Hari mulai kerja yang sesungguhnya adalah awal dari kesengsaraan selama 5 hari ke depan. Meskipun begitu, Lara sangat bersyukur hari Senin mendapati dirinya bangun pagi-pagi untuk siap-siap bekerja. Di luar sana, ada banyak orang yang mengidamkan hari Senin sibuk pergi ke kantor di waktu mepet, melewati kemacetan ibukota, atau tidak peduli Manggarai sumpek dan war kereta bersama penumpang lainnya.
Intinya, bekerja di hari Senin, adalah anugerah yang turun dalam bentuk penyiksaan di awal, kebahagiaan di akhir-lebih tepatnya waktu gajian turun adalah kebahagiaan.
Gadis itu turun setelah mengikat rambutnya jadi satu. Hari ini dia mau mulai dengan penampilan barunya, dengan poni yang berhasil dipotong pas se alis dan diroll biar jadi ala-ala cewek Korea. Gadis itu tersenyum lebar selepas menyelesaikan buka tokonya di pagi hari Senin tersibuk, begitulah Lara menyebutnya.
"Gak mau nunggu Farhan? Denger, denger, motornya udah bener."
Lara melirik ibunya dengan jengkel. Wanita itu pura, pura, gak tahu atau emang sengaja deh? Apa dia tidak mendengar setiap jengkal gang ada saja gosip membahas Lara dan Farhan bentar lagi menggelar pesta pernikahan cuman karena pulang bareng di pukul 9 malam lebih.
Hidup tanpa campur tangan tetangga kayaknya gak bakal afdol, ya?
"Aku mau sendiri aja, ah, Bu," gadis itu mengencangkan tali sepatunya, berdiri.
Ibu mengantar anak bungsunya itu ke depan, tampak cemberut. "Elah, Ra. Itu cuman omongan ibu, ibu, aja. Gak usah dipikirin," meskipun ibu berkata demikian, Lara tetap saja keki dan malas banget buat berhadapan dengan Farhan hari ini.
Mereka sudah tidak bertemu sepanjang weekend dua hari kemarin dan sekarang Lara pada akhirnya kembali dengan Senin sibuknya. Hari dimana Farhan akan tiba-tiba bertemu di jalan dan mereka pergi bersama ke stasiun, tepatnya Farhan mengantar Lara ke stasiun sebelum lanjut berangkat kerja ke daerah Blok M.
"Yaudah, yaudah," ibu tampaknya menyerah saat mendapati anak perempuannya itu kekeh tidak ingin bertemu Farhan lagi hari ini. Setidaknya, sampai gosip itu berhenti-yang kemungkinan akan reda besok. "Hati, hati," ia tersenyum pada Lara yang mengangguk pelan.
Gadis itu masih tidak mood sebenarnya buat menghadapi dunia luar pagi ini. Selama weekend, dia banyak menghabiskan waktu di warung dan tidak minat untuk jalan-jalan di sekitaran kompleks meskipun abang mie ayam mangkal di depan rumah Farhan, kata salah satu tetangganya waktu beliau beli minyak di minimarket Lara.
Perempuan itu membalas sapaan bocah laki-laki yang berangkat sekolah kemudian bertemu Lara di perjalanan. Ada ibu-ibu yang memanggilnya basa-basi sebelum kalimat paling dia benci terdengar.
"Mana cowoknya, Ra? Kemarin aja bisa pulang bareng, ciee."
Lara berusaha tersenyum layaknya logo kumon meskipun sepatu Fila-nya bisa saja dia lempar saat ini juga.
Gadis itu harus sabar, sabar, dan sabar. Kali saja dia dapat tiket konser blackpink.
"Hati, hati!"
Matanya melirik dan tidak sengaja langsung bertubrukan dengan bola mata kecil yang khas milik Farhan. Cowok itu sudah mengeluarkan motor hitamnya dan Lara tersenyum, menyapa sekilas, sebelum jalan cepat-cepat meninggalkan cowok itu yang masih menyalakan mesin motornya.
Kayaknya, Lara bisa saja berubah menjadi bagian ninja desa Konoha dan punya lari secepat Naruto. Perempuan itu menarik dan mengembuskan napas kuat-kuat sambil berusaha mencapai halte pemberhentian jaklingko di ujung gang.
Dia harus segera naik mobil itu, setidaknya dia tidak mau mengembangkan gosip yang beredar di sekitar rumahnya akhir-akhir ini.
Dengan sisa langkah kaki dan kebetulan bis berwarna silver dengan corak khasnya itu berhenti buat mengangkut dua penumpang siswa SMP. Lara berteriak, minta ditunggu, sebelum naik dengan tergesa-gesa dan mengela napas setelah berhasil masuk ke bis gratis satu ini. Dia melirik ke luar jendela dan mendapati Farhan bersama motornya yang melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Larahati di Jakarta
ChickLitPart of Brothership Universe. Lara dikenal sebagai cewek jomlo selama 22 tahun karena gadis itu punya prinsip bahwa hidup sendirian itu lebih menyenangkan daripada hidup berdua bersama lawan jenis. Meskipun Mama sudah memperingati Lara untuk segera...