JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA
HAPPY READING 💙💙
.
.
."Bunda lagi apa?"
Aku mendaratkan pantatku tepat disamping bunda yang tengah sibuk membuat rajutan-rajutan benang yang entah dibentuk apa. Bunda terlihat serius sekali. Ia bahkan hanya menjawab pertanyaanku tanpa menoleh.
"Lagi bernafas"
"Yaah ... Kalau itu mah Nay juga tahu. Kalau nggak nafas nggak mungkin disini"
"Nah itu udah tahu"
"Ih maksud Nay itu, itu Bunda lagi ngapain? Ngerajut apaan?"
"Ngerajut masa depan hehehe"
"Bunda mah! Yang seharusnya ngerajut masa depan itu Naya. Kan Bunda udah ada Om Rian"
"Emang kamu mau ngerajut masa depan sama siapa?"
"Sama Mas Dimas lah! Siapa lagi"
"Kamu beneran mau sama Dimas?"
"Ya mau banget lah Bunda. Aku kan --"
"Tapi aku nggak mau sama kamu!!"
Suara menyebalkan itu?! Aku menoleh, dan mendapati mas Dimas tengah berjalan kearahku dan Bunda. Sepertinya ia habis mandi. Terbukti dari rambutnya yang masih terlihat basah.
Bibirku mengerucut ketika suara kikikan Bunda terdengar nyaring. Beliau sudah menyelesaikan rajutannya yang ternyata menghasilkan sebuah sweater lucu berwarna hitam bergradasi coklat muda. Bunda memelukku singkat sambil mencium pelipisku.
"Kalau Dimas nggak mau, nanti kamu sama Damar aja Nay. Nggak dapat abangnya adiknya pun jadi. Yang penting kamu jadi mantu Bunda oke nggak?"
Aku terkekeh ringan karena bunda lagi-lagi melontarkan guyonannya. Mataku refleks menatap mas Dimas. Ingin tahu bagaimana reaksinya. Bukannya kesal ataupun cemburu, ia malah mengeluarkan seringainya.
Beneran nggak cemburu nih?
Emang kamu teh saha Nay? Minta dicemburui Dimas? Ngimpi kamu!
"Kayak Damar mau aja sama modelan Naya gini Bun!"
"Hush! Jangan salah ya. Gini-gini Naya itu mantu idaman tau. Cantik, baik, pintar masak lagi. Siapa yang nggak mau? Iya nggak sayang?"
Aku hanya mengangguk menanggapi pujian Bunda. Wanita yang rambutnya sudah mulai ditumbuhi uban persis seperti mama itu mengusap punggung tanganku lembut. Menyalurkan rasa kasih sayang seperti mama.
"Apapun nanti, pokoknya Naya kudu jadi mantu Bunda ya""Nggak boleh maksain takdir Bund. Iya kalau jodoh. Kalau nggak gimana? Masa iya Bunda mau ngelawan takdir"
"Ya makanya usaha!"
"Siapa? Dimas? Ogah!"
Bunda mendengus ia kini fokus menatap mas Dimas yang terlihat bermuka masam.
"Dim, kita itu harus berusaha. Jodoh itu nggak hanya dipasrahkan tapi juga diusahakan""Kita itu cuma merencanakan Bund. Yang kasih jalan ya tetap Tuhan"
"Iya Bunda tahu. Kalau diusahakan kan ya nggak ada yang nggak mungkin. Sekarang Bunda tanya deh, kamu suka apa nggak sama Naya?"
Nice shoot! Pertanyaan bunda bagus pakek banget. Ini nih yang ditunggu-tunggu. Akhirnya ... Aku bakal segera tahu perasaan mas Dimas yang sebenarnya. Biar aku nggak merasa dia tarik-ulur terus. Biar aku tahu perasaanku terbalas atau justru kandas. Dengan begitu aku nggak akan merasa di PHP lagi. Dan biar mas Dimas nggak semena-mena lagi buat aku dikit-dikit nangis dikit-dikit romantis!
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
Roman d'amourWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...