7. LAKI-LAKI TUA ANEH

3.2K 325 5
                                    

JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA
HAPPY READING 💙💙
.
.
.
.

"Selamat pagi cantik"

PRAANKK!!

Pot bunga yang tengah aku tata rapi diatas pagar rumah itu jatuh seketika ketika kepala laki-laki menyembul dari  luar. Aku terkejut hingga menyenggol beberapa tanaman pot milik mama. Bibirku meringis ketika pot dari tembikar itu menimpa jari-jari kaki ku. Sialan! Miko kurang kerjaan memang. Pagi-pagi sudah membuat jantungan.

Mataku melotot menatapnya yang kini malah menyengir tanpa dosa. Bibirku sudah siap mengeluarkan umpatan tapi urung, tertahan tiba-tiba saat mas Damar, adik dari mas Dimas datang membuka pagar rumah. Wajah tampannya yang sebelas dua belas dengan mas Dimas itu tersenyum kepadaku.

"Cari siapa mas?" Ia terlihat tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya. Sedikit heran sih aku dengannya. Pasalnya, mas Damar ini jarang menginjakkan kakinya di rumah mama. Bahkan terkesan nggak pernah. Pernah sih sekali, itupun cuma sampek halaman doang nganter makanan dari bundanya.

Beda banget sama kakaknya yang tiap hari hampir di rumah. Mengerjakan pekerjaan bareng sama asistennya. Alias mbakku itu.

"Mau cari kamu"

Alisku menukik. Menatapnya penuh tanya. Sebelum benar-benar melanjutkan perbincangan dengan mas Damar, aku menoleh pada Miko yang masih setia di tempatnya. Diluar pagar. Aku mendengus lalu menunjuknya "Kamu balik sana Ko! Ntar aja kesini lagi. Masih pagi juga"

"Ntar aja? Emang aku mau ketemu sama kamu ntar. Aku cuma kebetulan lewat sini tadi habis joging ya"

"Alesan! Sono pulang!"

"Cih!" Mendengus kesal, Miko kemudian memutar tubuhnya. Meninggalkan pagar rumah. Setelah tubuhnya benar-benar menghilang, aku kembali menatap mas Damar yang masih berdiri didepanku. Senyum tipis masih terpatri di bibirnya.

"Jadi, ada apa mas Damar cari Nay? Nggak biasanya"

"Aku mau minta bantuan sama kamu"

"Bantuan?"

"Iya"

"Bantuan apaan mas? Naya nggak bisa kalau suruh bantuin angkat besi. Berat mas"

Tawanya melebar hingga matanya menyipit. Laki-laki seumuran mbak Laras itu menggelengkan kepalanya pelan "Nggak kok. Lagian mana tega aku nyuruh kamu angkat-angkat"

"Emang mau dibantuin apa?"

"Kamu bisa nggak jadi model buat produk baru di kantor ku?"

"H-HAH?!!  Model?!!"

"Iya. Kantorku baru aja meluncurkan produk baru"

"Kenapa harus Nay?"

"Ya aku kenalnya cuma kamu"

"Nggak, maksud Naya itu kenapa harus Naya yang jadi modelnya mas Damar. Kan temen mas Damar juga banyak. Orang-orang di kantor mas juga pasti ada dong"

"Soalnya produk barunya punya tema remaja Nay. ABG ABG gitu"

Aku mengangguk perlahan "Emang Nay harus bantu apa?"

"Cuma jadi model kok. Kamu cukup berdiri depan kamera aja. Bonusnya juga lumayan. Apalagi kalau produk nya berhasil"

Oke sih tawarannya. Tapi masalahnya aku nggak ada bakat buat jadi model. Pose sana-sini itu bukan aku banget.

"Tapi Nay nggak begitu jago pose ala-ala model gitu mas"

"Nanti diajarin kok. Mau ya. Aku udah males banget kalau harus cari orang lagi"

"Iya deh. Nanti Nay coba. Tapi beneran di ajarin kan nanti disana?"

I LOVE YOU TETANGGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang