41. BINCANG-BINCANG KLASIK

2.1K 210 5
                                    

Beberapa hari ini cuaca memang sedang panas-panasnya. Sebagian para umat manusia yang memiliki aktivitas di luar rumah harus mengeluh saking panasnya.

Ditambah ini hari Senin. Aaah semakin lengkap saja penderitaan para umat manusia ini. Mulai sekolah, mulai bekerja, mulai awal sumber masalah. Yaaa meskipun tidak semuanya manusia selalu berbuat salah. Namun apa yang bisa mereka lakukan? Mengeluh? Ckck kalau begitu kalian memprotes pada sang pencipta. Dan itu hanya akan membuang waktu kalian sia-sia.

Kanaya yang kebetulan sibuk dengan beberapa masakannya, harus terintrupsi ketika suara bariton itu menyapanya. Bibirnya mengulas senyuman saat sosok Dimas berdiri di sampingnya, "Nggak ke kampus?" Tanyanya. Dan laki-laki itu hanya menggeleng pelan sebagai jawabannya karena tangan dan mulutnya sudah sibuk dengan perkedel kentang milik Naya yang masih hangat diatas piring.

"Kamu shift sore?"

"Iya Naya shift sore. Mas udah makan?"

"Sudah. Tapi lihat kamu masak mas jadi laper lagi"

"Ckck bisa aja ngelesnya. Duduk dulu sana Nay hampir siap kok ini"

"Didepan itu mobil siapa? terus Mama sama ayah mu kemana? Kok sepi gini rumah?"

"Biasa lagi ke rumah Mbak Laras. Semenjak ada Baby Alif Mama sama ayah jarang di rumah. Yang didepan itu mobil Manda. Dia lagi di belakang sama mas Andra ngurusin kolam ikannya"

"Dia nggak kerja?"

"Siapa?"

"Mas mu"

”Enggak mas. Katanya mau luar kota lusa"

Dimas mengangguk. Lalu ia dengan sekali gerakan, memeluk Naya dari belakang. Ia meletakkan dagunya dipundak gadisnya.

"Kenapa? Tumben meluk-meluk"

"Nggak papa. Just .... i Miss you"

"Setiap hari ketemu juga. Masih kangen aja"

"Sebenarnya ada yang ingin mas sampaikan"

"Apa?" Naya kini benar-benar memfokuskan dirinya untuk menatap laki-laki yang tengah memeluknya itu. Ia berbalik meninggalkan gorengan perkedelnya demi menanti Dimas yang akan bicara.

"Lusa saya akan seminar di Jepang satu Minggu"

"Kok ngabarinya dadakan? Lusa Lo ini mas"

"Mas juga baru tahu barusan. Makanya mas cepat-cepat kemari untuk kasih tahu kamu"

"Naya sendiri dong"

"Hanya satu Minggu paling lama"

"Mas, Naya nggak mau ditinggal"

"Gimana lagi. Ini kerjaan sayang"

"Naya ikut"

"Kamu kan punya tanggung jawab kerjaan disini. Mas janji bakal selalu kabarin kamu. Mas akan--"

"Dilarang mesum di rumah gue!!"

Seruan itu seketika mengejutkan keduanya. Dimas sontak melepaskan pelukannya. Berbeda halnya dengan Kanaya. Gadis itu memicingkan matanya Menatap dua sejoli yang terlihat menuruni anak tangga. Andra dan Amanda sahabat nya.

"Halah! Kayak mas nggak mesum aja di belakang tadi"

"Enak aja! Gue nggak mesum ya"

"Tapi kamu kan mesum sama aku tadi dibelakang. Grepe-grepe lagi" itu suara Amanda. Dan itu berhasil membuat Naya cekikikan dengan nada mengejeknya.

"Dasar gadun! Aku aduin Ayah baru tahu rasa kamu mas"

"Kok kamu malah buka kartu sih yang! Nggak tahu aja kamu si Naya mulutnya lemes"

I LOVE YOU TETANGGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang