ONE YEAR LATER
Menit berganti jam, jam berganti hari, dan hari berganti tahun. Banyak perubahan yang dialami setiap orang. Tumbuh dan berkembang, maju dan menyerah. Semua berputar layaknya roda kehidupan umumnya.
Ada yang pergi dan ada yang hadir kembali.
Salah satunya di tempat luas dengan beberapa orang yang sudah berakhir bahagia. Hari ini, ditempat itu terlihat ramai dengan orang-orang yang datang berduka. Karangan bunga, air mata, dan kepedihan melebur menjadi satu.Hingga lamanya, Satu persatu orang-orang meninggalkan tempat hening itu. Lebih tepatnya para pelayat yang datang siang itu. Gundukan tanah yang beberapa saat lalu ditimbun sudah bertabur bunga lengkap dengan nisan yang terukir indah.
Gadis dengan terusan hitam dan kerudung selempang yang menutupi seluruh kepalanya itu sesekali mengusap nisan didepannya. Bibirnya menarik satu garis lurus sebuah senyum kepedihan. Tubuhnya enggan beranjak dari tempat peristirahatan terakhir itu, seperti orang-orang lainnya. Kakinya masih terpaku didepan Nisan yang mengukir indah nama lelakinya.
"Ayo pulang"
Gadis itu menoleh sebentar. Hanya sebentar karena detik berikutnya ia kembali menatap gundukan tanah didepannya itu, "Nay masih ingin disini"
"Sudah mau hujan. Besok kita kesini lagi. Mas yang temani"
"Nay masih ingin disini mas. Nay pasti akan kesepian setelah ini"
"Nay, Kamu tahu kan mas pernah bilang kalau manusia siapapun dia, dia bukan milik siapa-siapa. Dia hanya milik sang pencipta"
"Mas Andra, Naya juga tahu itu. Naya hanya-- hanya ingin merasakan kebahagiaan terakhir Naya. Naya ingin menghabiskan waktu dengan-- dengan orang-orang yang Naya cintai walaupun terlambat"
"....."
"Naya sudah ikhlas mas. Naya sudah mengikhlaskan kepergian seseorang yang memang bukan untuk Kanaya"
°°°°°
Ini weekend dan Naya senang! Sudah pernah Naya katakan kan kalau weekend adalah hari yang selalu menjadi hari yang Kanaya tunggu."Gimana? Sudah siap? Nggak ada yang ketinggalan?"
"Sudah kok. Semuanya udah beres. Maaf ya, tadi agak lama jadi buat mas Damar menunggu deh"
"Nggak papa. Lagian kamu pasti capek setiap Sabtu Minggu ada aja kegiatannya"
"Naya seneng kok mas ngelakuin ini semua. Ini bisa membuat sedihnya Naya berkurang"
"Aku bangga sama kamu bisa ngelewatin ini semua"
"Mas juga. Bisa tabah sejauh ini"
"Everything is set properly Nay. Kamu sedih saya juga lebih sedih. Tapi semuanya memang sudah jalannya"
"Terimakasih ya mas, selama satu tahun ini mas Damar ikut andil menyemangati Kanaya agar tetap hidup"
"Sama-sama. Kita sama-sama menguatkan"
Sesaat kemudian obrolan mereka berhenti ketika mobil yang mereka berdua kendarai juga berhenti. Kanaya mengambil beberapa paper bag yang berada di kursi belakang sebelum ia beranjak.
"Mas Damar ikut kan?"
"Mas tunggu disini. Kamu yang masuk ya. Mas lagi pengen di mobil aja"
Naya mengangguk paham. Gadis itu akhirnya beranjak sendirian, meninggalkan Damar dengan langkah pastinya. Sesaat kemudian, tubuhnya berhenti bergerak. Kakinya berhenti melangkah ketika dirinya sampai pada ruangan yang kerap ia singgahi satu tahun belakangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
RomanceWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...