JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA❤️
.
.
HAPPY READING 💙💙Mataku menajam menatap dua makhluk berbeda jenis yang kini tengah bercengkrama diatas karpet berbulu milik mama hadiah dari bang Andra seminggu yang lalu. Aku kesal! Tentu saja.
Gimana aku nggak kesal. Melihat doi lagi mesra-mesraan sama mbak Laras. Laki-laki yang tadi secara tidak sengaja mendapat tontonan gratis didepan teras rumah.
Dan kini ia malah terlihat asyik ketawa-ketiwi sama mbak Laras. Diih sok manis! Kalo sama mbak Laras aja haha hihi. Coba kalo udah sama aku? Boro-boro senyum. Ngobrol aja dia males. Padahal aku nggak pernah buat kesalahan apapun sama dia. Tapi ya dasar dianya aja sok jual mahal! Jadinya sok-sokan cuek dan dingin sama aku. Untung aku cinta kalo enggak udah aku guna-guna kamu mas.
"Loh Nay, kok berdiri aja. Sini ngobrol bareng"
Suara mbak Laras menyadarkanku. Pandanganku beralih dari laki-laki menyebalkan itu yang sialnya tampan banget malem ini. Padahal cuma kaos polo hitam dan jeans cream setengah coklat yang membalutnya. Tapi pesonanya Masya Allah, bikin hatiku tambah jedag-jedug.
Aku menurut. Meskipun kesal dengan mbak Laras, entah untuk alasan apa kakiku tetap melangkah mendekatinya. Pantat ku duduk tepat didepan laki-laki itu.
"Aku ambil minuman anget dulu ya. Temani mas Dimas bentar ya Nay"
"Mas?!" Sentakku ketika mbak Laras sudah menghilang dari pandanganku. Ia menoleh. Menatapku dengan pandangan datar. Kan, apa yang salah sih sebenarnya dengan diriku. Kalau sudah berhadapan sama aku mukanya lempeng banget.
"Hm?"
"Besok aku nebeng ke sekolah ya. Mas besok ngampus kan?"
"Nggak bisa. Saya ada jadwal ngajar pagi"
Bibirku mencebik kesal. Menatap mas Dimas dengan tatapan tajam. Cih! Dasar pelit! Bilang aja kalau aku nggak boleh numpang di mobilnya. Coba kalo mbak Laras yang minta? Nggak ada jadwal ngajar pun bakal ia jabanin. Bakal dia anterin.
"Anterin dong"
"Motormu kenapa?"
"Mogok kena hujan tadi"
"Ojol kan bisa"
"Bilang aja nggak mau anter susah banget sih mas!!"
Ia menghela nafas pelan. Lalu netranya beralih menatap aku lekat-lekat "Aku nggak bilang nggak mau. Cuma kasih saran"
"Halah! Secara nggak langsung mas Dimas itu menolak halus permintaan Naya. Iya kan!" Bodoh amat aku di cap nggak sopan sama laki-laki 31 tahun ini. Lagipula ia juga sudah tahu tabiatku.
"Aku cuma tanya Nay"
"Coba kalo sama mbak Laras. Nggak ada jadwal ngajar pun bakal dianterin kalo mbak yang minta. Kalo aku--"
"Laras itu asdos mas Nay. Jadi wajar kalau--"
"Alasan itu lagi. Naya udah--"
"Dim makan malem disini ya. Tante udah masak banyak nih. Sayang kalau nggak kemakan"
"Iya tan. Makasih"
Suara mama memotong obrolan ku dan mas Dimas. Aku menatapnya sekilas lalu berlalu dihadapannya. Udah males aku bicara sama dia. Udah hilang mood ku!
"Loh Nay mau kemana?"
Mama bertanya ketika aku melengos melewati meja makan. Aku malah membuka lemari pendingin "Puding ku mana ma?"
"Ooh ya ampun mama lupa sayang. Habis makan ini deh mama buatin ya?"
"Nggak usah deh Ma"
"Kenapa? Mama udah beli bahan-bahan nya kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU TETANGGA (END)
Roman d'amourWiting Tresno Jalaran Soko Kulino. Bagi Kanaya Adijaya, pepatah Jawa yang satu itu masih menjadi tanda tanya besar pada hatinya. Witing = Permulaan Tresno = Cinta Jalaran = Karena Soko = Dari Kulino = Terbiasa Pepatah yang artinya "Cinta tumbuh k...