"Jadi gimana nduk? Kamu sudah siap kan?"
Gadis itu mengangguk pelan. Ia menatap wanita pertengahan abad didepannya dengan mata berbinar. Tidak ada hal yang benar-benar membuatnya bahagia kali ini. Kedatangan seseorang dengan dalih Pinangan dari laki-laki yang amat begitu dicintainya akhirnya tiba juga.
Berawal dari dua hari yang lalu ketika ia berada di rumah Naya dan ia tanpa sengaja ikut terseret arus dalam obrolan yang entah bagaimana, ia Sulit menjelaskannya. Hingga berakhir dengan Mama Andra yang pagi ini berkunjung ke rumahnya.
"Tapi gimana dengan mas Andra Tante? Tante sudah bicarakan dengan mas Andra kan? Manda takut kalau mas Andra nggak setuju dengan keputusan sepihak ini"
"Ini bukan keputusan sepihak nduk. Ini murni keinginan Andra. Hanya saja dia takut mengutarakan lagi ke kamu. Lantaran dulu pernah ditolak dengan yang sebelum-sebelumnya. Andra hanya takut kamu tolak saat ingin mengutarakan niat baiknya"
"Manda seneng kok Tan. Justru ini yang Manda tunggu-tunggu. Apalagi, Mami juga udah beberapa kali mendesak Manda"
"Lalu kenapa kamu nggak pernah bilang ke Andra kalau mau segera dihalalkan?"
"Manda takut mas Andra belum siap. Manda juga takut nantinya dikira menuntut dengan hubungan yang baru berjalan ini Tan"
Mama Andra itu hanya tersenyum simpul. Ia lalu mengusap surai Manda dengan penuh kasih sayang. Layaknya putrinya sendiri, "Justru Andra yang takut nduk bagi Andra maupun itu hubungan dua bulan atau tiga bulan jika sudah ada kecocokan antara keduanya Andra pasti sudah siap tameng untuk menuju hubungan yang lebih serius"
"Tapi Mami belum pulang Tan. Gimana?"
"Nggak apa-apa yang penting kamu sudah tahu dan mengerti niat Tante kemari. Nanti sampaikan saja jika Mami mu sudah pulang"
"Begitu ya Tan?"
"Iya man. Kalau begitu tidak ada lagi yang dipermasalahkan ya. Nanti, kalau Mami mu sudah pulang jangan lupa kabari. Besok Tante dan keluarga akan berkunjung kerumah lagi"
"Besok?!!"
"Iya besok"
"Da-dadakan banget Tan. Manda belum siapkan apa-apa"
"Kamu nggak perlu menyiapkan apapun. Cukup jawaban saja dan semuanya biar Tante yang urus semuanya nanti"
"Tapi tan--"
"Nggak apa-apa Manda. Ini sudah kewajiban Tante sebagai orang tua laki-laki yang akan meminang mu. Jadi kamu tidak usah ribet dengan apapun ya"
"Manda nggak tahu harus gimana lagi. Intinya ... Intinya Manda sangat berterimakasih dengan Tante. Manda jadi terharu"
"Sama-sama nduk. Cuma ini yang bisa Tante berikan sama kamu. Tante nggak bisa kasih kamu apa-apa sebagai calon menantu Tante "
"Ini sudah lebih dari cukup kok Tan"
"Yasudah sekarang Tante harus pulang dulu ya. Tante masih banyak yang harus di siapkan"
"Tante sendirian?"
"Iya. Tante naik taxi. Sekarang taxinya masih nunggu Tante di depan"
"Nggak mau dianter Manda aja?"
"Nggak usah kamu siap-siap aja buat besok. Jangan keluyuran dulu ya"
Amanda hanya menganggukkan kepalanya ketika calon mertuanya itu mulai bergerak meninggalkan dirinya sendirian di ruang tamunya. Dan detik berikutnya, satu tetes air matanya jatuh membasahi pipinya.
Ya Tuhan ... Dia bahagia.
°°°°°
Angin berhembus kencang. Menerbangkan beberapa dedaunan setengah basah yang jatuh berserakan diatas tanah. Hujan baru saja berhenti beberapa jam yang lalu. Volumenya tidak terlalu lebat. Tapi mampu membasahi sebagian tempat yang tidak beratap. Namun jangan salah. Meskipun tidak lebat, cuaca yang dihasilkan mampu membuat para makhluk hidup kedinginan bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
RomanceWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...