Kaluna tidak menyangka jika kesalahpahaman yang ia buat membawanya kepada kehidupan pernikahan di usia remaja. Hidup bersama dengan Affandra Prawara -ketua geng AGNOR yang ditakuti seantero sekolah- bukanlah perkara yang mudah.
Hubungan mereka baga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Setelah Andra dan Kaluna kembali memasuki rumah, kemudian mereka semua menuju ruang makan yang memang sebelumnya sudah dipersiapkan Ibu dan Mbok Surti. Kedua orangtua Andra duduk saling bersebelahan, Andra dan Kaluna pun sialnya duduk bersebelahan, dan kedua orangtua Kaluna duduk saling berhadapan masing-masing berada di ujung meja makan sebagai sang pemilik rumah.
Makanan yang disajikan juga hanya makanan rumahan sederhana namun memang terlihat rame dan mewah. Bukan seperti suasana meja makan layaknya malam-malam biasa, mala mini walaupun sederhana namun special.
Kaluna menyapu makanan yang ada di meja makan mereka dengan kedua matanya.
Buset, ini Rumah Makan siapa yang di pindahin kesini? Rame bener kek orang hajatan.
"Yaampuunn Put, ini enak banget lalapannya banyak," seru Bunda dengan excited melihat banyak warna hijau di nampan yang ternyata dipenuhi oleh berbagai macam lalapan. Mata Bunda seakan bersinar ketika melihat hijau-hijauan berada diatas meja makan, udah berasa ngeliat harta karun.
"Hehe, maaf yaa Mbak. Cuman disajiin makanan rumahan seperti ini, soalnya enggak keburu beli diluar jadi yang ada aja saya olah," balas Ibu yang memanggil Bunda dengan sebutan yang lebih santai. Bunda memang lebih tua dibandingkan oleh Ibu, jadi Ibu lebih memilih untuk menyebutnya dengan 'Mbak' sebagai panggilan untuk orang yang lebih tua.
Bunda menggerakkan telapak tangannya kekanan dan kiri secara cepat, "Ehh ... enggak, enggak. Ini mah makanan kesukaan saya bangeettttt .. Soalnya dirumah jarang banget masak sayuran, apalagi lalapan," ucapnya.