JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA
HAPPY READING 💙💙
.
.
.Tugas oh tugas!!!! Nasib murid SMA tingkat akhir seperti ku memang begini sekali ya.
Semalaman aku harus rela begadang demi deadline tugas untuk hari ini. 4 pekerjaan rumah untuk topik pembelajaran hari ini.Dan akibatnya ya begini. Aku yang bangun kesiangan plus mama yang mengomel nggak karu-karuan. Aku mendengus kasar. Mengikat rambutku asal, sambil keluar dari kamar. Hal pertama kali yang tertangkap netraku adalah tetangga sebelah, yang sepertinya sudah sembuh dari acara sakitnya, ia tengah duduk di meja makan sambil menikmati sarapan mama seperti biasa. Mata tajamnya menghunusku namun aku tidak menggubrisnya. Aku masih kesal dengannya.
Aku lebih memilih menyapa mama yang masih sibuk mengambilkan beberapa centong nasi ke piring ayah "Pagi Ma, Yah"
"Pagi juga nduk. Sarapan dulu?"
"Nggak usah deh Ma. Nay buru-buru"
"Hari ini berangkat dianter Ayah ya"
Aku mengernyit menatap Ayah heran "Loh Kenapa? Bukannya motor Naya udah keluar dari bengkel ya?"
"Masih belum. Tadi malem Ayah ditelfon sama pihak bengkelnya. Katanya motormu rusak parah"
"Masa iya? Padahal cuma gara-gara kena hujan aja"
"Iya soalnya ini udah lama nggak di servis. Dan beberapa suku cadangnya ada yang perlu diganti"
Aku memberengut kesal. Lalu dengan cepat aku menarik tangan mama. Menciumnya bergantian dengan ayah "Nay sama Miko aja. Biar Nay telfon dia"
"Kamu yakin nggak mau dianter Ayah?"
"Iya Yah. Ayah sarapan aja"
"Yaudah hati-hati dijalan ya. Bilang sama Miko jangan ngebut"
Aku mengangguk lalu segera bergegas keluar rumah. Mengeluarkan ponsel dari tas, aku mencoba menghubungi Miko. Namun, baru aja benda pipih milikku itu aku tempelkan pada telingaku. Sebuah tangan tiba-tiba menyahutnya hingga aku hampir terjungkal kedepan. Kepalaku menoleh cepat. Dan mendapati mas Dimas yang tengah berdiri sambil membawa tas jinjing khusus cowok ditangannya. Aku menatapnya galak. "APA?!!! Jangan menggangguku ya. Aku nggak ada waktu! Udah telat!"
"Aku anter"
"Nggak! Nggak! Aku sama Miko. Sini balikin ponselku"
"Aku anter atau nggak berangkat sama sekali"
"Aku ada ujian Mas .... Jangan mulai keributan deh"
Mas Dimas tetap kukuh pada pendiriannya. Terbukti, ia menghiraukan perkataanku dan kini malah menarikku hingga aku sudah terduduk di dalam mobilnya.
"Mau apa?"
"Ha? Maksudnya?"
"Mau sarapan apa? Biar aku delivery dan kirim ke sekolah langsung"
"Nggak usah. Udah mepet Mas waktunya. Bisa cepet dikit nggak sih Mas!" aku mendumel ketika laju mobil mas Dimas terasa sangat lambat. Aku tahu dia sengaja melakukannya.
"Kamu masih marah?"
"Marah kenapa? Nggak ada alasan ya buat aku marah sama kamu"
"Oh ya? Nggak percaya!"
Bola mataku memutar malas. Bicara dengan mas Dimas itu memang harus ekstra kesabaran. Aku memang sungguh sudah nggak marah padanya. Ya ... Walaupun masih ada sedikit rasa kesal sih.
"Beneran"
"Bukti?"
"Bukti apa? Nggak usah aneh-aneh deh Mas. Masa iya marah enggaknya minta bukti. Lagian nih ya, aku udah buktiin juga. Dengan aku yang mau berangkat barang Mas gini, aku udah nggak marah"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
RomanceWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...