JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA
HAPPY READING 💙💙
.
.
.
.Beep beep
Beep beep
Beep beepAku menyentakkan sepatuku dari atas rak hingga beberapa sepatu yang lainnya jatuh berhamburan. Aku buru-buru sialan!
Gara-gara ucapan selamat malam dari calon Imam aku begadang semalaman. Nyatanya ucapan mas Dimas nggak bisa membuat ku tidur nyenyak malah membuatku berimajinasi yang enggak-enggak. Kampret emang.Dan hasilnya ya gini. Aku yang bangun kesiangan dan mama yang ngomel-ngomel nggak karuan. Apalagi mobil BMW E60 hitam didepan pagar rumah sudah membunyikan klaksonnya dengan lantang. Duuh mas Dimas nih nggak sabaran banget sih!
"NAY, SARAPANNYA?!!!"
Udah sampai di halaman dan suara mama terdengar berteriak keras. Aku membalasnya nggak kalah keras namun aku juga nggak menghentikan langkahku "UDAH TELAT NGGAK KEBURU MA ..."
Dan selanjutnya aku yang membuka pagar, menghampiri mobil BMW E60 itu. Membuka pintunya, senyum di bibir ku terkembang sempurna ketika melihat sosoknya yang seperti biasanya. Tampan tanpa cela. Ya allah ini mas Dimas bukan sih yang disamping ku. Kok gantengnya subhanallah banget. Malah rambutnya basah gitu lagi. Pasti dia habis keramas nggak sempet keringin deh. Sexy banget anjiiir.
"Pagi mas"
"Ini jam berapa sih Nay? Kamu mau sekolah apa ke--"
"Udah deh, nggak usah khotbah ya mas. Aku kesiangan juga gara-gara mas Dimas tau!"
"Lah kok--"
"Gara-gara ucapan selamat malam mas kemarin tuh aku jadinya nggak bisa tidur. Jadinya begadang deh!"
"Alesan kamu! Lihat kalo kesiangan gini jadinya nggak sarapan kan?"
"Yang nggak sarapan aku kenapa mas yang sewot sih. Oooh I know ... mas khawatirin Naya yaaa... Hayooo ... Ciye khawatir ciyeeee"
"Nggak usah lebay kamu!"
"Katanya nggak ada jadwal ngajar kok udah rapi banget sih" Aku meneliti mas Dimas. Melupakan rasa khawatirnya yang sok-sokan ditutupi itu. Memang iya, kelihatan rapi pakek banget. Kemeja putih dengan celana jeans biru tua yang membungkus apik kaki panjangnya. Duh tipe dosen millenial banget kan. Eh ya, btw aku udah cerita belum kalau mas Dimas ini dosen di salah satu universitas pilihan di Surabaya. Dan yaah, mbak Laras termasuk orang beruntung yang bisa se kampus sama mas Dimas. Entah kebetulan atau memang mbak Laras sengaja masuk ke kampus yang sama dengannya. Apalagi sekarang mbak Laras jadi asdosnya mas Dimas. Lucky banget kan mbak ku itu.
"Siapa?"
"Ya mas Dimas lah. Masak pak lurah!"
"Oh"
"Kok cuma oh?"
"Tadi malem Laras chat katanya pagi ini mau ditemani ke Lippo mall dulu. Sekalian ia ke Gramedia cari referensi buat tugas anak-anak"
Halah bacot! Mbak Laras lagi, mbak Laras lagi. Se-spesial apasih mbak ku itu baginya.
Aku mencebik kesal. Memalingkan wajah darinya. Lebih memilih menatap jalanan luar yang terlihat ramai oleh lalu lalang kendaraan. Kok aku jadi males gini sih.Dari dulu tuh mas Dimas mana ada sih perhatian tulus sama aku. Nggak pernah sama sekali. Kalaupun iya, pasti ada embel-embelnya. Kalau nggak karena mbak Laras ya mas Andra. Itu terus alasannya. Mau Sampek kapan sih dia itu gini terus. Menganggap aku sebagai perecok hidupnya. Padahal aku nggak pernah sekalipun nyusahin dirinya. Minta tolong pun aku harus mohon- mohon dulu. Merengek kayak bayi barulah dia mau menuruti permintaan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
RomanceWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...