Udara pagi yang sangat terik membuat Lara lebih pilih menggunakan kaus tipis dengan outer kemeja berbahan kain tipis yang penting nyaman untuk memberikan kesejukan di tengah kegerahan. Gadis itu berjalan seperti biasa, kadang bersama Farhan atau cepat-cepat mencapai halte untuk naik jaklingko. Tapi pagi ini, dia berangkan bersama Farhan yang aneh ditemukan di depan rumahnya.
Dia tahu banget ada bisik-bisik tetangga yang asik di dekat rumah yang melihat dua remaja dengan reputasi sudah dekat dari kecil itu. Umur sudah mendekati 25 tahun menjadikan keduanya bahan omongan, akan seperti apa pesta pernikahan di antara keduanya bila terjadi nanti.
Cukup sudah gosip hari ini! Lara harus tegas pada Farhan bahwa mulai besok, tidak ada lagi acara antar jemput mereka seperti pagi ini. Lara bukan hanya menyukai kesendirian di pagi hari, tapi karena akan ada yang berubah pada dirinya hari ini.
Ketika mereka sudah setengah perjalanan menuju stasiun, Lara memberanikan diri untuk mengajak cowok itu berbicara. Terutama waktu menemukan lampu merah di tengah perempatan jalan, cewek itu berusaha untuk mengeluarkan suaranya yang cukup keras.
"Han—"
"Ra—"
Akan tetapi, tampaknya, kedua orang itu memiliki niat yang sama pagi ini. Saling mengungkapkan perasaan masing-masing, menunjukkan bagaimana adanya perbedaan yang tercipta di antara keduanya. Hubungan yang semula sebatas teman karib dari kecil, mungkin tidak ada yang sama lagi.
"Gue dulu, ya?" cowok itu tampak memiinta dengan penuh permohonan yang Lara tangkap jelas dari kaca spion kiri. Meskipun wajahnya berada di balik kaca helm, Lara dapat menemukan raut wajah gugup yang sama sekali bukan Farhan yang seperti biasanya.
Temannya yang satu ini tidak pernah ragu bahkan untuk berbicara dengan Lara. Cowok ini suka mengungkapkan apa saja, mengejek Lara tidak peduli gadis itu jengkel, atau berbicara hal lain yang tidak pernah habis bahannya. Namun hari ini, ada sesuatu yang tampak lain. Perbedaan yang sangat bisa Lara tangkap hanya melalui raut wajah penuh kecemasan Farhan di balik kaca helm.
"Ra, kayaknya gue bakal nerima perjodohan ini kalo jadi," begitulah kira-kira ungkapan yang sama sekali tidak terbaca oleh Lara. Gadis itu melepaskan pegangannya pada pinggang cowok itu dengan pelan, tapi cowok itu menangkap salah satu tangan Lara, memasukkannya ke dalam saku jaket kemeja denimnya, memberikan serangan sengatan listrik statis tapi tidak memberikan arti yang berarti. Farhan melanjutkan, dia dapat melihat cowok itu tersenyum lebar dengan mata selarik garis lurus yang tampak tenang baginya. "Karena gue suka sama lo, Ra."
Begitulah pagi hari Lara yang berubah kacau dan pikirannya menunjukkan eksistensi laki-laki pemilik tato di jari dan tindikan di leher dan hidungnya. Lara turun dengan tergesa dari motor cowok itu, menatap temannya sejak kecil untuk terakhir kalinya, dengan senyum yang menyiratkan rasa kecewa sekaligus kebingungan.
"I'm sorry, but I don't need it," bisik Lara untuk terakhir kalinya pada Farhan pagi itu. Karena semenjak hari itu, keduanya tampak menjauh dan tidak lagi menunjukkan keakraban yang sama seperti dulu.
***
Stasiun kereta api Manggarai yang masih sama persis hari ini, keramaian yang amat dikenalinya nyaris membuat Jaka berharap bahwa pagi ini aka nada hari yang sama seperti sebelumnya. Menemuka Lara di area peron 6 dan 7, dekat tangga turun yang di bawahnya terdapat lorong besar untuk para penumpang yang menunggu menyingkir dari limpahan penumpang yang turun demi menuju peron-peron lain. Kesibukan pagi hari pekerja Jakarta yang tidak kenal habis, begitulah Jaka menilainya.
Laki-laki itu mencari keberadaan perempuan yang tampak tidak dia temukan. Dia semakin cemas saat petugas informasi memberitahukan kedatangan kereta tujuan Kampung Badan, cowok itu menatap tangga untuk terakhir kalinya sebelum merasakan sentuhan ringan pada bahunya, merasakan tangan yang berusaha menyatukan pergerangan tangan mereka, lantas keduanya sudah berada di antara penumpang kereta tujuan Kampung Bandan, masih dengan perasaan masing-masing yang terasa seiras. Seirama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Larahati di Jakarta
ChickLitPart of Brothership Universe. Lara dikenal sebagai cewek jomlo selama 22 tahun karena gadis itu punya prinsip bahwa hidup sendirian itu lebih menyenangkan daripada hidup berdua bersama lawan jenis. Meskipun Mama sudah memperingati Lara untuk segera...