dalam ruang editor selama lima belas menit— siaran room tour di ruang editor.
"Ah... Wonyoung, Yujin dan Minhee... Kalian sudah tahu dimana kesalahan kan, bukan? Aku tidak perlu menjelaskannya lagi, kan?" tanya Lisa dan ketiganya menganggukan kepalanya. Lisa masih bisa menahan dirinya sampai di sana. Namun Wonyoung kemudian membuka mulutnya, benar-benar ingin menguji kesabaran Lisa.
"Sutradara Jung, aku minta maaf karena sibuk dengan handphoneku ketika bekerja. Aku tahu itu salah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi... Ini hari pertama kami, bukankah berlebihan kalau kami diperlakukan seperti ini hanya karena masalah sepele?" tanyanya, jelas membuat Jisoo mengangkat kepalanya, menoleh dan bertukar tatap pada Lisa.
"Sepele?" tanya Lisa, yang kemudian menghela nafasnya. "Ah... Kalian tidak tahu apa saja yang terjadi karena masalah sepele itu? Karena foto yang kau unggah tadi, sekarang kami harus memilih satu di antara mengganti tanggal syuting atau menambah petugas keamanan di lokasi. Sekarang sudah tanggal delapan dan besok hari libur, menurutmu mana yang lebih mudah dilakukan dalam tiga hari? Membatalkan syuting yang sudah disiapkan puluhan orang atau mencari puluhan petugas keamanan?" tanya Lisa dan Wonyoung menundukan kepalanya, sembari bergumam kalau ia hanya ingin mempromosikan Campus Rapper di akun Instagram-nya, ia tidak bermaksud jahat.
"Lalu masalah sepele yang Yujin lakukan, untungnya itu tidak jadi masalah besar karena para senior yang kau rekam diam-diam, menyadari kameramu. Mereka berhenti bicara karena kameramu, karena sadar informasi yang mereka bicarakan tidak boleh bocor. Kau bisa membayangkan sendiri seberapa besar masalahnya kalau informasi itu bocor," katanya, menatap gadis yang duduk di tengah, tepat di depannya. "Soal room tour yang kau lakukan, haruskah aku menjelaskan juga resikonya? Apa yang akan kau lakukan kalau ada file yang terhapus saat kau berada di dalam sana sendirian? Atau... Apa yang akan kau lakukan saat tidak sengaja merekam sesuatu yang harusnya ditayangkan bulan depan? Imajinasimu pasti bisa membayangkannya, badai besar itu," kata Lisa, kali ini sembari menatap Kang Minhee.
Sekali lagi anak-anak itu meminta maaf. Entah mereka memahami dimana letak kesalahan mereka atau tidak, entah mereka benar-benar menyesal atau tidak, Lisa tidak lagi peduli. Masih sembari tersenyum, gadis itu kemudian mengetuk-ngetuk meja di depannya. "Karena kalian sudah minta maaf dan tahu dimana kesalahan kalian, pastikan jangan mengulangi lagi kesalahan itu, oke? Aku harap kita semua bisa akur selama satu bulan kalian di sini," senyum Lisa, yang dengan canggung diiyakan oleh tiga mahasiswa tingkat akhir itu. "Kalau begitu, mana lembar penilaian kalian? Kalian membawanya?" tanyanya kemudian dan setelah ia menerima lembar penilaian itu, Lisa meminjam pena Jisoo.
Huruf E besar Lisa gambar di atas ketiga kertas tadi. Senyum diwajahnya belum lenyap, dengan senang hati gadis itu memberi nilai E pada tiga anak magangnya. Ia buat jantung ketiganya jatuh dari tempatnya. Mereka harus mengulang magang itu kalau nilai akhirnya nanti benar-benar E. Meski dosen pembimbing mereka memberi nilai A, kalau pihak perusahaan memberi nilai E, nilai akhirnya tentu tidak akan bagus.
"Jangan khawatir," tenang Lisa. "Aku belum menandatanganinya. Bulan depan, di hari terakhir magang kalian, aku akan menandatanganinya, sekalian mempertimbangkan ulang untuk mengganti nilai ini atau tidak. Selama kalian di sini, lakukan yang terbaik agar aku punya alasan untuk mengganti nilai ini, oke?" katanya yang akhirnya berdiri, mengembalikan pena milik Jisoo. "Untuk hari ini, kalian pasti sudah cukup belajar. Dilarang memotret atau merekam apapun yang ada di kantor dan menyebarkannya. Kalian bisa pulang sekarang," suruhnya, yang lantas meminta Jisoo untuk mengantar anak-anak itu keluar tanpa sepengetahuan Sutradara Kwon. Jangan sampai anak-anak itu bertemu dengan Jiyong.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Traffic Light
FanfictionAku sudah menentukan tujuanku, tetapi sesuatu menghentikanku, padahal jalanku masih panjang. Di atas jalan yang terlihat seperti piano, ada banyak benda bundar, bergerak dan berhenti mengikuti rambu, tapi mereka bukan urusanku. Jeda tiga detik di an...