Bab 43 : Hansaplast

375 44 11
                                    

Gossip di sekolah masih bertemakan Andra yang kepergok jalan ke supermarket, padahal kejadian itu sudah berlalu beberapa hari belakangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gossip di sekolah masih bertemakan Andra yang kepergok jalan ke supermarket, padahal kejadian itu sudah berlalu beberapa hari belakangan. Entah mengapa, Kaluna masih belum paham dan mungkin tidak perduli juga sebenarnya yang akhirnya membuat dirinya suka mengheran sendiri. Kenapa efek suaminya terlalu besar seperti itu. Hanya keciduk belanja doang padahal, kek abis keciduk korupsi aja. Lagian kan Andra cuman siswa SMA biasa, ya bonusnya ganteng ... ditambah kaya ... jago segala bidang olahraga ... termasuk olahraga tawuran dan berantem juga nomor satu.

Sayup-sayup Kaluna masih mendengar gossip itu menemaninya berjalan di lorong sekolah menuju ruang guru ketika ia berpapasan dengan beberapa murid yang melewatinya berjalan, dirinya diminta tolong Sandi untuk membantu ketua kelas itu membawa buku-buku latihan ke ruang guru. Sandi sendiri sudah terlebih dulu ke ruang guru dan saat ini masih berada disana, Kaluna menyusul setelah menunggu beberapa temannya yang baru saja selesai mengerjakan tugas.

Netra matanya jelas menatap sosok yang kini baru saja muncul dari arah lapangan, pemeran utama yang selalu menjadi topik gossip di sekolah mereka. Andra berjalan berlawanan dengannya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abu-abu itu dan mendengarkan apapun yang sedang Tama ucapkan kepadanya. Sesekali kepalanya mengangguk.

"Ehem .. " Kaluna berusaha untuk terlihat santai dan cuek sementara jarak keduanya semakin menipis. Bohong kalau di lorong yang memang hanya tersisa mereka bertiga, dia tidak menyadari kehadiran Kaluna. Kaluna saja sekali berkedip sudah notice adanya Andra.

Secara tidak sadar, Kaluna menguatkan cengkramannya pada tumpukan buku yang sedang ia bawa dan bertumpuk hingga menyentuh dadanya itu. Sengaja melirik Andra dari sudut matanya, yang kini sudah berselisihan jalan.

Tama meliriknya, lalu tersenyum simpul. Sementara, Andra?

BRUUUKKK!!!

"AWWW!!" suara mengaduh keluar dari bibir Kaluna ketika fokusnya hilang dan menabrak pinggir lemari piala yang berada di sisi kiri lorong sekolahnya.

Tumpukan buku-buku berceceran di lantai, sementara tangan Kaluna mengelus-ngelus jidatnya yang menjadi korban kelalaiannya itu.

Teriakan Kaluna sontak membuat Tama menghentikan langkahnya, lalu menoleh kaget ke belakang. Namun hal itu tidak berlaku untuk Andra, cowok itu tidak menghentikan langkahnya dan mantap berjalan seolah-olah tidak mengetahui jika sahabatnya itu sudah tidak ada disisinya lagi karena berhenti.

"Gue duluan!" itu ucapan Andra ketika Tama menoleh kearah Kaluna dan baru satu langkah berjalan menghampiri Kaluna untuk membantu gadis itu memunguti buku-bukunya yang jatuh.

Mendengar ucapan itu, langkah Tama kembali terhenti dan kini menoleh heran kepada punggung lebar sahabatnya itu yang semakin menjauh. Bingung dengan situasi yang ada, tapi karena Tama adalah satu-satunya member AGNOR yang waras dan normal, jadi dia kembali melangkahkan kakinya membantu Kaluna.

Cowok itu ikut merendahkan dirinya, berjongkok di dekat istri dari sahabatnya itu.

"Ehem ... gue bantuin, Lun" ujar Tama dengan tangan yang bergerak cepat ikut memungui buku-buku yang berserakan.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang