garis cinta (part 71)

18 5 0
                                    

#GARIS_CINTA

#PART_71

*Sorry Typo 🙏🙏🙏

15.30 WIB

Seluruh Siswa/i SMA Cakrawala mulai meninggalkan kelas masing-masing untuk menuju rumah karena waktu nya pulang.

"Sher nanti main ke rumah ya, kita ngerjain tugas sekolah bareng." Diah dan Sherina berjalan bersama menuju parkiran sambil mengobrol kan tentang tugas sekolah.

"Nggak bisa Diah," tolak Sherina.

"Loh kenapa? emang ada masalah ya?" tanya Diah dengan heran.

"Setelah pulang gue harus kerja Diah kan lo tau gue kerja," jawab Sherina.

"Lo kerja di tempat kak Reyna kan? Ya udah nanti gue kasih tau sama kak Reyna biar lo diizinin," balas Diah.

"Nggak usah Diah jangan gue harus kerja," tolak Sherina membuat Diah mengangguk saja lagian dia tidak bisa memaksa jika Sherina memang menolak.

"Pulang nya bareng gue," ucap Fenly saat Diah sampai di parkiran.

"Ayank." Belum sempat Diah menolak Bella and the geng sudah datang dan langsung mengandeng pujaan hati mereka.

"Nggak usah gue udah di jemput mending lo pulang sama pacar lo aja," ujar Diah yang langsung berjalan bersama Sherina.

"Ih kok Ayang ngajakin dia pulang bareng sih kan Ayank pulang nya bareng Bella," cemberut Bella.

Fenly menghela nafas, "Terpaksa Bell kan dia  anak Ayah dan Bunda jadi gue harus bersikap baik." Bella mengangguk percaya dengan ucapan Fenly dari pada harus debat dan berakhir dia yang di tinggalkan sungguh tidak baik.

Alun, Mutiara dan Yanti terlihat baru saja sampai di parkiran tentu kejadian itu terlihat jelas oleh mereka. Namun, Alun dan Yanti bersikap bisa saja kecuali Mutiara yang langsung menghampiri Fiki dan Kya.

"Ih apaan sih lo," kesal Kya saat Mutiara menjauhkan nya dari Fiki.

"Lo yang apa-apaan ngapain lo deketin Fiki? Fiki itu pacar gue," sengit Mutiara.

"Owh gak perduli tuh yang pasti my hany mau nganterin aku iyakan hany?" santai Kya seraya bertanya pada Fiki.

"Nggak mungkin lah iya kan Fik?" Perasaan takut pasti menghiasi Mutiara saat ini.

"Yang dibilangin Zaskya itu bener Ra," jawab Fiki.

Degh

Sakit, Kecewa pasti itu yang Mutiara rasakan saat ini baru saja semalam Fiki menyatakan perasaannya pada nya. Tapi, sekarang belum genap satu hari Fiki sudah mengkhianatinya.

"Lo denger sendiri kan jadi sekarang lo pergi," usir Kya membuat Mutiara langsung pergi dengan berlinang air mata pasti satu kali kedip air matanya lolos dari kelopak mata.

"Lo tuh jadi cowok nggak punya perasaan banget sih! Mutiara itu pacar lo Fik dan baru semalam lo ngajak Mutiara pacaran dan sekarang!" Yanti tak habis pikir dengan Fiki kenapa ia begitu tega menyakiti Mutiara bahkan tanpa rasa bersalah dan tanpa ada niat untuk mengejar Mutiara.

"Udah lah Yan mending kita susulin Mutiara lagian percuma ngomong sama manusia yang nggak ada hati kayak mereka." Alun langsung melangkah memasuki mobil diikuti Yanti dan menjalankannya.

Fenly, Fajri dan Fiki kompak melepaskan gandengan tangan Bella, Reni dan Kya membuat mereka bertiga menatap heran.

"kenapa?" Satu kata yang menggambarkan pertanyaan mereka.

"Kita udah akting nya jadi sekarang kita boleh pergi kan?"ucap Fajri.

"Antar kita pulang nggak ada penolakan," ucap Reni membuat mereka menghela nafas.

"Udah ayok," ucap Bella yang dibalas deheman dari mereka bertiga.

Mereka langsung menaiki motor lalu menjalankannya sedangkan Kenzo dan Zweitson mereka sudah pulang lebih dulu.

***

"Diah Pulang!" teriak Diah saat memasuki rumah dan langsung memeluk Sang Bunda membuat Sang Bunda terkekeh.

"Pelukan kalo Diah udah pulang." Diah langsung melepaskan pelukannya lalu berlari menuju tangga untuk ke kamarnya.

"Diah buat Abang Mana?" tanya Ricky membuat Diah langsung berhenti.

"Abang Diah kan banyak jadi ribet kalo harus di peluk satu persatu jadi Kiss bay aja ya." Mereka kompak seolah menangkap Kiss yang dia berikan dari jauh sedangkan gadis itu sudah pergi ke kamarnya. 

"Gimana Bang udah ngasih tau ke Diah kalo lo mau balik ke rumah lo?"tanya Gilang yang memang tadi Shandy berkata jika ia akan memberitahu Diah saat ia menjemput Diah.

Shandy menggeleng pertanda belum,  "Gue nggak ngerti cara ngasih tau nya dan gue takut buat Diah sedih."

"Ya udah Bang nggak usah pindah," saran Ricky.

"Gue bakal pindah ini bukan rumah gue dan juga bukan rumah Ayah dan Bunda," jawab Shandy.

"Tapi ini rumah gue Shan rumah Abang lo," ujar Farhan. Namun, Shandy tak menggubrisnya seakan ucapan Farhan hanya angin lalu.

***

Di posisi lain ...

"Kalo menurut Amel ini sih Kak dekornya bagus banget terus keliatan sederhana. Tapi elegan banget," ucap Amel memberi usulan.

Kini mereka berempat sedang berada di dekat kolam renang merencanakan tentang pesta ultah Diah yang akan berlangsung Minggu ini.

"Iya sih gue juga setuju lagian Diah nggak suka acara yang mewah," setuju Melda.

"Emang yang dilakuin bang Han sama yang lain selama ini mana sih Kak?" heran Reyna.

"Sebenarnya rencananya udah siap dan udah di cetak. Tapi karena rumah kebakaran jadinya hilang semua," jawab Fina.

"Loh emang nggak ada di laptop bang Han atau yang lain Kak?" tanya Reyna.

"Nggak ada Na mangkanya harus dipikirin ulang," jawab Fina.

"Tau lo Na itu aja nggak tau," ejek Amel.

"Diam lo gue nggak nanya sama lo," ketus Reyna.

"Eh udah malah debat ayok pikirin acaranya minggu ini loh, meskipun acara nya sederhana. Tapi harus terkesan mewah," ucap Melda.

"Sederhana dari mana coba? Acaranya diadakan di gedung bintang 5, tamu undangan pesta ultah aja melebihi undangan pernikahan," celetuk Reyna.

"Maksudnya dekor nya Na lo dari tadi nggak nangkep terus apa yang diomongin kalo gitu diem aja deh," kesal Amel.

"Heh malah berantem lagi cepet kerjain kalo nggak selesai kita yang salah loh," lerai Fina.

"Siap Kak/ siap Fin," kompak Amel, Reyna dan Melda.

***

"Makasih ya Son udah nganterin gue pulang," ucap Nia sambil melepaskan helm nya.

Mobil milik Nia tadi mogok dan bertepatan dengan itu Zweitson lewat jadinya Zweitson menawarkan bantuan untuk mengantar Nia.

"Iya sama-sama Nia," jawab Zweitson.

Zweitson langsung turun dari motornya saat melihat Nia kesusahan melepas kunci helm.

Degh

Jantung Nia seakan akan ingin lepas dari tempatnya karena terlalu berdebar di dekat Zweitson di tambah jarah mereka memang terbilang dekat.

"Ma-makasih ya Son maaf ngerepotin," gugup Nia.

Zweitson mengangguk, "Kayaknya harus gue ganti helm nya karena udah sulit di lepaskan kuncinya."

Nia mengangguk lalu berlari memasuki rumahnya karena ia sudah tak sanggup lagi jika harus dekat dengan Zweitson bisa-bisa ia akan pingsan di tempat.

Zweitson memperhatikan Nia tak enak bukan maksudnya membuat Nia salah tingkah seperti itu tadi ia hanya membantu tidak ada maksud lainnya.

Garis cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang