Hallo, welcome back !!!
Hari ini kita update Bonus buat Kaluna Part 2.
Jadi di bonus cerita ini adalah scene dimana si Kaluna ditinggal kabur Andra dijalanan.
Niat ngejemput tapi malah ngajak ribut.
Sooooo, enggak pake lama. Mari kita baca!
"Bu, kita berangkat dulu ya. Assalamualaikum!" pamit Kaluna dan Andra ketika Kaluna sudah siap di posisi boncengan.
Mereka menelusuri basahnya aspal akibat hujan, melawan angin yang masih terhembus sisaan embun pagi. Keluar dari kompleks perumahan Kaluna dan bergabung dengan pengendara lainnya yang juga memadati jalanan di pagi hari itu.
Kaluna masih menjaga jarak, tangannya sedikit kebingungan mencari tempat untuk perpegangan "Ini gue pegangan kemana sih? Kok di belakang jok enggak ada, biasanya ada," keluh Kaluna.
Motor Andra sejenak berhenti, saat mereka bertemu dengan lampu merah. Kaluna yang masih kebingungan untuk mencari pegangan di motor seketika itu juga terkejut saat tiba-tiba saja Andra menarik kedua tangannya dan meletakkannya di perut Andra.
"Motor kayak gini, pegangannya mah special. Nih kayak gini," ujarnya seraya menepuk telapak tangan Kaluna yang kini melingkari pinggangnya. Hal itu membuat tubuh Kaluna terjungkal ke depan, memeluk Andra dari belakang.
PLAAKK!!
Kaluna memukul helm Andra dari belakang, "Gausah mencari kemesuman dalam kesusahan orang lain ya!!" omelnya "Gue kalau tadi enggak ada Ibu, enggak sudi berangkat bareng lo! Mending gue naek angkot!" lanjutnya lagi.
"Beneran nih?" tanya Andra saat mereka sudah melaju lagi.
"Iyalah, sorry ya! Enggak sudi gue deket-deket sama lo, pasti ada aja sialnya!" balas Luna.
"Jadi mau berangkat naek angkot aja?" tanya Andra lagi.
"Iyalah, mendingan gue naek angkot. Walaupun bayar yang penting bukan sama lo! Gausah kegeeran deh ya, gue mau naik juga karena daritadi Ibu melototin, kalau Ibu enggak ada juga gue bakalan naek kendaraan lain," rewelnya lagi, udah kayak emak-emak ngerewelin harga sembako.
Andra tersenyum sinis dibalik helmnya, ia mengangguk mendengarkan ocehan Kaluna. Dan melirik jam di pergelangan tangan kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit, dan pandanganya kini kembali mengarah ke area jalanan didepannya.
Hiruk pikuk kendaraan menjadi pemandangannya, banyak motor dan mobil yang terjebak mengalami sedikit kemacetan dikarenakan salah satu bagian jalanan sedang dalam proses perbaikan saluran.
Andra menepikan motornya tepat di depan halte, yang membuat Kaluna terheran.
"Kok berhenti?" herannya sambil celingak celinguk, karena ini masih jauh dari area sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALUNA
Teen FictionKaluna tidak menyangka jika kesalahpahaman yang ia buat membawanya kepada kehidupan pernikahan di usia remaja. Hidup bersama dengan Affandra Prawara -ketua geng AGNOR yang ditakuti seantero sekolah- bukanlah perkara yang mudah. Hubungan mereka baga...