32. RED CARNATION & LAVENDER

2.5K 244 6
                                    

Ini weekend. Dan Naya paling senang jika hari-hari libur seperti ini. Namun itu dulu ketika ia masih menjadi remaja SMA. Ia akan senang berlama-lama di rumah untuk menghabiskan waktunya. Tapi sekarang, Naya malah ingin cepat-cepat weekdays ketimbang hari-hari libur seperti ini.

Ia merasa kesepian dan tidak ada teman. Mungkin jika ada Laras, ia masih bisa bersenang-senang dan melakukan aktivitas dengan mbaknya. Tapi sekarang, mbak nya untuk hari-hari seperti saat ini saja sangat terbatas. Mbak nya itu sudah sibuk dengan keluarga kecilnya. Sedangkan ia? Haaah ... Weekend begini, ia hanya lontang-lantung di rumah. Apalagi saat ini dirinya masih dalam kategori pengangguran. Haaaah memang benar-benar menyebalkan pikir Naya.

"Ngapain anak perawan bengong di teras sendirian? Diambil orang tahu rasa"

Kanaya tersentak dari lamunannya ketika suara cempreng bernada ceria itu seakan menyapanya. Ia melirik sosok wanita seumuran Mamanya tengah berjalan melintasi pagar depan rumahnya.

"Bunda?!!" Kanaya berdiri. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya untuk mengikuti tetangganya itu. Ia sedikit berlari untuk sekedar menyamakan langkahnya terhadap wanita yang ia panggil bunda itu.

"Kamu udah mulai lupa ya sama bunda. Sombong sekarang! Mentang-mentang udah jadi warga Singapura, pulang-pulang bunda dilupakan"

"Iih nggak begitu bunda. Orang Naya aja baru Sampek seminggu kemarin. Ketemu bunda ya baru hari ini. Bunda aja yang nggak di rumah semingguan kemarin kata Mama"

Bunda Airin terkekeh kecil. Ia kemudian terlihat menurunkan beberapa kardus yang tadi berada di pelukannya dan kini beralih untuk memeluk Naya erat. Wanita itu mengusap punggung Naya penuh kasih dan sayang, "Maaf ya, emang bunda yang sibuk Nay. Bunda harus temenin om Rian bolak-balik Jakarta Bali buat urusan proyek yang lagi kejangkit masalah. Dan bunda juga baru datang subuh tadi"

Naya melepaskan pelukan Bunda Airin. Gadis cantik itu lalu memberi sebuah kecupan pada kedua pipinya, "Yang sabar ya Bunda. Pasti semuanya akan baik-baik aja kok"

"Iya sayang. Dan Alhamdulillah sekarang semuanya udah selesai dan bunda juga bisa santai-santai gini"

Naya beralih pada kardus-kardus yang baru saja bunda Airin letakkan. Keningnya mengernyit menatap kardus-kardus itu, "Bunda lagi ngapain bawa kardus-kardus gini?"

"Oh, ini Lo Nay kalau Bunda lagi bosen sendirian di rumah bunda mulai suka tanam-tanam Bunga"

"Waaah Naya boleh ikut nggak Bun? Kebetulan Naya nggak ada kerjaan banget nih di rumah"

"Boleh aja. Nanti kita ngobrol-ngobrol ya. Udah lama banget kita nggak ngobrol-ngobrol"

"Siap!"

Kedua wanita berbeda generasi itu melangkahkan kakinya secara bersamaan. Hingga sampai di tempat yang penuh dengan berbagai macam tanaman, mulai dari sayuran, buah-buahan dan macam-macam bunga yang tertata apik. Kanaya yang melihat dibuat takjub dengan pemandangan didepannya.

"Perasaan dulu masih sayuran aja deh Bun kok sekarang makin macem-macem aja kebun bunda ini"

Sedangkan bunda Airin terkekeh. Perempuan itu lalu membawa Kanaya duduk bersamanya di kursi lantai yang kebetulan tersedia di taman buatannya itu, "Itu kan dulu. Sekarang ada perubahan dong"

"Bunda emang suka banget ya sama hal tanam menanam gini"

"Lumayan Nay selain buat isi waktu kosong, bisa mempercantik rumah juga"

"Kanaya jadi pengen juga berkebun gini kayak bunda"

"Nanti kalau udah punya rumah sendiri pasti kegiatan kayak gini terasa menyenangkan deh"

I LOVE YOU TETANGGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang