garis cinta(part 63)

15 4 0
                                    

#GARIS_CINTA

#PART_63

"Diah bukain pintunya kita khawatir Dek kamu nggak pa-pa kan?" tanya Fina yang masih setia mengetuk pintu kamar Diah.

"Gimana Diah udah bukain pintunya atau Diah udah ngerespon?"tanya Shandy. namun, tak ada satupun jawaban.

"Melda gimana Diah? dijawab pertanyaan aku bukan diem aja nggak baik ngabaiin ucapan suami," ucap Shandy.

"Belum ada jawaban udah kan," jawab Melda dengan malas.

"Adek buka ya ini kita loh Abang kamu kita minta maaf ya Dek," panggil Ricky yang kini mengetok pintu sedangkan Fina, Melda, Amel dan Reyna mereka sedikit mengeser.

"Bidadari ya Bang Lang buka pintunya emang kamu tega buat kita khawatir kayak gini?"tanya Gilang.

"Cil buka pintunya kalo pintunya lu buka nanti Bang Sen janji bakal beliin apapun yang Diah mau jadi buka ya," bujuk Shandy. Namun, tetap tak ada respon.

"Gimana sama Diah?"tanya Farhan.

"Diah tetap nggak ngerespon apa-apa Bang, gimana keadaan Diah didalam sana Bang kita khawatir," ucap Ricky.

"Ini semua gara-gara lo Han," ujar Shandy.

"Diah buka Dek ini Bang Han," panggil Farhan. Namun, tetap tak ada respon.

Diah ia masih menangis sungguh perasaannya begitu hancur saat mendengar Abang-abang yang sangat ia sayangi harus bertengkar. Namun, sungguh Diah tak mengerti akan pola pikir Abang-abang nya itu mengapa mereka harus bertengkar hanya karena Revano orang yang sudah bertahun-tahun tak pernah menampakan diri.

"Diah kecewa sama kalian dan Diah mohon biarin Diah sendirian," Isak Diah dengan wajah ia tutup menggunakan bantal.

***

"Udah hampir satu bulan lebih ini, kepala saya sering sakit tiba-tiba Dok, penglihatan saya blur dan saya juga sering lupa," ucap Alun memberi tahu.

"Tanda-tanda yang kamu sebutkan itu memang benar, itu adalah tanda-tanda tumor otak," jawab Dokter spesialis kangker membuat detak jantung Alun berdetak lebih cepat.

"Biar lebih jelas sebaiknya kita melakukan cinti scan," ucap Dokter itu.

Alun berjalan menuju kamar sang Papa dengan perasaan yang sungguh bercampur aduk setelah mendengar penjelasan dari salah satu dokter.

Ceklek

Alun langsung membuka pintu kamar Sang Papa dan saat itu juga air mata yang sedari tadi menumpuk di kelopak mata mengalir deras membasahi pipi, Alun segera duduk di kursi dekat brankar dan tak lupa Alun menggenggam erat tangan Sang Papa.

"Pa  cepat bangun Pa Alun mau cerita banyak hal sama Papa," ujar Alun dengan tangan Sang Papa ia letakkan di pipinya.

"Pa Alun sakit Pa ... Alun ... Alun divonis punya penyakit yang bahaya ... Pa cepet bangun Pa Alun mau liat Papa dan Alun mau ngabisin waktu Alun sama Papa," Isak Alun dan mungkin dibawah alam sadar Sang Papa mendengar keluhan Alun itulah yang membuat air mata Sang Papa mengalir.

"Menurut hasil kamu benar mengidap tumor di bagian otak itu yang menyebabkan kepala mu sering sakit, penglihatan menjadi blur dan anda sering pelupa. Tapi, untuk bisa mengetahui stadium ya kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas dokter.

"Ini nggak mungkin kan Dok? Dokter cuma bercanda kan? nggak mungkin saya mengidap penyakit sebahaya itu Dok?" ujar Alun.

***

Garis cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang