Honda civic yang diparkir di halaman rumahnya saat ini terlihat bergeming dan terasa dingin. Gadis itu sedikit melirik laki-laki yang hari ini tiba-tiba muncul,tapi dia bahkan tidak dapat memulai percakapan. Pikirannya terus mengabur sebelum disapu angin dan menghilang bersama bayangan senyap. Lara merasa canggung, untuk pertama kalinya, di samping laki-laki yang dia cintai saat ini.
Sedangkan Jaka juga tidak berbeda jauh. Laki-laki itu bahkan tidak dapat untuk memulai percakapan mereka yang biasanya, yang selalu terasa menyenangkan, yang akan memberikannya kenyamanan. Karena pada kenyataannya, cowok itu bahkan tidak mampu untuk berbicara lagi, atau sekedar melepas rindu lebih seperti yang dia pikirkan sepanjang perjalanan dari Bandung ke Jakarta.
Rasanya bahkan, Jaka tidak membutuhkan itu lagi. Dia tiba-tiba ingin menghilang, setidaknya untuk satu hari lagi hari ini.
Helaan napasnya membuat Lara semakin menatap laki-laki itu lekat, dan Jaka, pada akhirnya, kembali berbicara dan itu adalah kalimat permohonan maaf penuh penyesalan.
"Ya?"
Laki-laki itu melirik Lara sedikit cemas, meremas tangannya yang memeluk kemudi seakan mobilnya adalah bagian dari hidupnya selama ini.
"Gue ... beneran minta maaf, soal, itu ... Yugi?" cowok itu menatapnya dengan perasaan takut salah sekaligus takut benar-benar membuat gadis di sampingnya marah. Namun Lara hanya tersenyum, senyum yang bahkan mengingatkan Jaka lebih jelas kepada ibunya. Bukan lagi kepada Rinai yang sekarang asik bersama ibunya di Bandung, tapi kepada wanita paro baya dengan kesedihannya yang terus berlangsung hampir setiap hari, setiap tahun.
Tanpa ada yang tahu bahwa perasaan sedih itu sedikit demi sedikit membunuhnya. Menarik jiwanya keluar dari raganya sendiri.
Kali ini, Jaka menunduk. Malu sekali bahkan untuk menatap gadis yang sangat dia sayangi setelah dua wanita paling berarti di hidupnya. Lara punya tempat spesial yang bahkan tidak pernah dapat digapai oleh banyak gadis yang sering mendekati Jaka selama ini. Perempuan itu tidak perlu berusaha untuk menarik dirinya, karena Jaka yang malah berusaha untuk menarik gadis itu.
Membawanya bersama hingga setidaknya saat ini, hari ini.
Gadis itu terlihat berdeham lama sekali, hingga tangannya menarik tangan Jaka yang terus meremas kemudi seakan dia ingin sekali melajukan mobilnya meninggalkan rumah Lara, meninggalkan gadis itu lagi. Perempuan itu mencium sekilas pipi Jaka, tersenyum lebih lebar, terlihat sejuk dan hangat untuk Rezaka yang seperti kutub utara.
"Gak apa, apa, Jaka. Gue ... emang kaget, banget. Tapi, ya, siapapun emang bisaa ja cemburu, kan? Gue kalo jadi lo, bisaa ja tiba-tiba narik rambut cewek yang lagi ngobrol sama lo karena perasaan cemburu itu," dia berujar, penuh kelakar yang membuat Jaka ingin tertawa, tapi juga ingin berhenti untuk tertawa.
Dia tidak pantas untuk dibalas 'Gak apa-apa' dia lebih berharap mendapatkan balasan berupa pukulan atau umpatan kasar seperti gadis itu biasanya.
Lara masih menggenggam tangannya, sangat erat, sangat membuatnya nyaman hingga rasanya saat ini, mungkin akhirnya Jaka menyadari, bahwa dia sudah merindukan untuk merengkuh tubuh gadis di sampingnya tersebut.
Dengan ragu, Jaka memeluk tubuh itu begitu pelan seakan Lara mungkin bisa tiba-tiba hancur. Laki-laki itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis itu yang sangat menyenangkan, memberikannya ketenangan yang dia rindukan ketika di Jakarta. Ketidak tidak banyak orang yang dapat memberikan laki-laki itu perasaan tersebut waktu di Jakarta, waktu di rumahnya sendiri.
Dia mengecup singkat leher gadis itu, kemudian bibirnya membawa cowok itu sampai kepada bibir ranum Lara, meraupnya seakan mereka sudah tidak bertemu selama 1 bulan, 1 tahun. Tapi ini adalah bagian dari kerinduannya dan Lara juga merindukan laki-laki itu, sangat merindukannya. Jaka menghentikan pendaratan kerinduanya di ujung hidung perempuan tersebut, menatap Lara penuh cinta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Larahati di Jakarta
Chick-LitPart of Brothership Universe. Lara dikenal sebagai cewek jomlo selama 22 tahun karena gadis itu punya prinsip bahwa hidup sendirian itu lebih menyenangkan daripada hidup berdua bersama lawan jenis. Meskipun Mama sudah memperingati Lara untuk segera...