"Yakin Lo Buk mau lembur lagi?" Naya mengangguk mantap. Menatap Agnes teman seangkatannya. Gadis itu sudah berdiri dari duduknya dengan beberapa cairan infus yang berada ditangannya. Naya menatap teman kerjanya itu dengan senyuman tipis.
"Yakin. Udah Lo pulang aja"
"Ini udah seminggu Lo buk. Ada apaan kok tumben-tumbenan lembur berturut-turut"
"Males di rumah. Udah pulang Sono!"
"Yaudah deh. Nanti biar gue telfonin Rara biar bantuin Lo buk gimana?"
"Iya gampang kalau itu"
"Yowis tak tinggal ya buk. Byee ..."
Naya melambaikan tangannya ketika salah satu bawahannya itu pamit pergi. Naya menghembuskan nafasnya ketika dirinya benar-benar sendirian di dalam ruang istirahat perawat. Mata Naya menatap ponselnya sejak beberapa menit lalu yang tak hentinya bergetar. Menampilkan beberapa pop up pesan dan panggilan masuk yang terus menerus.
Jengah, dengan ponselnya yang terus menerus menyala, Naya dengan cepat menyambar benda pipih itu yang berada diatas meja nakas. Menggeser ikon hijau dan menempelkan nya segera di telinganya.
'Kamu dimana?'
'Nay kerja. Lembur'
'kita perlu bicara'
'Bicara saja disini!'
'Mas sudah di resepsionis depan. Turun ya sayang. Mas perlu bicara sama kamu'Ada jeda lama setelah kalimat di sebrang sana terlontar. Dan Naya pun menghela nafasnya kasar sebelum memutar otaknya untuk memberikan jawabannya.
'Tunggu Nay di mobil aja. Nay turun sekarang'
'Iya sayang. Jangan lama-lama'Naya Mendengus kesal. Dengan langkahnya yang dihentak-hentakkan, naya meyabet tas selempangnya dan berlari keluar dari ruang istirahatnya. Sesampainya di resepsionis, ia menemukan salah satu rekan kerjanya yang shift sore. Naya menyapa pelan.
"Saya nggak jadi lembur ya Ra. Minta tolong nanti kamu gantiin saya"
"Loh ibu mau pulang?"
"Iya, saya ada urusan mendadak. Tolong ya"
"Nggih nanti biar saya gantiin"
"Terimakasih ya. Saya pergi dulu"
"Iya Bu. Hati-hati"
Langkah Naya kemudian berlanjut menuju parkiran sesuai dengan apa yang ia ucapkan beberapa saat lalu. Netranya menangkap sosok itu. Laki-laki yang beberapa hari ini ia diamkan. Siapa lagi kalau bukan sang kekasih. Diandra Ardamas. Laki-laki itu berdiri disamping pintu mobilnya, dengan kedua tangannya yang bersidekap dada.
"Mau ngomong apa?" Naya tanpa basa-basi ketika dirinya sudah berada tepat didepan Dimas.
"Kita masuk mobil dulu ya"
"Nggak! Disni aja atau nggak sama sekali"
"Oke kita ngobrol Disni"
"Apa yang mau di obrol kan?"
"Kamu marah sama saya?"
"Udah Nay bilang, jangan pakai saya saya an lagi! Naya nggak suka!"
"Iya-iya sayang. Mas minta maaf ya. Mas keceplosan"
"....."
"Kamu masih marah sama mas? Kenapa telfon dan WhatsApp mas nggak ada yang dibalas sama sekali"
Naya memutar bola mata malas. Ia melirik laki-laki didepannya itu, "Mas masih tanya alasan Nay mendiamkan mas beberapa hari ini?"
"Mas sudah jelaskan siapa wanita itu tempo hari"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
RomanceWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...