Bab 26 : Someone special? Who?

478 73 21
                                    

Bel pulang sudah berbunyi diiringi dengan sorakan gembira dari beberapa kelas, seperti biasa bel di sekolahan adalah suara yang paling ditunggu oleh seluruh siswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sudah berbunyi diiringi dengan sorakan gembira dari beberapa kelas, seperti biasa bel di sekolahan adalah suara yang paling ditunggu oleh seluruh siswa. Bel istirahat apalagi bel pulag, pengennya malah abis bel masuk langsung bel pulang. Iya kan?

Kalau urusan keluar kelas itu yang paling utama dan gercep! Buru-buru langsung pada keluar setelah bel pulang berbunyi, padahal mah setelah bel pulang juga banyak yang lebih memilih tetap di sekolah dengan segala macam kegiatan baik yang berfaedah maupun yang enggak berfaedah.

Yang berfaedah misalnya, pulang sekolah melanjutkan kegiatan eskul atau kegiatan pembelajaran tambahan, latihan menjadi petugas upacara atau bisa juga mengerjakan tugas kelompok. Yang tidak berfaedah misalnya, pulang sekolah malah kembali nongkrong di kantin, di taman, bermain bola, nongkrong enggak jelas di lorong sekolah.

Namun tidak semuanya, ada juga siswa yang memang memilih untuk langsung pulang sekolah. Seperti Dhara dan Gendhis. Dhara berdiri dengan kesabaran yang menipis di depan kolam ikan sekolah. Gadis itu dengan gelisah menunggu Gendhis untuk keluar kelas.

"Buset, lama amat lo keluarnya," protes Dhara ketika gadis itu melihat Gendhis diantara siswa lainnya yang keluar dari pintu utama.

"Lo aja yang kecepetan, jangan-jangan belom bel udah pada keluar," sahut Gendis membela.

"Cih! Enak aja, itu namanya tepat waktu kali," cibir Dhara "Lagian anak IPA, ngapain sih lama-lama di kelas. Betah amat, sekalian aja pada nginep."

Gendhis tertawa dan memukul pelan lengan Dhara, "Eh? Kok sendiri?" heran dia "Mana Kaluna?"

Dhara menunjuk kearah gerbang sekolah yang sedang dipenuhi oleh siswa keluar beserta kendaraan mereka, "Udeh cabut."

"Kemana?"

"Nyusulin pangerannya, yang hari ini enggak masuk," jawab Dhara sekenanya "Udah yuk balik, gue nebeng lo ya! Enggak bawa motor hari ini," jelasnya lagi.

"Yeeu, pantesan lo sabar nungguin gue! Ternyata ada udang dibalik bakwan!" sindir Gendhis.

"Enak dong!!" sahut Dhara.

***

PLAK!!

"Aduuh!!" Ozzi mengeluh ketika Kaluna memukul kepalanya yang dilapiskan helm itu, "Apaan sih, Lun! Bahaya tau, kalau tiba-tiba gue hilang ingatan gimana? Atau malah sampainya ke neraka!" oceh cowok itu.

"Iya, sampai ke neraka karena lo ngebut!!" protes penumpang Ozzi.

Keduanya saat ini sedang berada di jalanan menuju arah rumah Andra, Kaluna memaksa Ozzi untuk segera membawanya ke rumah biang keladi permasalahan hidup dia.

"Yaudah gue pelanin," cowok itu menyerah.

PLAK!

"Aduh!" keluh cowok itu untuk kedua kalinya "Apaan lagi sih KALUNAAAAA," rengek Ozzi sembari melihat kearah spion motor.

KALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang