Bab 16 : Keputusan

658 75 8
                                    

Pertunangan kita akan tetap berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertunangan kita akan tetap berlangsung

Kalimat itu terus terngiang dibenak Kaluna, kalimat yang keluar dari mulut Andra tadi pagi. Gadis itu sedang duduk bersila diatas tempat tidur sambil memutar-mutar ponselnya. Sementara di pikirannya masih dipenuhi oleh ucapan Andra.

"Bisa-bisanya pertunangan tetep dilakuin, padahal kan udah jelas kalau kita enggak ciuman di sekolah. Gimana sih!" kesalnya.

TTIINNNN ... TIINNNN ...

Suara klakson mobil terdengar dari arah bawah, menandakan Ibu dan Bapa sudah tiba dirumah. Moment inilah yang sedaritadi Kaluna tunggu. Dia sibuk dengan pikiran sendiri sambil menunggu Ibu dan Bapa pulang ke rumah. Tanpa membuang waktu lagi, Kaluna langsung berlari keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.

"Assalamualaikum,"

"IBUUUU!!" sambut Kaluna dengan teriakan.

"Astagfirullah, Kaluna ... kenapa sih?" herannya saat melihat anak semata wayangnya itu tiba-tiba sudah berdiri menyambutnya di depan pintu rumah. Namun, bukan ucapan menjawab salam. Kaluna malah memanggil dirinya dengan intonasi yang tinggi.

"Jawab salam itu wajib Kaluna," tegur Bapa.

"Iya maaf, walaikumsalam," lirihnya.

Kaluna menatap kedua orangtua nya lalu menarik lengan Ibu tanpa sabar.

"Bu, sini deh! Ada yang harus Kaluna sampaikan sama Ibu." Gadis itu menarik Ibu untuk duduk di sofa ruang tv, sementara Bapa hanya mengekor kedua perempuan itu dengan menggelengkan kepalanya.

"Sama Bapa enggak?" tanya Bapa penasaran.

Kaluna menoleh kebelakang, "Iya, sama Ibu dan Bapa."

"Kok cuman Ibu doang yang ditarik, Bapa enggak?" Bapa memasang wajah cemburu kepada anaknya itu.

"Yailah Pak, udah tua masih aja cemburu," ledek Ibu.

Akhirnya keluarga kecil itu sudah duduk di sofa ruang tv, Kaluna duduk menghadap kedua orangtua nya.

"Ada apa?" tanya Bapa.

Kaluna berdeham terlebih dahulu, "Ibu dan Bapa tadi sudah diberitahukan sama Bapak Kepala Sekolah tentang hasil investigasi terkait video CCTV Kaluna dan Andra?"

Keduanya mengangguk kompak.

"Nah!" gadis itu menangkupkan kedua tangannya "Berarti kita berdua kan enggak bersalah. Kita enggak ngelakuin itu. Yang artinya kita berdua enggak harus bertunangan kan? Pertunangan bisa dibatalkan, kan?" ucapnya penuh harap.

Mendengar ucapan anaknya tersebut, justru membuat Ibu dan Bapa saling menatap dan menampilkan raut wajah yang tidak mengenakkan.

Sementara, Kaluna yang melihat kedua orangtuanya hanya terdiam sambil bertatapan jadi punya perasaan yang enggak enak.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang