11. SAKIT

2.9K 297 6
                                    

JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA
HAPPY READING 💙💙
.
.
.
.

Sudah lebih dari 3 Minggu. Dan kini aku benar-benar Gatot. Alias galau total. Bagaimana nggak galau, kalau mas Dimas janjinya pergi cuma 2 Minggu ini malah lebih dari waktunya. Malah dia nggak hubungi aku sama sekali. Manis diawal doang.

Aku jadi males ngapa-ngapain. Males makan, males mandi, pokoknya males semuanya. Sampai-sampai aku harus rela dengerin omelannya mama setiap jam gara-gara aku yang males melakukan perintahnya.

"Mandi dong Nay! Kamu tuh jorok banget sih. Dari pagi ya kamu nggak mandi dan ini udah sore!"

"Ntar ma"

"Ntar sampai kapan. Dari tadi yang keluar dari mulut mu itu ya 'ntar, ntar, ntar' doang! Kamu mau mama yang mandiin"

"Iya janji. Habis ini Naya mandi"

"Kamu itu kebiasaan banget sih kalau Minggu gini. Suka banget bikin mama ngomel"

"Yang suka ngomel kan mama"

"Ya gara-gara kamu!!"

"Udah ah. Jangan ngomel mulu ntar tambah keriput"

"Mama sama Ayah mau pergi sebentar. Kalau sampai mama pulang kamu belum mandi, mama ulek kamu!"

Aku meringis pelan lalu menatap mama yang berjalan pelan keluar rumah dengan ayah yang sudah di halaman depan. Aku mengekor dibelakangnya. Mengantar mama hingga keluar pagar. Sebenarnya hanya alasanku saja mengantar mama. Nyatanya kini mataku bergerak liar ke rumah sebelah.

Nafasku berhembus kencang ketika yang kudapati hanya pintu rumah yang tertutup rapat. Kapan sih sebenarnya orang tua itu pulang? Aku tuh rindu berat!

"Sayang kok disini?"

Kepalaku memutar. Tersenyum kecil saat mendapati bunda Airin, ibu mas Dimas itu tengah membawa beberapa kantong plastik ditangannya. Sepertinya beliau habis dari pasar.

"Bunda? Habis dari pasar ya?"

"Iya. Kamu ngapain kayak maling celingukan disini?"

"Hehehe nggak apa-apa kok Bund"

"Masuk yuk! Bunda lagi mau buat bubur tapi nggak begitu bisa"

"Mau Nay bantuin?"

"Waduh boleh banget dong"

"Yaudah sini Nay bantuin bawa belanjaannya"

"Makasih ya"

"Kembali kasih"

Tanganku yang bebas tadi kini sudah beralih membawa beberapa kantong plastik milik bunda. Aku mengekor dibelakangnya ketika beliau sibuk membuka pintu rumah.

"Ayo masuk! Tapi rumah masih berantakan banget Nay"

"Nggak apa-apa Bun. Emangnya mbak Surti kemana?" Aku menatap beberapa bungkus Snack dan kaleng minuman yang tergeletak begitu saja ketika melintasi ruang tamu. Bahkan 3 gelas kopi juga masih di atas meja.

"Lagi pulang kampung. Anaknya sakit"

Kepalaku mengangguk. Pantes aja 2 hari kemarin aku nggak lihat asisten rumah tangga bunda yang terkenal ratu gosip di kompleks ini.

"Jadi bunda sendirian? Mas Damar sama om Rian juga nggak kelihatan. Ini kan minggu"

"Damar sama Ayahnya lagi beli keperluan buat dekorasi taman belakang"

"Waah taman baru nih"

"Iya dong"

"Nay boleh lah numpang tanem ubi ya Bun hihihihi"

I LOVE YOU TETANGGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang