31. PULANG

2.5K 239 9
                                    

Ini bukan tentang siapa aku atau dirimu. Tentang siapa yang paling sederhana dan istimewa. Ini tentang rasa yang entah kau labuhkan kemana. Tentang rindu yang tak kunjung reda.

.
.
.

5 YEARS LATER.
Someone with all the changes

Gerimis turun perlahan. Air Tuhan itu membasahi permukaan tanah dengan percikan kecilnya. Namun lambat laun berubah menjadi besar seperti hantaman-hantaman asteroid yang turun menabrak bumi.

Para pemilik aktivitas diluaran sana terlihat buru-buru mencari tempat berteduh. Bagi pemotor tanpa siap pelindung, mereka menerobosnya ingin cepat-cepat sampai tujuan sepertinya. Karena tak ingin lama-lama membuang waktu banyak dijalan.

Disebuah lorong yang terlihat sibuk dengan hiruk pikuk aktivitas, perempuan dengan dress selutut itu terlihat berlari gopoh. Rambut panjang bergelombangnya bergerak kesana-kemari mengikuti gerak tubuhnya. Hingga sesampainya pada 'nursing room' kakinya berhenti melangkah. Ia mengatur nafasnya yang ngos-ngosan sebelum tangannya menekan knop pintu didepannya.

"Maaf aku telat"

Beberapa pasang mata, yang berada didalam ruangan yang baru saja ia buka itu menoleh padanya seketika. Semua mata tertuju kepadanya seolah-olah mereka mendapat jackpot akan kehadiran dirinya disana.

"Ya Tuhan ... Kamu kok lama banget sih! Bikin Mama kepikiran aja"

Wanita setengah abad itu merangsek maju untuk memeluknya. Memberikan kecupan berkali-kali untuk menunjukkan jika ia begitu merindukan sosok dirinya.

"Sorry tadi pesawat Naya delay"

Iya, Kanaya Adijaya. Wanita delapan belas tahun lima tahun yang lalu itu kini sudah berdiri di ambang pintu salah satu ruangan rumah sakit di pusat kota. Ia kembali setelah cukup lama menitih kehidupan masa depannya di negeri sebrang.

"Ayah kangen banget sama kamu nduk"

"Naya jugaaaa" gadis 24 tahun itu beralih untuk memeluk laki-laki 59 tahun itu. Memeluknya erat seakan takut kehilangannya.

"Ayah gimana? Sehat?"

"Tadinya nggak. Sekarang anak ayah udah pulang jadinya segar bugar"

"Ayah bisa aja"

"Mbak, aku boleh dong lihat keponakan aku"

Kanaya beralih pada sosok mungil yang kini berada pada dekapan Laras. Iya, Laras melahirkan anak keduanya beberapa jam yang lalu. Mbak nya itu diberi kepercayaan oleh Tuhan setelah satu tahun yang lalu melangsungkan acara pernikahan. Sosok mungil itu pun terlihat seru menyedot ASI dari sang ibu. Membuat Naya gemas sendiri.

"Ya ampun gantengnya ponakan aku ... Siapa namanya mbak?"

"Alif Nay. Bapaknya yang kasih"

Naya terdiam menatap Laras dan anaknya bergantian. Ada rasa tidak nyaman ketika mbak nya itu menggumamkan kata bapak. Ada rasa asing yang menggelitik hatinya.

"Kok diem Nay? Mau gendong Alif nggak? Dia udah selesai nyusu ini"

"Eh iya! Iya mbak mau. Aduduh ... Anak Sholeh, mas Alif ini onty ... Hallo sayang" setelah mencoba menghilangkan semua pikiran melaturnya, Naya kembali fokus dengan bayi mungil Laras yang kini diserahkan padanya. Matanya berkaca-kaca ketika bayi Alif menggeliat pada lengannya.

Ya Tuhan ... Perasaan apa ini.

"Dia ganteng banget ya mbak. Persis bapaknya" Adunya pada Laras. Naya mulai menimang bayi itu perlahan.

I LOVE YOU TETANGGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang