Bab 37 : My Private Chef

380 61 12
                                    

"Hhhmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hhhmmm ... "

Jari telunjuk hingga jari kelingking digunakan untuk menyanggah ponsel hitamnya, dan jari jempol memiliki tugas scrolling layar ponsel yang sedaritadi membuatnya berkomat-kamit tanpa henti.

"Pasti si ceweknya nih yang selingkuh,"  @JaneAddict

"Ck, sialan! Gausah selingkuh, selingkuhan deh! Gue langsung cari ganti yang lebih worth it!"

Scroll lagi.

"Wkwkwk .. udah gue ramal, pasti mereka enggak akan langgeng! Tuh cewek cuman dijadiin mainan sama Andra," @LingLingLuve

"Eh, abu obat nyamuk bakar!! Lo sekolah biar belajar ilmu pengetahuan, bukan ilmu hitam. Segala ngeramal, Mama LingLung lo?"

Scroll lagi.

"Cewek enggak bersyukur mana nih, yang bisa-bisanya selingkuhin Andra?" @AkuIcha

"Bersyukur? Gue? Kebalik, Mbak!! Andra yang harusnya bersyukur karena dapetin gue! Udahan mana gue cantik, imut, pinter, masih ting-ting lagi!"

Kaluna masih saja menyentuh layar ponselnya untuk membacakan komentar-komentar yang orang lain tuliskan pada informasi yang menyatakan bahwa ia dan Andra telah putus, dan putusnya kedua manusia tersebut disebabkan oleh sang wanita yang diperkirakan selingkuh.

Setiap komentar yang dirinya bacakan, akan langsung mendapat komentar lagi dari dirinya. Ia komentarin balik atas apa yang mereka tuliskan. Mereka menghujat dirinya? Maka akan ia hujat balik. Mereka menghina dirinya? Maka akan ia hina balik. Yaa ... walaupun semua itu ia lakukan dibelakang mereka.

Bersantai di sofa depan televisi, sambil memantau gossip yang bersebaran diluar sana. Ditemani bisingnya suara televisi yang bahkan tidak Kaluna lirik sedetikpun, karena tatapan dan fokusnya hanya pada layar ponsel, bukan pada layar televisi yang kini tengah menampilkan sebuah pertandingan bola.

Kakinya ia selonjorkan dengan ujung tumit bertumpu pada sebuah bantal sofa coklat yang senada dengan warna sofa, sedangkan punggungnya sudah nyaman bersandar pada ujung sofa lainnya dengan bantal sofa cream sebagai penyanggah kepala.

Tidak henti-hentinya ia memantau sosial media, hingga suara pintu apartemen yang terbuka dan satu sosok pria dengan hoodie warna hitam dan celana abu-abu datang dengan wajah yang terheran karena mendengar makian, kata-kata kasar dari gadis yang kini menjadi istrinya itu.

"ELO TUH YANG CEWEK KEGATELAN!! MANDI SONO LO, DI KAWAH IJEN SEKALIAN!!"

"JADI PERAWAN TUA?? HELLOOOWW, GUE UDAH NIKAH YAAA!! SUMPAH LO ENGGAK BERLAKU BUAT GUEEE!!"

Andra terhenti sejenak didepan pintu, sempat berpikir apakah ia tetap melanjutkan masuk ke dalam atau harus puter balik dan pergi menemui Ibu mertuanya. Menanyakan, barang kali istrinya ini kelupaan dibawakan obat. Atau barang kali ada hari-hari tertentu yang membuat isrtinya ini macem orang kesurupan seperti sekarang.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang