Bab 38 : Peringatan Kedua

269 42 10
                                    

Mata bulat Kaluna membeku mendengar pertanyaan Andra barusan, "Hah? cowok siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata bulat Kaluna membeku mendengar pertanyaan Andra barusan, "Hah? cowok siapa?"

Wajah suram Andra membuat nafsu makan Kaluna seketika luntur, ia tidak pernah melihat wajah keras cowok dihadapannya ini sebelumnya.

"Lo ketemu Sadam?"

Helaan nafas terdengar dari Kaluna, "Apaan sih? Sadam? Sadam, siapa? Kenal aja enggak," aku gadis itu dengan jujur. Dia balas menatap Andra dengan tatapan herannya, meraih gelas tinggi berisian air putih lalu ia tenggak setengahnya. Karena gadis itu tadi masih mengunyah makanan, daripada dia tersedak karena emosi lalu 'lewat', mendingan menyelesaikan dulu proses pencernaan yang sedang ia lakukan.

Melihat perilaku Kaluna yang santai, sementara degup jantung Andra semakin cepat membuat tingkat emosinya menuju next level. Cowok itu mendekatkan wajahnya hingga kedua ujung hidung mereka hampir bersentuhan, dan dengan mata elangnya ia berkata "Jangan pernah berurusan dengan cowok manapun, kecuali temen-temen gue!"

Setelah mengatakan itu, Andra berdiri dan pergi meninggalkan Kaluna yang masih kebingungan atas sikap tiba-tibanya itu.

BRAKKK!!

Pintu apartemen tertutup dengan keras, bahkan Kaluna sempat berjengit. Menatap pintu apartemen dan makanan dihadapannya secara bergantian.

"Iiih, tuh cowok kenapa sih?" herannya "Apa jangan-jangan punya penyakit ... sshh, apa tuh namanya ... lupa lagi," bingungnya.

Buru-buru ia ambil ponselnya lalu mengetikkan sesuatu di kolom search, "Ooohh .. Bipolar," ujarnya sambil masih membaca-baca artikel yang ada di ponselnya.

"Ck, bodolah. Pokoknya gue laper," ditaruhnya kembali ponsel tersebut disamping makanan yang sudah susah payah Andra buat namun cowok itu tinggalkan entah kemana dan kenapa.

Kaluna meneruskan makannya dan mengabaikan drama yang Andra buat malam ini. Biarkan saja cowok itu pergi, nanti juga pulang sendiri. Syukur-syukur enggak pulang, dia bisa sendirian di apartemen tanpa ada yang ganggu. Milik sendiri. Enak dan nyaman.

***

Sorot mata tajam itu Kaluna tujukan kepada seseorang yang sedang melewati kelasnya. Kaluna yang duduk didekat jendela kelas, jelas bisa melihat lalu-lalang yang terjadi diluar kelas. Seperti saat ini, jam pelajaran Akuntansi sedang berlangsung dan Pak Yoni sedang ada keperluan di ruang guru. Jadilah mereka mengerjakan tugas secara mandiri. Namun, sekelibet bayangan lewat dan refleks Kaluna menoleh, menemukan orang tersebut berjalan santai bersama temannya.

"Astagfirullah!" gadis itu terkejut, ketika muncul wajah Dhara yang hanya berjarak lima jengkal saja.

Dhara menjauhkan wajahnya dengan ketus, "Dih! Biasa aja dong lo, berasa ngeliat setan apa gimana?"

"Iya!"

Kembali Dhara menatap Kaluna dan mengikuti arah pandangannya, "Yailaahh, diliatin mulu! Bucin banget lo yaa. Kangen apa gimana buk?" ledek gadis itu lagi.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang