Upacara SMA Bela Negara berlangsung ricuh pagi ini setelah membacakan beberapa kemenangan dari ekskul-ekskul favorite di sekolah itu. Salah satunya adalah ekskul mading dan publikasi yang berhasil memenangkan konten artikel di salah satu lomba milik perusahaan publikasi terkenal. Salah satu penulis sekaligus orang yang ada di balik kesuksesan ekskul tersebut pun maju—namanya Denara Lara Pratiwi.
Gadis paling cuek sejagat SMa Bela Negara sekaligus perempuan berbakat di bidang sastra. Anak 12 IPA 1.
"Selamat, Lara," wali kelasnya, Bu Andin, memberi selamat begitupula piagam kemarin yang dia dapatkan. Tidak lupa piala yang sejatinya tidak akan dia bawa pulang—salah satu benda penting ini akan kembali menghiasi lemari kaca piala dalam sekolah.
Gadis itu tersenyum lebar, matanya yang kecil sedikit menyipit dan berbicara. "Terima kasih, Bu."
"WOHOO LARAAAA!"
Itu sudah jelas teriakan milik Rina yang sangat berisik serta bikin pengang. Di samping Rina, ada Roro yang melambai selayaknya seorang orangtua yang senang menatap anaknya naik ke panggung.
Lara tergelak.
"Piala ketiga gue!" teriaknya, membuat beberapa anak menertawakan gadis yang cukup percaya diri berdiri di hadapan banyak orang. Meskipun kenyataannya, gadis itu adalah introvert. Akan tetapi, dia tidak mau terdesak dengan keterbatasannya itu—dia harus berhasil menunjukkan skill miliknya saat ini.
Lara harus bersinar.
"Tuh, Gi. Lo berani gak deketin itu cewek?"
Di tengah kebahagiaan Lara, ada seorang cowok yang tampak mengajak bicara sosok cowok lain di depannya.
Cowok itu melirik jengkel. "Kenapa, dah? Lo kalo demen, deketin aja, Dit," balas cowok itu, Yugi.
Cowok yang bernama Radit itu pun tergelak. "Demen apaan anjir. Cewek prik kayak Lara, siapa yang demen? Sumpah Gi, banyak yang suka sama dia, tapi ditolak terus. Itu cewek sulit deh dideketin," Radit masih bicara di tengah ucapan selamat yang panjang dari kepala sekolah kepada keempat murid di depan sana bareng piagam masing-masing.
"Lo pernah nembak dia?" kini bukan Yugi yang membalas, tapi seorang cowok yang tepat berdiri di seberang Yugi. Cowok kelas sebelah, tapi merupakan teman Yugi sejak SMP. "Keliatan banget kalo lo yang demen," ia menambahkan.
Radit langsung mendelik. "Heh, Nang. Jangan asal nuduh lo. Gue kan, lagi ngajak ngobrol Yugi. Bukan elu!"
"Tetep aja, Dit. Yugi sahabat gue, dan dia berdiri di seberang gue. Gue denger percakapan kalian. Masih gak boleh ikut ngobrol?"
"Hussh! Itu yang di belakang. Jangan mengobrol! Upacara masih berlanjut!" salah seorang guru BP menegur. Membuat Lanang langsung membenarkan posisi berdirinya.
Sedangkan Yugi hanya tersenyum canggung, kembali menghadap ke depan tepat saat mengheningkan cipta dimulai.
"Kepada seluruh—"
"Gimana, Gi? Tertarik gak sama Lara? Temen sekelas kita juga lagi. Gampang loh deketinnya," Radit berbisik.
Yugi mengabaikannya. Dia agak jengkel karena Radit menganggap Yugi buaya padahal dia cuman terlalu baik dengan perempuan—atau sebutan di jaman ini, tukang PHP? Yah, sebutan Yugi seperti itu.
Kalau kamu kenal Renata. Gadis itu merupakan cewek pertama yang jadi korban PHP dari Yugi—meskipun cowok itu mengelak kalau dia sudah memberi harapan palsu pada Renata. Dia cuman merasa, sikapnya selama ini selayaknya orang baik umumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/255689120-288-k407982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Larahati di Jakarta
ChickLitPart of Brothership Universe. Lara dikenal sebagai cewek jomlo selama 22 tahun karena gadis itu punya prinsip bahwa hidup sendirian itu lebih menyenangkan daripada hidup berdua bersama lawan jenis. Meskipun Mama sudah memperingati Lara untuk segera...