Lagi-lagi mendung. Namun tidak ada tetesan air yang turun dalam bentuk hujan. Padahal ini masih pukul enam lewat beberapa menit. Dan akan dipastikan jika hari ini tidak akan ada si hangat Mentari. Naya, gadis itu sudah terlihat berlarian didalam rumah sepagi ini dengan penampilannya yang sudah sangat rapi. Jawabannya hanya satu. Ia terlambat! Karena Ini adalah hari pertamanya bekerja setelah ia bersusah-susah menggapainya. Dengan memenuhi segala tetek bengek yang ia kerjakan dalam beberapa minggu lalu.
Ia bangun kesiangan, itu murni kesalahannya yang asyik maraton drama Korea hingga pukul dua dini hari. Alhasil ia hanya mendapatkan tidur 3 jam kurang.
"Sarapan dulu Kanaya!!"
Suara mamanya terdengar menggema di penjuru ruangan. Namun Kanaya mengabaikannya. Ia buru-buru berlari menuju teras rumahnya. Ia menyentak sepatu miliknya dari rak sepatu hingga semuanya berhamburan ke lantai. Tiba-tiba Kanaya merasa Dejavu ia seperti pernah mengalami kejadian seperti ini. Namun ia buru-buru melupakannya ketika lagi-lagi jam tangannya menunjukkan waktu yang amat begitu terlambat apalagi suara klakson mobil didepan gerbang rumahnya amat begitu mengganggunya.
"Begadang lagi?"
"Heheh iya. Nanggung kemarin tinggal dua episode"
"Ckck bandel kalau dibilangin. Susah!"
"Katanya ke kampus jam satu siang? Kok udah rapi aja jam 6"
Naya mengabaikan Dimas yang terlihat kesal padanya. Ia lebih tertarik dengan outfit lelaki itu yang terkesan rapi, Dimas menggunakan kemeja coklat dan celana jeans berwarna cream lengkap dengan jaket bomber hitam yang digunakan.
"Saya harus ke rumah produksi dulu. Ada beberapa kendala disana"
"Rumah produksi apa?"
"Rumah produksi keripik tempe"
"Punya siapa?"
Dimas menginjak rem ketika lampu merah menyala. Ia melirik Kanaya yang kini juga menatapnya. Ia lupa jika selama lima tahun berpisah, mereka tidak pernah komunikasi sekalipun. Maka dari itu Kanaya kurang tahu perihal bisnis yang ia rintis sudah lebih hampir empat tahunan belakangan ini. Rumah produksi makanan ringan yang sedang booming-boomingnya saat ini.
Keripik berbahan dasar kedelai.
"Milik saya"
"Kok Naya nggak tahu"
"Mama mu nggak cerita memangnya?"
Naya menggeleng kuat, "Sejak Naya pulang, Mama nggak pernah cerita apapun soal mas Dimas ke Naya. Palingan beliau bilang kalau mas lolos kandidat untuk jadi Dekan"
"Saya sudah merintis rumah produksi ini hampir empat tahun. Saya sudah bilang ke kamu kan tadi"
"Naya nggak tau apa-apa"
"Sekarang sudah tahu"
"Terus apalagi yang Naya nggak tahu"
"Itu saja mungkin. Dari hal terakhir saya yang suka berkebun"
"Mas Dimas ada cewek lain?!"
"Jangan menuduh sembarangan! Saya tidak suka diasumsikan tidak benar"
"Terus nanti pulang jam berapa? Habis ke rumah produksi pasti ngajar kan? Habis itu rapat"
"Saya akan jemput kamu kalau itu yang kamu khawatirkan"
"Bener?"
"Jam 4 sore kan?"
"Deal ya. Naya tunggu pokoknya"
"Iya"
Dan obrolan-obrolan ringan yang didominasi oleh Kanaya itu pun berhenti ketika mobil milik Dimas sudah mulai memasuki pelataran rumah sakit tempat Naya mulai bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
RomanceWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...